" Status YM ""
ukm indonesia sukses: Bisnis Tas Rumahan, Kecil tapi Menguntungkan

Bisnis Tas Rumahan, Kecil tapi Menguntungkan

NERACA - Kesabaran disertai keuletan berusaha merupakan kunci kesuksesan berwirausaha. Kali ini kunci itu membawa sukses Ratmin, usia 36 tahun, warga RT 05/07 Kelurahan Buaran Indah, Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang memproduksi tas.

Walaupun perjalanan usahanya yang dimulai tahun 1994 sempat jatuh-bangun dihempas krisis moneter 1998, namun dia bisa bangkit kembali. Padahal waktu itu, harga bahan baku tas meroket. Tetapi kesabaran dan keuletan berusaha akhirnya mampu membuatnya tetap berproduksi.Bila sebelumnya dia hanya memiliki satu mesin jahit dan satu pegawai, kini bisa ditingkatan menjadi 4 mesin jahit dengan 4 pegawai, yang bekerja memenuhi pesananan menjahit tas dengan 3 jenis model tas sekolah, tas kerja atau tas selempang, dan tas" pakaian. Bahannya sendiri terbuat dari spons urat, spon kulit jeruk, D-600, D-420, dan lain-lain.

Setiap hari penjualan tas fluktuatif, sesuai dengan tren dan minat pasar. Yang pasti, setiap hari wirausaha ini memproduksi 10-20 lusin tas dengan 3 model.Ratmin mengaku teknik pemasaran yang aman diterapkannya adalah teknik penjualanlangsung ke toko-toko yang ada di pasar. Cara inilah yang dirin-tisnya, sebab itu setiap harinya dia berkeliling mendatangi pasar-pasar besar yang berlokasi di Kota Tangerang dan Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang Selatan, Pandeglang, Serang, dan Bogor.

Tren Tas Sekolah

Menurut Ratmin, tas yang diutamakan diproduksinya saat ini adalah tas sekolah anak-anak. Tas dengan ragam model dan gambar yang mengikuti tren, banyak diminati pasar, semisal tas bergambar tokoh kartun anak-anak, di antaranya bergambar tokoh Upin dan Ipin, Naruto, Ben-7, Ben-10, dan tokoh kartun boneka Barbie.

Di tahun ajaran-dan menjelang lebaran, katanya, pemesanan tas sekolah dan tas pakaian meningkat tajam. Apabila mujur, order di saat itu bisa berlipat, yaitu bisa sampai 80-100 lusin dalam sekali permintaan.Ada juga pesanan tas borongan, yang biasa dilakukan sekolah TK, tas seminar atau lokakarya dari kalangan pemerintahan, dan swasta. "Kemarin sempat datang pesanan untuk tas kerja selempang yang dipakai untukpengadaan penyelenggaraan program pelatihan," jelasnya.

Untuk setiap lusinnya, Ratmin memberi hargajual tas sekolah bervariasi, antara Rp 120 ribu -Rp420 ribu, tas kerja {Rp 150 ribu - Rp360 ribu), dan tas pakaian (Rpi80 ribu - Rp 360 ribu). Diakuinya, keuntungan bersih yang diperoleh per tas sebesar Rp2.000. Dihitung penjualan standar setiap hari, dia memperoleh laba bersih Rp240 ribu - Rp480 ribu.Tetapi bila pesanan melonjak, maka dalam sekali produksi, untuk memenuhi pesanan 80-100 lusin tas, dia bisa memperoleh untung sebesar Rp 1.920.000 -Rp2.400.000. "Walaupun hanya sekadar musiman, namun untung tersebut bisa kami sisihkan sebagai modal untuk memperbesar usaha," katanya.

Pengalaman Bekerja Sebelum mandiri memproduksi tas, pada tahun 1980-1990 Ratmin bekerja sebagai buruh jahit di salah satu UKM tas di kawasan Pesing, Kali Ceres, Jakarta Barat. Upah yang didapatnya di setiap bulannya dia sisihkan untuk modal usaha sendiri.

Akhirnya dengan dibantu satu unit mesin jahit yang diberikan gratis oleh bosnya, dia berusaha memproduksi tas sendiri. Kemudian Ratmin disertakan dalam pembinaan dan pelatihan oleh Disperindagkop Pemkot Tangerang. "Ilmu yang saya peroleh benar-benar saya terapkan. Alhamdulillah, saat ini bermanfaat bagi perkembangan usaha saya," ujarnya.Namun menyambut diberlakukannya pasar bebas, dia memohon kepada Pemkot Tangerang untuk memberi solusi yang terbaik agar bisa tetap bersaing dalam memproduksi tas. "Apakah saya bisa bertahan melawan produksi dari China yang seringkali dijual semurah-murahnya?" katanya, bertanya-tanya.

Entri Populer