07/22/2011
Menjadi Tempat Belajar Pembenihan
Lele Sangkuriang ternyata tak hanya populer di Bogor saja, tetapi sudah merambah ke luar Kota Hujan itu. Selain petani pembesar yang datang ke Cibeureum untuk mencari benih lele, banyak juga warga yang datang ke Cibeureum sekadar belajar pembenihan lele sangkuriang.
SELAIN menjadi tempat yang menjanjikan untuk memperoleh benih lele berkualitas, di sentra pembenihan lele sangkuriang ini juga bisa menjadi belajar bagaimana cara membudidayakan lele jenis unggul ini.
Supardi Badriawan, salah satu pembudidaya benih lele di Cibeureum mengaku kerap diminta untuk mengajarkan cara budidaya lele. "Jumlah yang belajar, sih, tidak tentu tapi pasti ada saja yang datang untuk minta diajari cara budidaya lele," ujarnya
Ia mejelaskan rata-rata yang datang untuk belajar utusan kelompok petani lele yang tertarik mengembangkan lele sangkuriang di daerahnya. "Mereka diutus untuk belajar di sini," katanya Kebanyakan petani yang belajar ke Cibeureum berasal dari luar Jawa Barat
Selain petani lele, murid Supardi juga dari kalanganmahasiswa, terutama mahasiswa jurusan perikanan dan mahasiswa pertanian. Mereka sengaja datang ke Cibeureum untuk belajar membudidayakan lele sekaligus berlibur. "Mereka datang dari berbagai daerah mulai dari Jawa Tengah, Jawa Timur, hingga wilayah Kalimantan," ungkap Supardi, senang.
Rekan Supardi sesama pembudidaya benih lelp. Ade Mulyadi, menambahkan, popularitas budidaya benih lele sangkuriang di desanya membawa manfaat yang baik bagi petani pembudidaya Selain mendapat untung dari berjualan benih, para petani juga mendapatkan keuntungan lain berupa uang tambahan dari hasil mengajar itu.
Dan tak kalah pentingnya "Desa kami jadi terkenal seantero negeri," ujar Ade, bangga
Baik Supardi maupun Ade menerapkan tarif yang sama untuk kursus kilat pembudi-dayaan lele ini. yaitu sebesar Kp 3juta untuk selama tiga hari belajar.
Ade menjelaskan, biaya belajar tentang pembenihan Ille nu memang tak murah. Maklum, pelajaran yang diberikan Supardi maupun Ade 00% adalah praktek lapangan yang buluh biaya lebih besar daripada proses belajar di kelas
Lagi pula, "Belajar peinlir ruhan itu jauh lebih repot ketimbang belajar pembesaran. Karena itu dalam praktek selama tiga hari, para peserta harus sungguh-sungguh," jelasnya
Salah satu pelajaran paling penting dalam budidaya pembenihan adalah proses perkawinan antar induk hingga akhirnya menjadi larva. Larva inilah cikal bakal benih lele yang mempunyai nilai ekonomis. "Semua mekanisme itu butuh waktu dan ketekunan. Sedangkan kalau proses pembesaran lebih santai karena hanyamemberi pakan. Setelah itu tunggu panen," imbuhnya
Karena itu, kalau ada yang belajar proses pembebesar, Ade dan Supardi kompak menyatakan, mereka tak akan memungut biaya alias gratis.
Kedua pembenih lele sangkuriang itu mengungkapkan, sejatinya, sosok yang memiliki andil besar dalam mempopulerkan lele sangkuriang adalah Nasrudin, warga Mega Mendung, Kabupaten Bogor. Dialah yang pertama kali membudidayakan lele sangkuriang. Karena itu, warga Cibeureum, terutama para pembenih lele, menyebut Nasrudin sebagai Bapak Lele Sangkuriang.
Di kalangan pembenih, Nasrudin adalah sosok yang baik. Dia tak segan berbagi ilmu bagaimana membenih-kan lele hingga membesarkan lele dengan baik. "Termasuk pada kami ini," ujar Ade.
Sumber : Harian Kontan
Lele Sangkuriang ternyata tak hanya populer di Bogor saja, tetapi sudah merambah ke luar Kota Hujan itu. Selain petani pembesar yang datang ke Cibeureum untuk mencari benih lele, banyak juga warga yang datang ke Cibeureum sekadar belajar pembenihan lele sangkuriang.
SELAIN menjadi tempat yang menjanjikan untuk memperoleh benih lele berkualitas, di sentra pembenihan lele sangkuriang ini juga bisa menjadi belajar bagaimana cara membudidayakan lele jenis unggul ini.
Supardi Badriawan, salah satu pembudidaya benih lele di Cibeureum mengaku kerap diminta untuk mengajarkan cara budidaya lele. "Jumlah yang belajar, sih, tidak tentu tapi pasti ada saja yang datang untuk minta diajari cara budidaya lele," ujarnya
Ia mejelaskan rata-rata yang datang untuk belajar utusan kelompok petani lele yang tertarik mengembangkan lele sangkuriang di daerahnya. "Mereka diutus untuk belajar di sini," katanya Kebanyakan petani yang belajar ke Cibeureum berasal dari luar Jawa Barat
Selain petani lele, murid Supardi juga dari kalanganmahasiswa, terutama mahasiswa jurusan perikanan dan mahasiswa pertanian. Mereka sengaja datang ke Cibeureum untuk belajar membudidayakan lele sekaligus berlibur. "Mereka datang dari berbagai daerah mulai dari Jawa Tengah, Jawa Timur, hingga wilayah Kalimantan," ungkap Supardi, senang.
Rekan Supardi sesama pembudidaya benih lelp. Ade Mulyadi, menambahkan, popularitas budidaya benih lele sangkuriang di desanya membawa manfaat yang baik bagi petani pembudidaya Selain mendapat untung dari berjualan benih, para petani juga mendapatkan keuntungan lain berupa uang tambahan dari hasil mengajar itu.
Dan tak kalah pentingnya "Desa kami jadi terkenal seantero negeri," ujar Ade, bangga
Baik Supardi maupun Ade menerapkan tarif yang sama untuk kursus kilat pembudi-dayaan lele ini. yaitu sebesar Kp 3juta untuk selama tiga hari belajar.
Ade menjelaskan, biaya belajar tentang pembenihan Ille nu memang tak murah. Maklum, pelajaran yang diberikan Supardi maupun Ade 00% adalah praktek lapangan yang buluh biaya lebih besar daripada proses belajar di kelas
Lagi pula, "Belajar peinlir ruhan itu jauh lebih repot ketimbang belajar pembesaran. Karena itu dalam praktek selama tiga hari, para peserta harus sungguh-sungguh," jelasnya
Salah satu pelajaran paling penting dalam budidaya pembenihan adalah proses perkawinan antar induk hingga akhirnya menjadi larva. Larva inilah cikal bakal benih lele yang mempunyai nilai ekonomis. "Semua mekanisme itu butuh waktu dan ketekunan. Sedangkan kalau proses pembesaran lebih santai karena hanyamemberi pakan. Setelah itu tunggu panen," imbuhnya
Karena itu, kalau ada yang belajar proses pembebesar, Ade dan Supardi kompak menyatakan, mereka tak akan memungut biaya alias gratis.
Kedua pembenih lele sangkuriang itu mengungkapkan, sejatinya, sosok yang memiliki andil besar dalam mempopulerkan lele sangkuriang adalah Nasrudin, warga Mega Mendung, Kabupaten Bogor. Dialah yang pertama kali membudidayakan lele sangkuriang. Karena itu, warga Cibeureum, terutama para pembenih lele, menyebut Nasrudin sebagai Bapak Lele Sangkuriang.
Di kalangan pembenih, Nasrudin adalah sosok yang baik. Dia tak segan berbagi ilmu bagaimana membenih-kan lele hingga membesarkan lele dengan baik. "Termasuk pada kami ini," ujar Ade.
Sumber : Harian Kontan