""
16/03/2012
Solusi bisnis analitis tumbuh
JAKARTA International Data Corporation memproyeksikan pada tahun ini solusi bisnis analitis di Indonesia naik 9% dibandingkan dengan tahun lalu. Pengeluaran untuk solusi bisnis analitis di Asia Pasifik akan mencapai US$2,036 miliar. Di dalam negeri, alokasi anggaran untuk solusi ini akan naik 2% dibandingkan dengan 2011.
Associate Vice President International Data Corporation (IDC) Philip Charter mengatakan perusahaan-perusahaan di kawasan Asia Pasifik kian menyadari arti penting bisnis analitis. Perkembangan solusi ini merupakan integrasi dari sumber daya manusia, sistem pengolahan, dan data.
"Perusahaan yang mampu mengadopsi bisnis analitis dapat bersaing lebih efektif. Ini berkorelasi langsung dengan kematangan informasi mereka," katanya kemarin.Proyeksi ini dihasilkan selaras dengan perkembangan big data yang sudah tidak lagi terstruktur. Perusahaan memiliki kesempatan untuk memanfaatkan besarnya data dengan cara menyusun strategi manajemen informasi perusahaan.
Data IBM menunjukkan setiap hari dunia menciptakan data sebanyak 2,5 quin-tillion bytes. Angka ini setara dengan 90% data yang dihasilkan pada 2 tahun lalu. Data ini datang dari berbagai sumber, termasuk sensor yang digunakan untuk me- i ngumpulkan informasi iklim, posting di situs media sosial, gambar digital, dan sinyal global positioning system (GPS) ponsel.
Country Manager Software Group IBM Indonesia Nina K. Wirahadikusuma menjelaskan salah satu cara tradisional yang digunakan oleh perusahan untuk menganalisis big data, misalnya ketika peritel mengumpulkan data dickstream dari interaksi situs web dan dau transaksi loyalty card-drive.
Informasi ini digunakan para peritel untuk membuat analisis keranjang belanja guna memperbarui persediaan barang. "Namun, pemasok juga perlu data untuk keperluan analisis pembelian pelanggan," ujar Nina. Dengan volume data yang kian besar dari berbagai industri, pergeseran ke solusi bisnis analisis menjadi kian penting. Lewat solusi bisnis analitis yang mampu mengolah data, perusahaan dapat merespons kebutuhan pelanggan secara Iebih cepat dan akurat.
IBM memperkirakan pendapatan dari optimalisasi dan bisnis analitis secara global pada 2015 mencapai US$16 miliar. Pada 5 tahun terakhir IBM telah ber- investasi lebih dari US$14 miliar untuk mengambil alih perusahaan teknologi analitis. O2
JAKARTA International Data Corporation memproyeksikan pada tahun ini solusi bisnis analitis di Indonesia naik 9% dibandingkan dengan tahun lalu. Pengeluaran untuk solusi bisnis analitis di Asia Pasifik akan mencapai US$2,036 miliar. Di dalam negeri, alokasi anggaran untuk solusi ini akan naik 2% dibandingkan dengan 2011.
Associate Vice President International Data Corporation (IDC) Philip Charter mengatakan perusahaan-perusahaan di kawasan Asia Pasifik kian menyadari arti penting bisnis analitis. Perkembangan solusi ini merupakan integrasi dari sumber daya manusia, sistem pengolahan, dan data.
"Perusahaan yang mampu mengadopsi bisnis analitis dapat bersaing lebih efektif. Ini berkorelasi langsung dengan kematangan informasi mereka," katanya kemarin.Proyeksi ini dihasilkan selaras dengan perkembangan big data yang sudah tidak lagi terstruktur. Perusahaan memiliki kesempatan untuk memanfaatkan besarnya data dengan cara menyusun strategi manajemen informasi perusahaan.
Data IBM menunjukkan setiap hari dunia menciptakan data sebanyak 2,5 quin-tillion bytes. Angka ini setara dengan 90% data yang dihasilkan pada 2 tahun lalu. Data ini datang dari berbagai sumber, termasuk sensor yang digunakan untuk me- i ngumpulkan informasi iklim, posting di situs media sosial, gambar digital, dan sinyal global positioning system (GPS) ponsel.
Country Manager Software Group IBM Indonesia Nina K. Wirahadikusuma menjelaskan salah satu cara tradisional yang digunakan oleh perusahan untuk menganalisis big data, misalnya ketika peritel mengumpulkan data dickstream dari interaksi situs web dan dau transaksi loyalty card-drive.
Informasi ini digunakan para peritel untuk membuat analisis keranjang belanja guna memperbarui persediaan barang. "Namun, pemasok juga perlu data untuk keperluan analisis pembelian pelanggan," ujar Nina. Dengan volume data yang kian besar dari berbagai industri, pergeseran ke solusi bisnis analisis menjadi kian penting. Lewat solusi bisnis analitis yang mampu mengolah data, perusahaan dapat merespons kebutuhan pelanggan secara Iebih cepat dan akurat.
IBM memperkirakan pendapatan dari optimalisasi dan bisnis analitis secara global pada 2015 mencapai US$16 miliar. Pada 5 tahun terakhir IBM telah ber- investasi lebih dari US$14 miliar untuk mengambil alih perusahaan teknologi analitis. O2
Sumber :Bisnsi Indonesia
