>>>>Bisnis Pembuatan Bola Takrazu
Usaha Bola Takraw Berbahan Rotan makin Sepi Pesanan
Setelah sempat mengatami masa jayadi tahun 1990-an, perajin bola takraw berbahan rotan kini mulai merana lantaran pesanan terus menurun. Kehadiran bola takraw berbahan sintetis serta mahalnya rotan membuat perajin sulit memperoleh kembali tendangan laba dari bisnis ini.
PERMAINAN sepak takraw sudah sejak lama dikenal masyarakat Indonesia. Maklum, permainan bola takraw yang akrab disebut sepak takraw itu berasal dari tanah Melayu. Nah, tak cuma digemari oleh banyak orang, olah raga sepak takraw ini juga membawa berkah bagi mereka berprofesi sebagai perajin bola takraw.
Salah satu perajin yang mendapat berkah dari permainan bola takraw itu adalah Imam Rofii. Pria asal Trenggalek, Jawa Timur ini sudah lebih dari 20 tahun menganyam untaian rotan menjadi bola takraw. "Saya
I menjadi perajin bola takraw dari tahun 1980-an," kata Imam yang sudah menganyam ribuan bo(a takraw. . Kini, keuletan tangan Imam merangkai rotan mulai teradang oleh penurunan permintaan bola takraw berbahan rotan. Pasar bola takraw berbahan rotan harus bersaing dengan bola takraw berbahan plastik, sintetis.
Imam maklum, bola takraw sintetis belakangan lebihi banyak digemari ketimbang bola takraw berbahan rotan lantaran berat serta ukuran diameter bola takraw
! berbahan sintetis bisa sangat I presisi menyesuaikan ukuran standar pertandingan. "Beda dengan bola takraw rotan yang sulit mengukur berat, simetris dan diametemya," jelas Imam. Penurunan permintaan bola takraw berbahan rotan juga dirasakan Lilindayanto, pemilik usaha Rotan Agung asal Solo, Jawa Tengah. I .hh ln. panggilan akrab pria ini, menambahkan, permintaan bola takraw berbahan rotan turun karena hargajual kian mahal. Sebab bahan baku harga rotan naik menjadi Rp 9.000 per kilogram (kg), padahal harga tahun lalu hanya Rp 5.000 per kg. "Selain mahal, terkadang rotan sulit kami dapatkan," ujar I ji n lu
Sebelum tahun 2010, Lindu bisa memproduksi 1.000 unit bola takraw per bulan. Namun, sejak tahun 2010, ia terpaksa menurunkan produksi hingga 10% akibat pesanan turun. "Kalau dulu karyawan saya belasan orang, sekarang tinggal 10 orang," keluh Lindu.
Sementara Imam mengalami penurunan produksi drastis sejak tahun 2000 an. Tahun 1990-an, Imam mengaku sempat mengalami masa jaya dengan a mempekerjakan 10 orang karyawan. Saat itu, bola takraw produksi Imam bahkan menjadi raja di toko-toko olahraga di Surabaya Sekarang Imam sudah tidak lagi mengirimbola takraw berbahan rotan ke Surabaya "Kalah bersaing dengan bola takraw sintetis," jelas Imam masygul.
Imam juga tidak berani lagi merekrut karyawan karena sepinya pesanan. "Sekarang hanya saya dan keluarga saja yang menganyam bola takraw pesanan pelanggan," kata Imam.
Biasanya, Imam maupun Lindu memasarkan bola takraw produksi mereka ke toko-toko olahraga di daerah masing-masing. Padahal dulu, sebagian karya mereka sampai ke kota terdekat seperti Surabaya, Yogyakarta, Pekalongan hingga Bandung. Belakangan, pesanan bola takraw dari luar daerah malah tidak ada lagi.
Bisnis Pembuatan Bola Takrazu
Usaha Bola Takraw Berbahan Rotan makin Sepi Pesanan
Handoyo, Dharmesta
Setelah sempat mengatami masa jayadi tahun 1990-an, perajin bola takraw berbahan rotan kini mulai merana lantaran pesanan terus menurun. Kehadiran bola takraw berbahan sintetis serta mahalnya rotan membuat perajin sulit memperoleh kembali tendangan laba dari bisnis ini.
PERMAINAN sepak takraw sudah sejak lama dikenal masyarakat Indonesia. Maklum, permainan bola takraw yang akrab disebut sepak takraw itu berasal dari tanah Melayu. Nah, tak cuma digemari oleh banyak orang, olah raga sepak takraw ini juga membawa berkah bagi mereka berprofesi sebagai perajin bola takraw.
Salah satu perajin yang mendapat berkah dari permainan bola takraw itu adalah Imam Rofii. Pria asal Trenggalek, Jawa Timur ini sudah lebih dari 20 tahun menganyam untaian rotan menjadi bola takraw. "Saya
I menjadi perajin bola takraw dari tahun 1980-an," kata Imam yang sudah menganyam ribuan bo(a takraw. . Kini, keuletan tangan Imam merangkai rotan mulai teradang oleh penurunan permintaan bola takraw berbahan rotan. Pasar bola takraw berbahan rotan harus bersaing dengan bola takraw berbahan plastik, sintetis.
Imam maklum, bola takraw sintetis belakangan lebihi banyak digemari ketimbang bola takraw berbahan rotan lantaran berat serta ukuran diameter bola takraw ! berbahan sintetis bisa sangat I presisi menyesuaikan ukuran standar pertandingan.
Usaha Bola Takraw Berbahan Rotan makin Sepi Pesanan
Setelah sempat mengatami masa jayadi tahun 1990-an, perajin bola takraw berbahan rotan kini mulai merana lantaran pesanan terus menurun. Kehadiran bola takraw berbahan sintetis serta mahalnya rotan membuat perajin sulit memperoleh kembali tendangan laba dari bisnis ini.
PERMAINAN sepak takraw sudah sejak lama dikenal masyarakat Indonesia. Maklum, permainan bola takraw yang akrab disebut sepak takraw itu berasal dari tanah Melayu. Nah, tak cuma digemari oleh banyak orang, olah raga sepak takraw ini juga membawa berkah bagi mereka berprofesi sebagai perajin bola takraw.
Salah satu perajin yang mendapat berkah dari permainan bola takraw itu adalah Imam Rofii. Pria asal Trenggalek, Jawa Timur ini sudah lebih dari 20 tahun menganyam untaian rotan menjadi bola takraw. "Saya
I menjadi perajin bola takraw dari tahun 1980-an," kata Imam yang sudah menganyam ribuan bo(a takraw. . Kini, keuletan tangan Imam merangkai rotan mulai teradang oleh penurunan permintaan bola takraw berbahan rotan. Pasar bola takraw berbahan rotan harus bersaing dengan bola takraw berbahan plastik, sintetis.
Imam maklum, bola takraw sintetis belakangan lebihi banyak digemari ketimbang bola takraw berbahan rotan lantaran berat serta ukuran diameter bola takraw
! berbahan sintetis bisa sangat I presisi menyesuaikan ukuran standar pertandingan. "Beda dengan bola takraw rotan yang sulit mengukur berat, simetris dan diametemya," jelas Imam. Penurunan permintaan bola takraw berbahan rotan juga dirasakan Lilindayanto, pemilik usaha Rotan Agung asal Solo, Jawa Tengah. I .hh ln. panggilan akrab pria ini, menambahkan, permintaan bola takraw berbahan rotan turun karena hargajual kian mahal. Sebab bahan baku harga rotan naik menjadi Rp 9.000 per kilogram (kg), padahal harga tahun lalu hanya Rp 5.000 per kg. "Selain mahal, terkadang rotan sulit kami dapatkan," ujar I ji n lu
Sebelum tahun 2010, Lindu bisa memproduksi 1.000 unit bola takraw per bulan. Namun, sejak tahun 2010, ia terpaksa menurunkan produksi hingga 10% akibat pesanan turun. "Kalau dulu karyawan saya belasan orang, sekarang tinggal 10 orang," keluh Lindu.
Sementara Imam mengalami penurunan produksi drastis sejak tahun 2000 an. Tahun 1990-an, Imam mengaku sempat mengalami masa jaya dengan a mempekerjakan 10 orang karyawan. Saat itu, bola takraw produksi Imam bahkan menjadi raja di toko-toko olahraga di Surabaya Sekarang Imam sudah tidak lagi mengirimbola takraw berbahan rotan ke Surabaya "Kalah bersaing dengan bola takraw sintetis," jelas Imam masygul.
Imam juga tidak berani lagi merekrut karyawan karena sepinya pesanan. "Sekarang hanya saya dan keluarga saja yang menganyam bola takraw pesanan pelanggan," kata Imam.
Biasanya, Imam maupun Lindu memasarkan bola takraw produksi mereka ke toko-toko olahraga di daerah masing-masing. Padahal dulu, sebagian karya mereka sampai ke kota terdekat seperti Surabaya, Yogyakarta, Pekalongan hingga Bandung. Belakangan, pesanan bola takraw dari luar daerah malah tidak ada lagi.
Bisnis Pembuatan Bola Takrazu
Usaha Bola Takraw Berbahan Rotan makin Sepi Pesanan
Handoyo, Dharmesta
Setelah sempat mengatami masa jayadi tahun 1990-an, perajin bola takraw berbahan rotan kini mulai merana lantaran pesanan terus menurun. Kehadiran bola takraw berbahan sintetis serta mahalnya rotan membuat perajin sulit memperoleh kembali tendangan laba dari bisnis ini.
PERMAINAN sepak takraw sudah sejak lama dikenal masyarakat Indonesia. Maklum, permainan bola takraw yang akrab disebut sepak takraw itu berasal dari tanah Melayu. Nah, tak cuma digemari oleh banyak orang, olah raga sepak takraw ini juga membawa berkah bagi mereka berprofesi sebagai perajin bola takraw.
Salah satu perajin yang mendapat berkah dari permainan bola takraw itu adalah Imam Rofii. Pria asal Trenggalek, Jawa Timur ini sudah lebih dari 20 tahun menganyam untaian rotan menjadi bola takraw. "Saya
I menjadi perajin bola takraw dari tahun 1980-an," kata Imam yang sudah menganyam ribuan bo(a takraw. . Kini, keuletan tangan Imam merangkai rotan mulai teradang oleh penurunan permintaan bola takraw berbahan rotan. Pasar bola takraw berbahan rotan harus bersaing dengan bola takraw berbahan plastik, sintetis.
Imam maklum, bola takraw sintetis belakangan lebihi banyak digemari ketimbang bola takraw berbahan rotan lantaran berat serta ukuran diameter bola takraw ! berbahan sintetis bisa sangat I presisi menyesuaikan ukuran standar pertandingan.
"Beda dengan bola takraw rotan yang sulit mengukur berat, simetris dan diametemya," jelas Imam. Penurunan permintaan bola takraw berbahan rotan juga dirasakan Lilindayanto, pemilik usaha Rotan Agung asal Solo, Jawa Tengah. I .hh ln. panggilan akrab pria ini, menambahkan, permintaan bola takraw berbahan rotan turun karena hargajual kian mahal. Sebab bahan baku harga rotan naik menjadi Rp 9.000 per kilogram (kg), padahal harga tahun lalu hanya Rp 5.000 per kg. "Selain mahal, terkadang rotan sulit kami dapatkan," ujar I ji n lu
Sebelum tahun 2010, Lindu bisa memproduksi 1.000 unit bola takraw per bulan. Namun, sejak tahun 2010, ia terpaksa menurunkan produksi hingga 10% akibat pesanan turun. "Kalau dulu karyawan saya belasan orang, sekarang tinggal 10 orang," keluh Lindu.
Sementara Imam mengalami penurunan produksi drastis sejak tahun 2000 an. Tahun 1990-an, Imam mengaku sempat mengalami masa jaya dengan a mempekerjakan 10 orang karyawan. Saat itu, bola takraw produksi Imam bahkan menjadi raja di toko-toko olahraga di Surabaya Sekarang Imam sudah tidak lagi mengirimbola takraw berbahan rotan ke Surabaya "Kalah bersaing dengan bola takraw sintetis," jelas Imam masygul.
Imam juga tidak berani lagi merekrut karyawan karena sepinya pesanan. "Sekarang hanya saya dan keluarga saja yang menganyam bola takraw pesanan pelanggan," kata Imam.
Biasanya, Imam maupun Lindu memasarkan bola takraw produksi mereka ke toko-toko olahraga di daerah masing-masing. Padahal dulu, sebagian karya mereka sampai ke kota terdekat seperti Surabaya, Yogyakarta, Pekalongan hingga Bandung. Belakangan, pesanan bola takraw dari luar daerah malah tidak ada lagi.
Saat ini, harga satuan bola takraw berbahan rotan dari perajin dijual dengan dengan harga bervariasi yakni antara Rp 6.000 hingga Rp 15.000 per unit, tergantung kualitas balian baku rotan. Bola takraw berbahan rotan berkualitas bagus biasanya berwarna putih kekuningan. Sedangkan bola berkualitas rendah memiliki warna kehitam-hitaman
Dengan harga segitu serta permintaan yang turun, Lindu yang kini memproduk- si 900 bola takraw hanya meraup omzet Rp 5,4 juta hingga 13,5 juta per bulan.
Saat ini, harga satuan bola takraw berbahan rotan dari perajin dijual dengan dengan harga bervariasi yakni antara Rp 6.000 hingga Rp 15.000 per unit, tergantung kualitas balian baku rotan. Bola takraw berbahan rotan berkualitas bagus biasanya berwarna putih kekuningan. Sedangkan bola berkualitas rendah memiliki warna kehitam-hitaman Dengan harga segitu serta permintaan yang turun, Lindu yang kini memproduk- si 900 bola takraw hanya meraup omzet Rp 5,4 juta hingga 13,5 juta per bulan.
Sebelum tahun 2010, Lindu bisa memproduksi 1.000 unit bola takraw per bulan. Namun, sejak tahun 2010, ia terpaksa menurunkan produksi hingga 10% akibat pesanan turun. "Kalau dulu karyawan saya belasan orang, sekarang tinggal 10 orang," keluh Lindu.
Sementara Imam mengalami penurunan produksi drastis sejak tahun 2000 an. Tahun 1990-an, Imam mengaku sempat mengalami masa jaya dengan a mempekerjakan 10 orang karyawan. Saat itu, bola takraw produksi Imam bahkan menjadi raja di toko-toko olahraga di Surabaya Sekarang Imam sudah tidak lagi mengirimbola takraw berbahan rotan ke Surabaya "Kalah bersaing dengan bola takraw sintetis," jelas Imam masygul.
Imam juga tidak berani lagi merekrut karyawan karena sepinya pesanan. "Sekarang hanya saya dan keluarga saja yang menganyam bola takraw pesanan pelanggan," kata Imam.
Biasanya, Imam maupun Lindu memasarkan bola takraw produksi mereka ke toko-toko olahraga di daerah masing-masing. Padahal dulu, sebagian karya mereka sampai ke kota terdekat seperti Surabaya, Yogyakarta, Pekalongan hingga Bandung. Belakangan, pesanan bola takraw dari luar daerah malah tidak ada lagi.
Saat ini, harga satuan bola takraw berbahan rotan dari perajin dijual dengan dengan harga bervariasi yakni antara Rp 6.000 hingga Rp 15.000 per unit, tergantung kualitas balian baku rotan. Bola takraw berbahan rotan berkualitas bagus biasanya berwarna putih kekuningan. Sedangkan bola berkualitas rendah memiliki warna kehitam-hitaman
Dengan harga segitu serta permintaan yang turun, Lindu yang kini memproduk- si 900 bola takraw hanya meraup omzet Rp 5,4 juta hingga 13,5 juta per bulan.
Saat ini, harga satuan bola takraw berbahan rotan dari perajin dijual dengan dengan harga bervariasi yakni antara Rp 6.000 hingga Rp 15.000 per unit, tergantung kualitas balian baku rotan. Bola takraw berbahan rotan berkualitas bagus biasanya berwarna putih kekuningan. Sedangkan bola berkualitas rendah memiliki warna kehitam-hitaman Dengan harga segitu serta permintaan yang turun, Lindu yang kini memproduk- si 900 bola takraw hanya meraup omzet Rp 5,4 juta hingga 13,5 juta per bulan.
Sumber : Harian Kontan
Handoyo, Dharmesta