12/09/2011
Dulu Petani, Kini Dagang Mebel hingga Taiwan
Ketika berprofesi menjadi petani tak memberikan penghasilan yang
tetap, Suwardi pun beralih ke usaha mebel. Pilihan ini tidaklah sia-sia
karena si pengusaha mebel dari daerah Ngawi, Jawa Timur, tersebut
berhasil menginjakkan kaki hingga ke Taiwan.
"Usaha furnitur (mebel) lebih menguntungkan daripada pertanian," tutur Suwardi kepada Kompas.com di sela-sela pameran furnitur internasional yang diadakan di Jakarta Convention Center, Minggu (10/4/2011).
Usaha
mebelnya yang diberi nama Wuri Lestari memanfaatkan kayu-kayu bekas
yang diperoleh dari perajin kayu yang lain. Kayu-kayu bekas itu kemudian
dia olah menjadi bentuk-bentuk yang artistik atau dia menyebutnya
bentuk alam. "Desainnya saya yang buat," ujar Suwardi.
Usaha
mebelnya yang dimulai sejak tahun 1998 kini telah merambah pasar Asia
Timur, seperti Taiwan, Jepang, dan China. Namun, dari tiga negara itu,
pasar ke Taiwan lebih besar. "Ekspor mulai tahun 2002. Tapi gantian. Kadang-kadang ke Jepang. Terus, berhenti lagi. Setelah itu dapat lagi (negara lain)," tuturnya.
Adapun
pasar ke China baru dia jajaki belakangan ini. "Saya pameran ke
Schenzen, China, baru-baru ini (2010) karena diajak Dinas Provinsi
Jatim," tuturnya bangga.Mengenai kendala usaha, ia pun tidak
menampik bahwa modal menjadi kendala yang cukup besar. "Kendala pasti
ada, modal. Ya, kami lewat komersial saja," urainya seraya menjelaskan
bahwa ia tidak menggunakan jasa kredit.Saat ini, Suwardi pun
berhasil meraup omzet Rp 60 juta-Rp 100 juta per bulannya. Namun,
angka ini tergantung pasar. Ekspor pun tidak rutin setiap bulan atau
dilakukan dua bulan sekali.
Sumber : Harian Kontan