" Status YM ""
ukm indonesia sukses: Tetap Prospektif meski Terempas Pamor Kain Batik

Tetap Prospektif meski Terempas Pamor Kain Batik

09/08/2011
Kerajinan Sulam Tangan

Tetap Prospektif meski Terempas Pamor Kain Batik

Kain sulam tangan semakin kehilangan pamor seiring naiknya pamor kain batik. Walaupun pasarnya semakin menciut, namun prospek kain sulam terutama sulam usus masih bisa mendatangkan untung. Sayangnya, proses pengerjaan yang memakan waktu dan harga yang relatif mahal menjadi kendala pemasaran-kain sulam tangan.

SENI keiginan kain sulam kian sayup-sayup terdengar. Kerajinan yang inriiyandal-kan ketrampilan tangan ini semakin kehilangan pamor, kalah dibanding kain batik yang belakangan ini semakin berkibar.
Salfrida Nasution Ramadhan. Ketua Komunitasi.i Sulam mengatakan, kerajinan sulani sebenarnya mampu menunjang p I iranian masyarakat. "Namun sulam tangan tersendat karena urang lebih melirik kain batik." katanya Selain itu, peminat sulam tangan juga terbatas. Padahal, dengan proses pengerja-an yang full hand made ini membuat harga kain sulam tangan relatif lebih mahal.

Harga sebuah selendang sulam tangan bisa mencapai Rp 3 juta Harga yang mahal itu, menurut Salfrida, karena menyulam seperti melukis sehingga sulam itu bernilai seni tinggi.Seperti juga batik, tiap daerah di Indonesia memiliki ciri khas kain sulam masing-masing. Beberapa daerah yang terkenal dengan kain sulamnya adalah Kalimantan, Sumatra Barat, dan Gorontalo. "Dari 46 jenis sulaman di dunia. Indonesia memiliki jenis yang unik," katanya.

Salah seorang perajin kain sulam tangan asal Padang, Sumatra Barat adalah Rukbenny. Ia mengaku bisa menyelesaikan satu helai selendang dalam waktu satu bulan. "Membuatnya harus hati-hati dan selalu memper-haiikan jarak antar tusukan peniti," urai Rukbenny.

Ia menambahkan, berjualan selendang sulam tangan di Sumatera Barat relatif mudah namun di luar Sumatera Barat perlu kerja keras. "Pasar sulaman tangan sangat terbatas," ujarnya.

Nah, untuk menyiasati susahnya menjual selendang sulam itu, Rukebenny banyak mengikuti pameran kerajin-an. Di situlah ia menawarkan karyanya. Karena pasar di luar Sumatera Barat terbatas, dia mengaku hanya bisa menjual satu selendang sulam seharga Rp 3 juta per bulan. Termasuk juga dua lembar taplakmeja sulam tangan dengan harga Rp 1,5 juta per lembar.

Selain di Sumatera Barat, kain sulam juga terkenal di Lampung dengan nama sulam usus. Sulam usus menggunakan balian kain licin, seperti sutra atau satin.Namun berbeda dengan selendang sulam gaya Sumatera Barat, sulam usus temyata lebih diminati konsumen. Salah satu produsen sulam usus adalah Yusuf Masroh, pemilik butik

EUira di Lampung. Di butik itu, selain menjual beragam produk pakaian, Yusuf juga memuat kebaya dari sulam usus. "Sulam usus memiliki prospek bagus," katanya.

Prospek yang bagus dibuktikan dengan jumlah penjualan kebaya sulam usus yang mencapai 200 helai per bulan. Bahkan, saat ini Yusuf sudah melirik pasar luar negeri seperti Malaysia Singapura. Thailand, dan Amerika.

Dengan jumlah pesanan yang banyak, Yusuf membagi pesanan itu dengan seluruh komunitas sulam usus di Lampung. Dari penjualan kebaya sulam usus. Yusuf mengaku memperoleh omzet bulanan sedikitnya mencapai

Rp 180 juta dengan keuntungan Rp 45 juta Omzet setinggi itu lantaran Yusuf menjual kebaya sulam usus seharga Rp 900.000 hingga Rp 2,5 juta "Kebaya yang dihasilkan mampu mengikuti tien, sehingga diminati konsumen, katanya.niam ususjuga bisa dibentuk menjadi sarung bantal, tempat tissu, bed cover, penutup galon, hingga ratakan gelas. Walaupun pasarnya lebihluas, n.mum sulam usus juga tak lepas dari kendala, yakni waktu pengerjaan yang lama dan rumit. Semua masih menggunakan tangan. Mesin hanya digunakan imtuk membentuk usus saja," terang Yusuf Yusuf mengungkapkan, untuk menyelesaikan satu pesanan kebaya sulam usus, perajin membutuhkan waktu pengerjaan hingga satu bulan sampai sato setengah bulan lamanya


Sumber : Harian Kontan
Bambang Rakhmanto. Dea Chadiza

Entri Populer