" Status YM ""
ukm indonesia sukses: Biaya Produksi Mahal, Banyak UKM Jepang bakal Memindahkan Usahanya ke Indonesia

Biaya Produksi Mahal, Banyak UKM Jepang bakal Memindahkan Usahanya ke Indonesia


>>>>Biaya Produksi Mahal, Banyak UKM Jepang bakal Memindahkan Usahanya ke Indonesia

JAKARTA. Sejumlah pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) asal Jepang yang tergabung dalam Small and Medium Enterprise Assosiation of Japan (SMEJ) berencana merelokasi usahanya ke Indonesia. Relokasi itu dilakukan lantaran biaya produksi di Jepang semakin mahal.

Ketua SMEJ Yasunobu Shiraishi mengatakan, Indonesia merupakan negara yang penting bagi Jepang dalam kerjasama bisnis. Untuk irti, Jepang juga akan terus meningkatkan investasinya di Indonesia. "Akan ada sejumlah UKM yang berencana melakukan relokasi ke Indonesia," kata Shiraishi seusai peoandatang-an kerjasama dengan Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) di Jakarta, Senin (11/7).

Dalam relokasi itu akan di-upayakan juga kerjasama an-lora UKM Jepang dan UKM dari Indonesia- Kerjasama itu, misalnya, mengombinasikan teknologi Jepang yang sudah maju dengan pertumbuhan pasar Indonesia yang terus berkembang. Sayangnya, Shiraishi belum mau menyebut berapa nilai investasi yang akan dilakukan.

Ketua Apindo Sofjan Wanandi mengatakan, relokasi usaha dilakukan karena UKM di Jepang sudah dibebani ongkos produksi yang sangat tinggi. Biaya produksi yang terlampau mahal itu di antaranya meliputi upah tenaga kerja Mcnurut Sofjan, upah tenaga kerja di Jepang jauh lebih mahal dari Indonesia.

Sebagai gambaran, upah minimum di Jepang saat ini bisa lebih dari V 135.000 atausekitar Rp 14 juta per bulan. Sementara, upah minimum provinsi (UMP) DKI Jakarta tahun ini hanya sebesar Rp 1,29 juta per bulan.

Selain upah, harga tanah di Indonesia juga lebih murah. Untuk tanah di kawasan industri harganya hanya Rp 800.000 per meter persegi, sedangkan di Jepang bisa mencapai jutaan yen per meter persegi. "Itu sebabnya, mereka menilai upaya merelokasi usaha ke Indonesia itu tepat," kata Sofjan.

Menurut Sofjan, perusahaan-perusahaan kecil asal Negeri Sakura ilu akan menjadikan Indonesia sebagai pusat produksi. Selanjutnya, produk yang dihasilkan akan diekspor kembali ke Jepang. Jumlah UKM Jepang yang akan melakukan relokasi diperkirakanmencapai ratusan unit. Mereka berasal dari berbagai sektor, di antaranya garmen dan kerajinan tangan.

Menteri Perindustrian M.S. Hidayat bilang, UKM Jepang boleh masuk ke Indonesia. Namun, mereka harus mau bekerjasama dengan UKM lokal. Selain itu, dalam jangka panjang harus bisa meningkatkan ketahanan UKM lokal. "Mereka tetap harus mematuhi persyaratan investasi yang ada," kata Hidayat.Hidayat bilang, jumlah UKM di Indonesia tahun lalu mencapai 3,8 juta unit. Sedangkan jumlah tenaga kerja yang terserap di sektor ini mencapai 8 juta orang. Adapun nilai investasi di sektor UKM tahun lalu mencapai Rp 223,3 miliar.

Sumber : Harian Kontan
Sofyan Nur Hidayat


Entri Populer