>>>>Limbah Ikan Kakap Jadi Aksesori
MENGGALI Ide bisa dilakukan di mana saja. Salah satunya dari limbah Ikan kakap yang bisa disulap menjadi aksesori dan pernak-pernik nan cantik. Sentuhan kreativitas limbah Ikan kakap bisa menjadi gelang, bros. anting, bunga hingga hiasan foto. Kreasi Ini dilakukan oleh Theodora De Lima sudah mampu memberikannya omzet hingga Rp 10 Juta per bulan.
Lulusan Teknologi Pengolahan Hasil Perikanan di Universitas Pattimura Ini mengolah sisik beragam ikan kakap. Baik Ikan kakap berwarna merah, hijau, merah muda, kuning maupun sisik Ikan kakap warna putih. Slslk-slslk tersebut kemudian dlrangkal menjadi satu sehingga bisa membentuk salah satu Jenis aksesori atau pernak-pernik.
Ide mengolah sisik ikan muncul ketika Ia berkunjung ke Yogyakarta. Saat itu. dia melihat kerajinan kancing bantal berbahan tempurung kelapa. Saat Itu muncul Ide mengolah sisik ikan menjadi bunga," tutur pemilik kelompok Usaha Bersama Mania Theodora di Wayame, Ambon Ini seperti dikutip melalui Kompas.com.
Limbah Itu temyata berbuah rezeki yang melimpah. Theodora bisa menjual akseso-rinya dengan harga paling murah sebesar Rp. 25.000 per aksesori. Dengan harga sebesar Itu dan Jumlah yang tidak sedikit, sudah pasti Theodora bisa meraup omzet hingga Rp 10Juta perbulan.
Namun, bicara soal target per bulannya, Theodora mengaku tidak memasang target khusus. Produksinya hanya dibuat sesuai dengan pesanan yang datang. "Ketika ada permintaan dalam Jumlah banyak, kami menjadi kewalahan. kata Theodora.
Bahan baku puntidak mudah diperoleh Theodora karena Jumlahnya terbatas. Ia biasanya mendatangkan bahan baku dari Dodo. Kabupaten Kepulauan Aru, Maluku. Agar bahan baku tetap lancar, ia pun mempekerjakan tenaga khusus untuk mencari limbah sisik Ikan kakap.
Untuk meningkatkan pemasarannya. Theodora mengikuti berbagai pameran. Sudah banyak lokasi pameran yang ia datangi baik di dalam negeri maupun di luar negeri. "Pada setiap pameran, produk kerajinan sisik Ikan kami habis terjual." Jelas perempuan kelahiran Salatiga, Jawa Tengah 47 tahun silam Itu.
Melalui pameran Itulah, kerajinan tangan Theodora dikenal pembeli mancanegara. Banyak pembeli dari Belanda. Australia, dan Hongkong menghubunginya, bahkan ada yang datang ke kediamannya di Ambon.
Ambon memang menjadi lokasi produksi Theodora hingga saat ini agar dekat dengan bahan baku Ikan kakapnya.Kerajinan ikan kakap Theodora tidak hanya digemari di mancanegara, tetapi Juga digemari oleh karyawan perkantoran pemerintah, swasta, maupun organisasi masyarakat. Pesanan biasanya datang saat ada acara-acara besar di Maluku karena warga keturunan Maluku di Belanda sangat gemar memesan keranjlnan sisik ikan Itu secara berkala, (wik)
MENGGALI Ide bisa dilakukan di mana saja. Salah satunya dari limbah Ikan kakap yang bisa disulap menjadi aksesori dan pernak-pernik nan cantik. Sentuhan kreativitas limbah Ikan kakap bisa menjadi gelang, bros. anting, bunga hingga hiasan foto. Kreasi Ini dilakukan oleh Theodora De Lima sudah mampu memberikannya omzet hingga Rp 10 Juta per bulan.
Lulusan Teknologi Pengolahan Hasil Perikanan di Universitas Pattimura Ini mengolah sisik beragam ikan kakap. Baik Ikan kakap berwarna merah, hijau, merah muda, kuning maupun sisik Ikan kakap warna putih. Slslk-slslk tersebut kemudian dlrangkal menjadi satu sehingga bisa membentuk salah satu Jenis aksesori atau pernak-pernik.
Ide mengolah sisik ikan muncul ketika Ia berkunjung ke Yogyakarta. Saat itu. dia melihat kerajinan kancing bantal berbahan tempurung kelapa. Saat Itu muncul Ide mengolah sisik ikan menjadi bunga," tutur pemilik kelompok Usaha Bersama Mania Theodora di Wayame, Ambon Ini seperti dikutip melalui Kompas.com.
Limbah Itu temyata berbuah rezeki yang melimpah. Theodora bisa menjual akseso-rinya dengan harga paling murah sebesar Rp. 25.000 per aksesori. Dengan harga sebesar Itu dan Jumlah yang tidak sedikit, sudah pasti Theodora bisa meraup omzet hingga Rp 10Juta perbulan.
Namun, bicara soal target per bulannya, Theodora mengaku tidak memasang target khusus. Produksinya hanya dibuat sesuai dengan pesanan yang datang. "Ketika ada permintaan dalam Jumlah banyak, kami menjadi kewalahan. kata Theodora.
Bahan baku puntidak mudah diperoleh Theodora karena Jumlahnya terbatas. Ia biasanya mendatangkan bahan baku dari Dodo. Kabupaten Kepulauan Aru, Maluku. Agar bahan baku tetap lancar, ia pun mempekerjakan tenaga khusus untuk mencari limbah sisik Ikan kakap.
Untuk meningkatkan pemasarannya. Theodora mengikuti berbagai pameran. Sudah banyak lokasi pameran yang ia datangi baik di dalam negeri maupun di luar negeri. "Pada setiap pameran, produk kerajinan sisik Ikan kami habis terjual." Jelas perempuan kelahiran Salatiga, Jawa Tengah 47 tahun silam Itu.
Melalui pameran Itulah, kerajinan tangan Theodora dikenal pembeli mancanegara. Banyak pembeli dari Belanda. Australia, dan Hongkong menghubunginya, bahkan ada yang datang ke kediamannya di Ambon.
Ambon memang menjadi lokasi produksi Theodora hingga saat ini agar dekat dengan bahan baku Ikan kakapnya.Kerajinan ikan kakap Theodora tidak hanya digemari di mancanegara, tetapi Juga digemari oleh karyawan perkantoran pemerintah, swasta, maupun organisasi masyarakat. Pesanan biasanya datang saat ada acara-acara besar di Maluku karena warga keturunan Maluku di Belanda sangat gemar memesan keranjlnan sisik ikan Itu secara berkala, (wik)
Sumber : Warta Kota