17/09/2011
Pelaku usaha perikanan Jabar dapat dana bergulir
BANDUNG Sebanyak 32 kelompok pengolah dan pedagang hasil perikanan di Provinsi Jawa Barat mendapat suntikan dana bergulir Rpl,6 miliar untuk pengembangan industri pengolahan dan meningkatkan pendapatan anggota.
Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan KKP Victor Nikijuluw mengatakan bantuan dana tidak bergulir itu bagian dari program Pengembangan Usaha Mma Pedesaan (PUMP) untuk wilayah Jawa Barat yang memiliki 32 kelompok a.l di Kabupaten Bandung Barat dan Bogor.
"Bantuan langsung masyarakat itu sudah dilakukan dalam dua tahap (untuk seluruh Indonesia], pertama sebanyak 80 kelompok dan tahap kedua 328 kelompok dengan nilai bantuan Rp50 juta per kelompok penerima," jelas
Victor di sela-sela Penyerahan Bantuan PUMP KKP, kemarin. Dia menuturkan total penerima bantuan sebanyak 408 kelompok pengolah yang tersebar di 53 kabupaten/kota. Pada pelaksanaan perdana ini pihaknya mendapat alokasi dana sebesar Rp800 miliar dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), dan sekitar 70% sudah teralokasikan.
"Setiap kelompok itu, minimal memiliki 10 anggota yang diseleksi oleh pemda setempat untuk mengetahui kelayakan sebagai penerima bantuan langsung. Kelompok tidak dipungut uang satu rupiah pun untuk kepentingan administrasi dan lain sebagainya," jelasnya.
Victor mengungkapkan kelompok penerima pada tahun depan akan ditambah menjadi 1.500 kelompok yang tersebar di 100 kabupaten/kota dengan anggaran sekitar Rpl triliun. Asumsinya 30% dari total anggaran KKP tahun depan akan dialokasikan untuk PUMP.Menurut dia, total pelaku usaha pengolahan ikan di Indonesia sebanyak 7,5 juta dan mayoritas berada di Pulau Jawa. Untuk peningkatan produksi, pemerintah telah melaksanakan program yang dinamai minapolitan.
"Program ini bukan untuk peningkatan produksi usaha, melainkan untuk menambah pendapatan yang diterima oleh kelompok pengolah hasil perikanan. Kebanyakan para pengolah ini tinggal di daerah pedalaman," paparnya.
Bantuan peralatan
Dia melanjutkan selain pemberian bantuan PUMP, pihaknya menyerahkan bantuan berupa tenda, pembangunan pabrik es, dan pasar benih ikan.Selama ini, lanjut Victor, konsumsi ikan oleh masyarakat Jawa Barat masih rendah sehing-ga perlu fasilitas tenda sebagai lapak usaha pasar ikan yang diharapkan dapat membantu mempercepat pencapaian target program Cemar Ikan yang ada di wilayah Jabar.
"Untuk pabrik es sendiri bertujuan meningkatakan kualitas bahan baku ikan baik yang akan langsung dikonsumsi masyarakat maupun yang akan menjadi bahan baku olahan di unit-unit pengolahan ikan," tambah Victor.
Sementara itu, Ade Sadikin, Anggota Kelompok Huripmuktil dari Desa Mandala Mukti Kabupaten Bandung Barat yang menerima bantuan, mengatakan pihaknya selama ini mengolah hasil perikanan berupa ikan tongkol, lele, dan nila menjadi kerupuk.
Menurut dia, dengan produksi yang tergolong kecil, yaitu hanya berkisar 20 kilogram hingga 30 kilo gram per bulan, pendapatan yang dia terima memang masih rendah."Kami juga terkendala pemasangan listrik di daerah kami saat proses produksi, semoga saja bantuan dari pemerintah ini bisa meningkatkan pendapatan dan pemasaran kami yang selama ini hanya di kisaran kabupaten," papar Ade.
Sektor perikanan menjadi salah satu andalan ekonomi di Jawa Barat, tetapi selama ini belum maksimal dari sisi pengolahan. Salah satu kendala pengembangan industri pengolahan perikanan di daerah itu adalah kekurangan dana untuk meningkatkan kapasitas sumber daya manusia dan penguatan teknologi pengolahan.
Untuk meningkatkan kemampuan pengolahan dan pemasaran, pelaku usaha di industri ini membentuk kelompok tani dan koperasi yang menjadi wadah untuk meningkatkan pengetahuan dan memperluas pemasaran. (K29)
BANDUNG Sebanyak 32 kelompok pengolah dan pedagang hasil perikanan di Provinsi Jawa Barat mendapat suntikan dana bergulir Rpl,6 miliar untuk pengembangan industri pengolahan dan meningkatkan pendapatan anggota.
Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan KKP Victor Nikijuluw mengatakan bantuan dana tidak bergulir itu bagian dari program Pengembangan Usaha Mma Pedesaan (PUMP) untuk wilayah Jawa Barat yang memiliki 32 kelompok a.l di Kabupaten Bandung Barat dan Bogor.
"Bantuan langsung masyarakat itu sudah dilakukan dalam dua tahap (untuk seluruh Indonesia], pertama sebanyak 80 kelompok dan tahap kedua 328 kelompok dengan nilai bantuan Rp50 juta per kelompok penerima," jelas
Victor di sela-sela Penyerahan Bantuan PUMP KKP, kemarin. Dia menuturkan total penerima bantuan sebanyak 408 kelompok pengolah yang tersebar di 53 kabupaten/kota. Pada pelaksanaan perdana ini pihaknya mendapat alokasi dana sebesar Rp800 miliar dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), dan sekitar 70% sudah teralokasikan.
"Setiap kelompok itu, minimal memiliki 10 anggota yang diseleksi oleh pemda setempat untuk mengetahui kelayakan sebagai penerima bantuan langsung. Kelompok tidak dipungut uang satu rupiah pun untuk kepentingan administrasi dan lain sebagainya," jelasnya.
Victor mengungkapkan kelompok penerima pada tahun depan akan ditambah menjadi 1.500 kelompok yang tersebar di 100 kabupaten/kota dengan anggaran sekitar Rpl triliun. Asumsinya 30% dari total anggaran KKP tahun depan akan dialokasikan untuk PUMP.Menurut dia, total pelaku usaha pengolahan ikan di Indonesia sebanyak 7,5 juta dan mayoritas berada di Pulau Jawa. Untuk peningkatan produksi, pemerintah telah melaksanakan program yang dinamai minapolitan.
"Program ini bukan untuk peningkatan produksi usaha, melainkan untuk menambah pendapatan yang diterima oleh kelompok pengolah hasil perikanan. Kebanyakan para pengolah ini tinggal di daerah pedalaman," paparnya.
Bantuan peralatan
Dia melanjutkan selain pemberian bantuan PUMP, pihaknya menyerahkan bantuan berupa tenda, pembangunan pabrik es, dan pasar benih ikan.Selama ini, lanjut Victor, konsumsi ikan oleh masyarakat Jawa Barat masih rendah sehing-ga perlu fasilitas tenda sebagai lapak usaha pasar ikan yang diharapkan dapat membantu mempercepat pencapaian target program Cemar Ikan yang ada di wilayah Jabar.
"Untuk pabrik es sendiri bertujuan meningkatakan kualitas bahan baku ikan baik yang akan langsung dikonsumsi masyarakat maupun yang akan menjadi bahan baku olahan di unit-unit pengolahan ikan," tambah Victor.
Sementara itu, Ade Sadikin, Anggota Kelompok Huripmuktil dari Desa Mandala Mukti Kabupaten Bandung Barat yang menerima bantuan, mengatakan pihaknya selama ini mengolah hasil perikanan berupa ikan tongkol, lele, dan nila menjadi kerupuk.
Menurut dia, dengan produksi yang tergolong kecil, yaitu hanya berkisar 20 kilogram hingga 30 kilo gram per bulan, pendapatan yang dia terima memang masih rendah."Kami juga terkendala pemasangan listrik di daerah kami saat proses produksi, semoga saja bantuan dari pemerintah ini bisa meningkatkan pendapatan dan pemasaran kami yang selama ini hanya di kisaran kabupaten," papar Ade.
Sektor perikanan menjadi salah satu andalan ekonomi di Jawa Barat, tetapi selama ini belum maksimal dari sisi pengolahan. Salah satu kendala pengembangan industri pengolahan perikanan di daerah itu adalah kekurangan dana untuk meningkatkan kapasitas sumber daya manusia dan penguatan teknologi pengolahan.
Untuk meningkatkan kemampuan pengolahan dan pemasaran, pelaku usaha di industri ini membentuk kelompok tani dan koperasi yang menjadi wadah untuk meningkatkan pengetahuan dan memperluas pemasaran. (K29)
Sumber : BISNIS INDONESIA