>>>>Menanti UKM Jepang Hijrah ke Tanah Air
Dengan relokasi ke Indonesia, biaya produksi bisa lebih murah. Nanti produknya selain dijual di Indonesia juga akan diekspor ke Jepang.
USAH A kecil dan menengah (UKM) asal Negeri Sakura berencana merelokasi sentra produksi mereka ke Indonesia. Tingginya ongkos produksi di negeri itu menjadi alasan kuat pelaksanaan migrasi tersebut.
Sejauh ini UKM yang berencana masuk ke Indonesia di antaranya UKM di sektor kerajinan dan garmen. "Kami dorong adanya relokasi investasi UKM Jepang ke Indonesia. Dalam waktu dekat akan dilakukan," ujar Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sofjan Wanandi di sela acara penandatanganan nota kesepahaman antara Apindo dengan Small Medium Enterprises Japan (SMEJ), di kantor Kementerian Perindustrian, Jakarta, kemarin.
Dalam nota kesepahaman itu, rencana relokasi termasuk salah satu hal yang ditandatangani. Bagi indonesia, tentunya rencana ini menjadi angin segar. Migrasi UKM Jepang diperkirakan akan membawa dampak positif lewat transfer teknologi sekaligus berdampak pararel memperbesar UKM di Tanah Air.Seperti diketahui, bencana alam gempa bumi dan tsunami yang melanda Jepang beberapa x\ aktu lalu telah memukul ratusan UKM di sana. Pascabencana, ongkos produksi melonjak yang mengakibatkan beban yang ha-rus dipikul meningkat.
Dalam menghadapi hal itu, salah satu langkah yang dapat ditempuh adalah dengan merelokasi sentra produksi ke luar Jepang. Indonesia menjadi salah satu negara tujuan relokasi karena biaya produksi di Tanah Air jauh lebih murah.
"Saat ini biaya produksi di Jepang tinggi. Dengan relokasi ke Indonesia, bisa lebih murah. Nanti produknya selain dijual di Indonesia juga akan diekspor kembali ke Jepang." Pada kesempatan itu, selain menyepakati relokasi, SMEJ juga menandatangani perjanjian kerja sama dengan Apindo untuk mendorongpertumbuhan UKM Indonesia. Kerja sama yang disepakati meliputi pelatihan bisnis forum dan transfer teknologi.
Menurut perwakilan SMEJ Yasunobu Shiraishi, Indonesia merupakan mitra bisnis yang strategis bagi Jepang. Ia pun berterima kasih atas kepedulian dan dukungan Indonesia pascatsunami. "Kami harap bisa meningkatkan investasi ke Indonesia sehingga bisa saling menguntungkan," katanya.
Sinergi
Sementara itu, terkait hubungan industri di Tanah Air, Sofjan menekankan perlunya industri besar bersinergi dengan UKM. Hal ini dinilai penting untuk pertumbuhan industri. Pasalnya, Indonesia tidak hanya membutuhkan perusahaan besar, tapi juga industri kecil menengah (IKM).
"Kita butuh usaha besar untuk pertumbuhan, kita juga butuh usaha kecil menengah untuk pemerataan. Karena itu kita harus kerja sama," ungkap Sofjan saat menghadiripenandatanganan sejumlah nota kesepahaman untuk menguatkan IKM di Kementerian Perindustrian kemarin.
Pada kesempatan itu. Apindo menandatangani nota kesepahaman dengan Kementerian Perindustrian dan Kementerian Perdagangan. Untuk bentuk sinergi ini dapat dilakukan dengan pemberdayaan IKM lewat pembinaan oleh perusahaan besar. Bentuknya bermacam-macam, seperti pelatihan IKM satelit.
"Ini penting, karena yang dihadapi pengusaha di Tanah Air sama-sama menghadapi serbuan impor. Lawan kita globalisasi, kita harus bersama-sama menghadapi," ujarnya. Menurut data Kemenperin, jumlah IKM yang perlu diberdayakan sebanyak 3,8 juta unit yang menyerap 8 juta tenaga kerja. Adapun total investasi yang telah ditanamkan pelaku IKM hingga 2010 mencapai Rp223,3 miliar dengan nilai produksi Rp503,6 miliar.
Dengan relokasi ke Indonesia, biaya produksi bisa lebih murah. Nanti produknya selain dijual di Indonesia juga akan diekspor ke Jepang.
USAH A kecil dan menengah (UKM) asal Negeri Sakura berencana merelokasi sentra produksi mereka ke Indonesia. Tingginya ongkos produksi di negeri itu menjadi alasan kuat pelaksanaan migrasi tersebut.
Sejauh ini UKM yang berencana masuk ke Indonesia di antaranya UKM di sektor kerajinan dan garmen. "Kami dorong adanya relokasi investasi UKM Jepang ke Indonesia. Dalam waktu dekat akan dilakukan," ujar Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sofjan Wanandi di sela acara penandatanganan nota kesepahaman antara Apindo dengan Small Medium Enterprises Japan (SMEJ), di kantor Kementerian Perindustrian, Jakarta, kemarin.
Dalam nota kesepahaman itu, rencana relokasi termasuk salah satu hal yang ditandatangani. Bagi indonesia, tentunya rencana ini menjadi angin segar. Migrasi UKM Jepang diperkirakan akan membawa dampak positif lewat transfer teknologi sekaligus berdampak pararel memperbesar UKM di Tanah Air.Seperti diketahui, bencana alam gempa bumi dan tsunami yang melanda Jepang beberapa x\ aktu lalu telah memukul ratusan UKM di sana. Pascabencana, ongkos produksi melonjak yang mengakibatkan beban yang ha-rus dipikul meningkat.
Dalam menghadapi hal itu, salah satu langkah yang dapat ditempuh adalah dengan merelokasi sentra produksi ke luar Jepang. Indonesia menjadi salah satu negara tujuan relokasi karena biaya produksi di Tanah Air jauh lebih murah.
"Saat ini biaya produksi di Jepang tinggi. Dengan relokasi ke Indonesia, bisa lebih murah. Nanti produknya selain dijual di Indonesia juga akan diekspor kembali ke Jepang." Pada kesempatan itu, selain menyepakati relokasi, SMEJ juga menandatangani perjanjian kerja sama dengan Apindo untuk mendorongpertumbuhan UKM Indonesia. Kerja sama yang disepakati meliputi pelatihan bisnis forum dan transfer teknologi.
Menurut perwakilan SMEJ Yasunobu Shiraishi, Indonesia merupakan mitra bisnis yang strategis bagi Jepang. Ia pun berterima kasih atas kepedulian dan dukungan Indonesia pascatsunami. "Kami harap bisa meningkatkan investasi ke Indonesia sehingga bisa saling menguntungkan," katanya.
Sinergi
Sementara itu, terkait hubungan industri di Tanah Air, Sofjan menekankan perlunya industri besar bersinergi dengan UKM. Hal ini dinilai penting untuk pertumbuhan industri. Pasalnya, Indonesia tidak hanya membutuhkan perusahaan besar, tapi juga industri kecil menengah (IKM).
"Kita butuh usaha besar untuk pertumbuhan, kita juga butuh usaha kecil menengah untuk pemerataan. Karena itu kita harus kerja sama," ungkap Sofjan saat menghadiripenandatanganan sejumlah nota kesepahaman untuk menguatkan IKM di Kementerian Perindustrian kemarin.
Pada kesempatan itu. Apindo menandatangani nota kesepahaman dengan Kementerian Perindustrian dan Kementerian Perdagangan. Untuk bentuk sinergi ini dapat dilakukan dengan pemberdayaan IKM lewat pembinaan oleh perusahaan besar. Bentuknya bermacam-macam, seperti pelatihan IKM satelit.
"Ini penting, karena yang dihadapi pengusaha di Tanah Air sama-sama menghadapi serbuan impor. Lawan kita globalisasi, kita harus bersama-sama menghadapi," ujarnya. Menurut data Kemenperin, jumlah IKM yang perlu diberdayakan sebanyak 3,8 juta unit yang menyerap 8 juta tenaga kerja. Adapun total investasi yang telah ditanamkan pelaku IKM hingga 2010 mencapai Rp223,3 miliar dengan nilai produksi Rp503,6 miliar.
Sumber : Media indonesia
Gayatri Suroyo