" Status YM ""
ukm indonesia sukses: Undangan Kipas yang Berfungsi Ganda

Undangan Kipas yang Berfungsi Ganda

06/09/2011
Undangan Kipas yang Berfungsi Ganda


Tren undangan pernikahan terus berubah dari waktu ke waktu. Saat ini undangan berbentuk kipas tengah diminati, terutama oleh masyarakat kota seperti Jakarta dan Bandung. Dua perajin undangan di Yogyakarta mengaku bisa mengantongi pesanan rata-rata 10 sampai 20 order per bulan hanya dari pembuatan undangan berbentuk kipas.

PERNIKAHAN menjadi bagian yang sangat penting dari kehidupan seseorang. Berbagai persyaratan dan pernak-pernik pernikahan pun harus disiapkan secara matang agar pesta bisa berlangsung iam;ir

Nah, agar calon tetamu tertarik untuk datang, perlu juga membuat undangan yang elegan. Tak hanya memberikan informasi kapan dan di mana resepsi pernikahan berlangsung, undangan pernikahan bisa semakin unik karena punya manfaat lain, seperti buat kipas-kipas cari angin.

Kini, banyak pilihan model undangan. Namun belakangan yang lagi ngetren adalah undangan berbentuk kipasitu. Menurut Bambang Setiawan, pemilik Pumpunk Craft asal Yogyakarta, dia bisa menerima order sekitar 10 sampai 20 pesanan undangan perkawinan berbentuk kipas tiap bulan. Jumlah pesanan tersebut paling tinggi dibanding bentuk-bentuk undang- j an yang lain seperti gulungan ataupun kertas biasa.

Denganmenerapkan minimal order sebanyak 350 kipas, Bambang membanderolm harga tiap undangan Rp 3.000 sampai Rp 4.500, tergantung model dan besarnya kipas undangan. Dengan order sebanyak itu, Bambang pun mampu meraih omzet dari pembuatan undangan kipas saja hingga Rp 31 juta per bulan.

Ia mengatakan, undangan berbentuk kipas lebih diminati karena nilai fungsinya lebih besar. "Selain unik, setelah acara bisa dimanfaatkan lagi," katanya. Menurutnya, undangan konvensional, sebagus dan semahal apapun lebih banyak berujung di tempat sampah.

Memulai usaha pembuatan suvenir dan cetak undangan sejak 2000 lalu, Bambang mengaku konsumen yang memesan undangan kipas juga tidak hanya datang dari Yogyakarta saja "Saya sudah pernah menerima pesanan dari Palembang, Medan, Lubuk Linggau, Lampung bahkan Aceh," ujar Bambang.

Pada 2009 lalu, diajuga Pesananundanganpernikahanmeningkat 20%setelah lebaran.menerima pesanan untuk undangan kipas dari seorang warga Singapura.Tak hanya Bambang yang membuat undangan kipas. Tumadi. warga Bantul, Yogyakarta juga memproduksi undangan berupa kipas lipat. Dengan menerapkan pesanan minimal 200 undangan, dia mempekerjakan sekitar 90 orang tenaga borongan di sekitar tempat tinggalnya

Tumadi mengaku, saban bulan menerima sebanyak 20 order pembuatan undangan kipas. "Jumlah pesanan lebih banyak setelah lebaran," katanya Ia menambahkan, bulan-bulan setelah Ramadan dianggap sebagai waktu yang baik untuk menggelar acara pernikahan. Banyak pasangan yang memilih untuk menikah setelah lebaran berlangsung. Saat itulah, kata Tumadi, permintaan undangan pernikahan bisa meningkat mencapai 20%.

Tumadi sepakat dengan Bambang, bahwa undangan kipas itu memiliki fungsiganda Selainberisi infor tentang pernikahan, setelah acara berlangsung pun bisa disimpan dan digunakan saat hari gerah. "Jadi bisa menjadi barang kenangan," ujar Tumadi. Jika Bambang menjual undangan kipas Rp 3.000 sampai Rp 4.500 per satuan, Tumadi menjual seharga Rp 2.500 sampai Rp 5.500, tergantung model dan besar kecilnya kipas.

Menurut Tumadi, undangan kipas ini digemari oleh pasangan di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Bandung, dan Semarang. Desain gambar juga bisa disesuaikan sesuai permintaan. "Desain bisa dikirim lewat email," kata Bambang.

Dengan pangsa pasar yang cukup luas, tren undangan pernikahan berbentuk kipas juga tak luput dari kendala i .al iai i baku. Tumadi mengatakan, jika pada dua bulan lalu harga kain satin untuk bahan baku kipas hanya sekitar Rp 7.500 per meter, saat ini harganya melomak hingga Rp 9.500 per meter.

Sedangkan kain blacu yang tadinya cuma seharga Rp 8.500 per meter, kini harganya sudah melonjak menjadi Rp 10.500 per meternya "Dengan kenaikan harga kita hanya bisa mengambil keuntungan 20%-25% saja," kata Tumadi. 

Sumber : Harian Kontan
Handoyo


Entri Populer