" Status YM ""
ukm indonesia sukses: Transaksi Online Dongkrak Permintaan Bubble Wrap

Transaksi Online Dongkrak Permintaan Bubble Wrap

05/10/2011
Transaksi Online Dongkrak Permintaan Bubble Wrap


Ragil Nugroho Permintaan bubble wrap, kemasan plastik dengan gelembung udara, terus meningkat dari tahun ke tahun, menyusul pertumbuhan bisnis ritel di negeri ini. Selain produsen elektronik dan barang pecah belah, transaksi online pun ikut mendorong permintaan bubble wrap, karena penjual ingin menjamin kualitas barang hingga di tangan konsumen.

PERTUMBITUN pejualan k ritel mendongkrak milusin kemasan. Salah smi uliva, bubble wmp, lembaran plastO mung udara yang berfungsi sebagai kemasan sekaligus pelindung produk elektronik, pecah belah atau produk yang berisiko ulak lainnya.

Tingginya kebutuhan plastik pelindung ini mendorong kenaikan omzet produsen bubble ir rap. Tengok saja, kenaikan omzetireang Plastics, produsen bubble wrap pada tahun ini naik 2(1% dibanding tahun lalu. "Permintaan pembungkus ini selalu naik dari tahunke tahun," ujar Darmono Setiawan, Pemilik Soreang Plastics di Surabaya.

Pria 4n tahun ini sudah menggeluti usaha pembuatan bubble wrap sejak 10 tahun lalu. Darmono pun mengklaim, meski buatan lokal, produknya tak kalah dengan produk impor. I lengan menggunakan balian plastik polistimi. Darmono menjual produknya dengan harga Rp 5.000 per lembar, dengan ukuran 126x50 cm? Dalam sebulan, Soreang Plastics bisa merengkuh omzet hingga Rp L00 juta

Klien Darmono pun cukup beragam, mulai dari agen elektronik, tas hingga per iahaan garmen. "Prospek usaha pembuatan bubble a rap ini memang cukup menjanjikan, mengingat banyak industri yang membutuhkan jenis pembungkus ini," ujar Darmono yang kini mempekerjakan sepuluh karyawan.

I hui Bonanta, produsen bubble wrap asal Cileungsi, Jawa Barat, sepakat dengan Seiiawan. Hari mengatakan, permintaan pembungkus plastik ini tak pernah surut. Ia yakin, ke depan, prospek usaha ini tetap menarik, mengingat hingga saat ini konsep bubble wrap masih merupakan pembungkus yang paling efektif. "Kecuali nanti sudah ditemukan konsep baru. Itu lain lagi ceritanya," luturnya.

Si tiap bulan, Hari bisa mengirim lebih 11.000 lembar plastik gelembung denganmerek Apollo ini ke kliennya di Jabodetabek dan Jawa Tengah. Hari menjual selembar bubble wap ukuran 125 cm x 50 cm seharga Rp 7.500.

Alhasil, pemilik CV Meruya Lestari ini bisa meraup omzet hingga Rp 80 juta per bulan. "Dari pembuatan bubble wrap ini, saya bisa memperoleh margin keuntungan sekitar 25%," tegas Hari.

Baik Darmono maupun Hari hanya melayani pembelian partai besar. "Pembeli kami banyak dari perusahaan-perusahaan dengan skala menengah," tegas hari. I ntuk menarik banyak pelanggan, pengusaha bubble icrap ini juga berinovasi. Salah satu bentuk inovasi itu,

Permintaanbubble wrappada 2011 naik 20% dibandingtahun lalu.dengan menambah variasi warna untuk plastiknya "Jadi, tak hanya warna bening saja," ujar hari. Kini, Meruya Lestari juga menyediakan bubble wrap berwarna biru muda, merah muda, dan hijau muda Tak hanya penambahan warna saja, pria yang memiliki tujuh karyawan ini juga menawarkan bubble wrap dalam beberapa ukuran.

Hari bilang, klien bisa memesan ukuran bubblewrap sesuai ukuran produk yang akan dikemas. Tentu saja, harga bitbble wrap pesanan itu juga menyesuaikan," cetusnya. Pasalnya, menurut Hari, permintaan bubbU wrap makin tinggi seiring marak-ransaksj online. Pengusaha gerai ritel online yangdiakan beragam produk ini membutuhkan pembungkus atau pelindung yang aman untuk pengiriman barang.

Tentu saja, penjual tak ingin adanya pengembalian barang yang rusak atau cacat dengan menjaga kualitas barang hingga ke tempat tujuan," kata Hari. Selain itu, dalam dua tahun terakhir ini, Hari melihat, banyak konsumen Meruya Lestari yang berasal dari perusahaan-perusahaan yang memang bergerak sebagai agen pengiriman barang, khususnya barang-barang elektronik.

Sumber : Harian Kontan

Entri Populer