14/09/2011
Sukses Usai Jemput Pelanggan ke Stasiun
Persaingan pedagang batik yang kian sengit membuat Asiwa, pemilik Batik Jaya Abadi di Cirebon, Jawa Barat, harus kreatif dalam berjualan. Caranya, dengan menyediakan sarana jemput pelangggan di stasiun Cirebon. Cara ini terbukti efektif. Kini, Asiwa mampu menangguk omzet hingga Rp 100 juta per bulan.
Fransiska Firlana (Cirebon) BERFIKIR kreatif temyala penting dalam membangun usaha secara mandiri. Seperti yang dilakukan oleh Asiwa, pemilik perusahaan batik khas cirebon bernama Jaya Abadi di kota Cirebon, Jawa Barat.
Asiwa sejak tiga tahun lalu menggalang ide memasarkan aneka produk batik dengan cara yang relatif berbeda dari iwngusaha batik lainnya Ia memasarkan balik dengan sistem jemput bola ke konsumen.Caranya dengan memberikan layanan antar jemput konsumen secara gratis ke stasiun kereta api Cirebon. Tidak hanya jasa antar jemput ke stasiun saja yang ia berikan kepada konsumen. Asiwa terkadang menjamu konsumennya dengan makanan khas Cirebon seperti empal genlhong atau bothok.
Berkat layanan antar jemput ke stasiun itulah usaha jualan batik Asiwa berbuah manis. Banyak l-l;mggan senang belanja batik di tempat Asiwa karena merasa nyaman, aman, dan mudah. Alhasil, banyak pelanggan Asiwa rutin berkunjung ke toko milik Asiwa.
Sejatiriya, Asiwa sudah membuka toko balik sejak lima tahun yang lalu di kawasan Trusmi, Cirebon, selama dua tahun ia berjualan batik secara konvensional menunggu konsumen datang dan membeli.Kuka itu. di Trusmi baru ada lima pedagang batik. Namun, menurut cerita Asiwa, setelah dua tahun dia berjualan di situ, jumlah pedagang kian bertambah hingga berjumlah puluhan.
Bertambahnya jumlah pedagang batik itu tak lepas dari kian populamya batik cirebon belakangan ini. Maklum, ciri khas batik cirebon berbeda dengan batik solo maupun batik pekalongan.Salah satu motif terkenal batik cirebon adalah motif mega mendung yang memadukan warna-warna lembut dan warna cerah. Motif iiu banyak dicari konsumen dari luar daerah Cirebon.
Karena peminat batik cirebon kian banyak, para pedagang batik di Trusmi pun ikut menikmati hasilnya. Namun, dampaknya jumlah pedagang juga semakin banyak. "Jumlah pedagang makin menjamur," ungkap Asiwa
Akibat jumlah pedagang yang kian banyak, persaingan pun kian ketat. Berbagai cara dilakukan pedagang untuk menarik minat konsumen datang ke toko mereka. Demikian juga Asiwa yang meluncurkan ide jemput konsumen ke stasiun kereta api Cirebon.
Asiwa mengaku, layanan antar jemput konsumen ini terinspirasi layanan antar jemput yang dilakukan terhadap tamu-tamu hotel. "Kalau tamu hotel bisa dgemput tentu tamu saya bisa dijemput juga," terang Asiwa.
Asiwa memberikan layanan antar jemput gratis itu menggunakan minibus miliknya liitungan Asiwa,"Tamu hotel bisadijemput, tentutamu saya bisadijemput juga,"kata Asiwa.biaya antar jemput ini tidak terlalu besar. Masih bisa ditutup dengan keuntungan berjualan batik sebab lokasi toko dengan stasiun relatif terjangkau, termasuk dengan terminal. "Akses transportasinya cukup mudah, lapi kami butuh mendekatkan diri kepada konsumen," terang Asiwa
Layanan prima kepada konsumen itu ternyata mendapat respon yang baik dari pelanggan atau calon pelanggan Asiwa Bahkan ada konsumen secara sukarela menginformasikan layanan itu lewat media sosia] di internet. "Saya tidak promosi sendiri, tapi pelanggan yang niemproniosik;ui.terang Asiwa
Dengan layanan antar jemput itu tak hanya pembeb yang menjadi kenal Asi". .1 Nama Asiwa pun tenar di kalangan pedagang batik di luar Cirebon sehingga mereka imn kulakan batik di toko AsiwaNah, bagi calon pelanggan yang ingin berbelanja ke showroom Asiwa li Cirebon itu dan ingin dijemput di stasiun caranya cukup mudah. Pelanggan tinggal menghubungi Jaya Abadi dan kemudian membuat janji kedatangan. "Kalau jumlahnya sedikit, saya jemput pakai minibus kalau banyak saya jemput pakai Isuzu Elf yang mampu mengangkut penumpang lebih banyak," terang Asiwa, berpromosi.
Asiwa mengaku, berkat layanan antar jemput itulah penjualan bauknya menanjak drastis. Belakangan ini, dalam sebulan Asiwa bisa mengantongi omzet hingga Rp 100 juta per bulan.
Sumber : Harian Kontan