" Status YM ""
ukm indonesia sukses: Eks Pengamen yang Sukses Membuka Bimbel

Eks Pengamen yang Sukses Membuka Bimbel

04/08/2011
Eks Pengamen yang Sukses Membuka Bimbel

Inspirasi Sisivadi (1)
Siswadi, pemilik Bimbingan Belajar Solusi, ternyata sudah hidup di jalanan sejak usia 8 tahun. Ia pernah mengamen di Semarang dan di terminal Pulo Gadung, Jakarta. Dari hasil mengamen, ia bisa menyelesaikan sekolah hingga SMU. Kini, ia sudah memiliki 45 cabang bimbel di Jabodetabek dengan omzet Rp 400 juta per bulan.


SALAH satu cita-cita setiap orang tua adalah memberikan pendidikan yang terbaik bagi buah hati mereka Karena itu, para orang tua rela merogoh kocek lebih dalam agar anaknya memperoleh pelajaran tambahan di luar sekolah lewat bimbingan belajar (bimbel). Siswadi melihat perilaku para orangtua itu sebagai peluang bisnis. Ia mendirikan usaha bimbingan belajar (bimbel) bernama Solusi di Matraman, Jakarta, pada tahun 2008 silam.

Saat ini, bimbel Solusi terus berkembang dan memiliki 46 cabang yang tersebar di wilayah Jabodetabek. Dari seluruh cabangnya tersebut, Siswadi mampu meraih omzet hingga Rp 400 juta per bulan.

Memiliki usaha bimhcl yang sukses belum membuat Siswadi puas. Keuntungan bisnis bimbel ia putar iS bisnis restoran. Kini. Siswadi sudah iium|niiiai tujuh restoran dengan laba bersih Kp 11 juta per bulan.

Namun, semua kesuksesan itu bukan jatuh (lari langit. Bisnis bimbel dan restoran Sisu adi juga bukan bisnis warisan, lo. Laki-laki kelahiran Purwodadi. Jawa Tengah, ini membutuhkan waktu panjang untuk membangun bisnis bimbel dan restoran.Siswadi lahir dan liesar dari keluarga yang serba kekurangan Tapi. Siswadi yang ditinggal im-rm begitu saja oleh ayahnya pad lima tahun itu memiliki semangat rw-sar untukmengubah nasib.

Sewaktu duduk di kelas [II SD, Siswadi sempat berusaha mencari ayahnya ke Semarang. Karena tidak punya kerabat, Siswadi terlantar dan menjadi pengamen untuk mendapatkan sesuap nasi di kota itu.Sembari mengamen, Sisw adi tetap mencari kabar tentang sang ayah. Tapi, akhirnya, ia menyerah dan kembali ke Purwodadi.

Setelah beberapa lama di rumah, Siswadi memutuskan untuk merantau ke Jakarta dengan naik kereta api Karena tak mempunyai tikii saya diturunkan di sawah," kenang Siswadi.Tidak patah arang, Siswadi berjalan kaki menyusun sawah hingga bertemu dengan terminal bus. 1 lengan modal mengamen. Siswadi sampai di terminal Pulo Gadung. Jakarta "Agar tetap hidup, saya mengamen di terminal itu," jelas Siswadi.

Hidup dijalanan membuat Siswadi berkenalan dengan banyak orang. Ia bahkan pernah ikut demonstrasi li tahun ! ilt-mi mendapatkan sebungkus nasi. Karena sering demonstrasi. Siswadi terdampar di markas kelompok mahasiswa proreformasi bernama Forum Kota (Forkot |.Siswadi pun akhirnya im in-lap di markas Forkot Itu sembari ikui sekolah kejar Paket A. setara dengan SD. Setelah lulus, Siswadi iiiiiiinggalkaii Forkot daii melanjutkan sekolah ke SMP.

Karena tidak punj a tumpuan Siswadi kembali mengamen untuk mencari i nasi dan juga biayasekolah. Terkadang, ia meminta uang secara paksa kepada murid lain. "Untungnya kepala sekolah berbaik hati dan membebaskan saya dari SPP," kata dia. Kitika ia duduk di bangku

"Agar tetaphidup, sayamengamen diterminal," kata

Siswandi.

SMI . Siswadi juga bekerja keras di sebuah persewaan i/inii untuk membiayai sekolah. Selain itu. ia aktif di kegiatan nasi/i/l SMI . bahkan sempat menjadi juara antar SMI. "Sejak itu, saya mulai tenang dan tidak nakal," ungkap Siswadi.

Lulus SMI. Siswadi sempat kuliah di 1 niversitas Bhayangkara Tapi, kemudian, ia memutuskan bekerja sebagai i ih sebuah lembaga bimbel. Di tempat bimbel itulah Siswadi belajar seluk-beluk usaha bimbel. Berbekal pengalaman itu, ia mengajak teman-temannya membuka bimbel sendiri pada 2008.

Dengan memanfaatkan rumah salah seorang temannya, Siswadi mengeluarkan kocek Rp 300.000 untuk perlengkapan bimbeL "Saya dapal murid 95 siswa saat itu," kata Siswadi.Dua siswa dari seluruh siswa iln lik.mm a ilu lolos si leksj program pertukaran pelajar Indonesia-Jerman. Setelah itulah, bimbel Solusi diincar banyak siswa Apalagi dari sisi bayaran, bimbel Solusi menawarkan paket hemat yang terjangkau bagi kalangan bawah.Dalam waktu tiga tahun, bimbel Solusi berkembang 11 I " cabang dengan jumlah karyawan r00 orang. Setelah bunbel berjalan, Siswadi menyempatkan diri meneruskan kuliah di universitas yang berbeda


Sumber : Harian Kontan
Bambang Rakhmanto


Entri Populer