" Status YM ""
ukm indonesia sukses: Membentangkan Laba dari Bisnis Tikar Lipat Multiguna

Membentangkan Laba dari Bisnis Tikar Lipat Multiguna

07/22/2011
Membentangkan Laba dari Bisnis Tikar Lipat Multiguna


Lamongan terkenal sebagai salah satu sentra pembuatan tikar lipat. Di kota ini, masyarakat secara turun temurun membuat tikar lipat sebagai usaha utama maupun usaha sambilan. Sebagai alas duduk atau tidur, tikar lipat menjadi alas multiguna. Salah satu produsen tikar lipat di Lamongan mengaku bisa mendapatkan omzet mencapai Rp 160 juta per bulan dari bisnis ini.

KOTA Lamongan tak hanya terkena] dengan soto dan pecel lele. Kota di Jawa Timur yang sering kebanjiran ini juga terkenal sebagai sentra penghasil tikar lipat Tikar made in Lamongan, yang merupakan hasil anyaman tali rafia, memang sudah kondang. Tikar ini tidak hanya dipasarkan di dalam negeri, tapi juga sudah merambah ke beberapa negara tetangga, seperti Malaysia dan Taiwan.

Salah satu produsen tikar lipat yang kondang di Lamongan adalah ID Nimaz milik Siti Naimah. Kalau menilik jumlah pekerja yangmencapai 730 orang, usaha Siti memang lumayan besar. Siti mendirikan UD Nimaz ini pada 1995 silam.

Menurut Siti, Lamongan memang merupakan salah satu penghasil kerajinan tenun tikar lipat multiguna terbesar dj Indonesia Buktinya, di kota ini banyak sekali industri rumahan atau home industri/ yang memproduksi ukar lipat. Produksi tikar lipat asal Lamongan juga sudah menyebar ke seluruh Indonesia. Tikar lipat ini gampangdiii-iiini li pasar-pasar Cirebon, Tegal, Tasikmalaya, dan Kebumen.  api, pasar utama saya adalah kawasan Pantura," katanya.Selain melayani pembelian partai besar, Siti juga melayani pembelian eceran. Saat ini Siti memproduksi tiga ukuran tikar lipat, yakni ukuran 2 meter (m x I m ukuran 2 ni x 2 ni, dan ukuran.

Harga produk tikar Hpai bervariasi tergantung ukuran. Untuk ukuran 2 m x t m, harga di tingkat distributor mencapai Rp 48.000 per lembar Sedangkan untuk tikar ukuran 2 ni x 2 m dan 2 mxlm harganya masing-masing sebesar Rp 32.000 dan Rp 16.000 prr lembar. I ii nngkat distributor lebih murah karena mereka membeli dalamjumlah banyak." kala Siti.

Saat ini, dalam senai i Siti mampu memproduksi 250 tikar. Dengan produksi sebanyak itu, Siti pun mampii meraup omzet hingga sebi Rp 160juta perbulan.Menurut Siti, harga tikar lipat buatannya sedikit lebih malial karena semua prosesnya dibuat dengan tangan atau hu ml mmll- Satu lembar tikar ukuran 2 rn x 3 rn membutuhkan balian baku sekitar 20 kg tali rafia.

Sebenarnya, siti bisa memproduksi lebih banyak tikar lipat. Namun, karena kebanyakan pekerjanya diupah dengan sistem borongan maka produksinya terbatas.Bahkan, kalau musim panen lilia, Sin mengaku produksinya menurun. Mayoritas pekerja kami adalah piiam Sehingga jika musim panen alan musim tanam liba, mereka lebih memilih mengurus sawah, katan

Untuk membual tikar lipatini memang membutuhkan ketrampilan dan ketelitian. Seorang pekerja membutuhkan waktu sekitar empat hari untuk menyelesaikan tikar lipat berukuran 2 m x 3 m. Proses mengenyam akan lebih cepal jika pekerja benar-benar sudah terampil dan ahli. Semakin sering mencoba, semakin cepat pengerjaannya," ungkap Siti.

I muk memenuhi kebutuh an balian baku. Siti memproduksi tali rafia sendiri. Kini, siti sudah mempunyai dua mesin pembuat tali rafiai lengan memproduksi tali rafia sendiri, Siti lusa meraup margin lebih ln-sar karena biaya produksi untuk membeli balian baku menjadi lebih murah, Selain itu. dia juga bisa menjaga kualitas I..ill.ni baku.

Dari dua mesin tali rafia im. Siti bisa menghasilkan sekitar 500 kg tali tiap kali produksi Untuk memproduksi lali rafia sebanyak itu. Shi membutuhkan bahan baku sekitar 7 ton byih plastik yang dibelinya dari pemasok di Surabaya Sam kilogram bjji plastik harganya Rp 6.000," katanya

Selain Siti Naimah, I ngusaha tikar lipat lainnya di Lamongan adalah Syaiful Wakhid. Dia mengaku mulai menekuni bisnis ini sejak lima tahun silam. Namun, bei kai kerja kerasnya, usaha tikar lipatnya itu kini berkembang pesat.

Saban bulan, Syaini] setidaknya bisa mengantongi omzet sebesar Rp 120 juta. mzel sebesar itu dia dapal dari penjualan 2 000 tikar perbulan.

Namun, harga tikar produksi Syaiful lebih mahal dibanding produk Siti. Untuk ukuran tikar 2 m x 3 ni, Syaiful menjual dengan harga I ci di m ino per lebar. Sedangkiui tikar ukuran 1 ni x 2 rn harganya cuma Rp 35.000 saja

Jika Siti memiliki pasar ulama di daerah Pantura, Syaiful memilih menjual produk tikar lipatnya keluar Jawa, seperti Kalimantan dan Sulawesi. Bahkan. Syaiful juga melayani permintaan ekspor tikar ke Malaysia dan Taiwan.

Untuk meningkatkan penjualan, diajuga menawarkan layanan pembuatan tikar lipat dengan motif dan ukuran sesuai pesanan pelanggan. Layanan ini biasanya untuk memenuhi permintaan khusus yang datang dari pengelola masjid.

Seperti juga Siti, Syaiful juga memproduksi sendiri bahan baku rafia untuk usahanya. Oleh karena itulah, dia mengaku tidak mengalami kesulitan bahan baku tikar. "Kami sudah memiliki mesin pembuatan tah rafia sendiri jadi kami tidak menemui kendala dalampembuatan tikar ini," ucapnya

Syaiful mengungkapkan, sejatinya bagi warga Lamongan, membuat Ukm lipat ini adalah keterampilan turun-temurun. Itulah sebabnya banyak orang Lamongan yang terampil menganyam tikar. Nah, belakangan ini. keterampilan itu temyata bisa mendatangkan duit Sehingga, ada y;uif menjadikan kepiawaian mengenyam tika" ini sebagai pekerjaan utama, atau sekadar usalia sampingan. Jadi, tak aneh kalau produksi menurun di saat musim tanam. 

Sumber : Harian Kontan
Handoyo, Bambang Rakhmanto


Entri Populer