Inspirasi Sukandi Wijaya
Berobsesi Membangun Supermarket Usaha
Selain kemauan, kunci sukses Suhandi Wijaya adalah mampu membaca kebutuhan konsumen. Dalam bisnis printing, ia tahu masa depan bisnisnya adalah sablon digital. Setelah sukses, Suhandi mulai melirik peluang usaha baru, yakni membuat supermarket yang menyediakan informasi berbagai waralaba dan kemitraan.
SUHANDI Wijaya mengaku amat bersyukur terlahir dari keluarga berlatar belakang pebisnis. Ia bisa belajar ketangguhan menjalankan usaha, serta ditempa menjadi pribadi berjiwa mandiri. Kedua modal itu menjadi bekal berharga baginya menjadi entrepreneur
Kini, Suhandi sudah bisa memetik buah kerja kerasnya selama ini. Dari bisnis sablon digital, ratusan juta rupiah . bisa ia cetak dalam satu bulan. Suhandi bisa menjual mesin sablon sebanyak 100 hingga 200 unit sebulan, dengan harga bervariasi mulai dari Rp 1 juta hingga Rp 30 juta per unit.Kunci sukses Suhandi yang memulai usahanya dari nol adalah punya semangat dan kemauan. Modal cekak dan tak punya pengalaman juga bukan menjadi halangan bagi siapapun untuk berbisnis.
Justru dengan modal kecil, seorang yang punya kemauan dan semangat bisa langsung memperoleh pengalaman dalam menjalankan usaha "Ini membuat kita paham seluk beluk bisnis secara detail," ujarnya.
Masalah yang datang kala melakoni usaha juga akan menjadi pengalaman berharga untuk masa depan. Pengalaman yang baik maupun buruk dalam menjalankan usaha akan membuat pengusaha menjadi lebih mandiri dan kuat.
Ini pula yang telah dijalani Suhandi selama 10 tahun dalam bisnisnya. Banyak orang mengejar menjadipegawai negeri sipil, namun Suhandi tak tertarik menjadi birokrat. Ia telah bertekad mengembangkan usaha sendiri. "Bagi saya, bekerja" untuk orang lain bukan hidup," ujarnya.
Dengan berbisnis sendiri, Suhandi bisa bekerja bebas. Bahkan, saat sistem dan pasar sudah terbangun, ia bisa bekerja tanpa harus terjun secara langsung. "Bisnis tetap jalan, pemiliknya sekarang sudah bisa jalan-jalan," ujar Suhandi yang disusul dengan tawa berderai.
Dalam menjalankan bisnisnya, ia mengusung TTM. Tentu saja yang Suhandi maksud bukan judullagu yang dipopulerkan Duo Ratu Teman tapi Mesra. TTM yang ia maksud adalah time, laun dan money. Membagi waktu secara efektif, seminggu sekali, Suhandi rutin menggelar rapat dengan karyawannya, termasuk dengan office boy.
Dengan mereka, Suhandi selalu wijle atau Wliat I feet like ej-pressiug. Ia memberikan kesempatan pada seluruh karyawan untuk mencurahkan perasaan, termasuk masalah pribadinya dalam rapat itu. Dengan cara ini, ia bisa mengetahui keinginan dan kebutuhan
karyawannya. Hal ini dilakukan agar terhindar dari kesalahpahaman antar karyawan. "Efeknya, karyawan bisa bekerja gembira dan mudah koordinasi," ujarnya Dan, jika karyawan bekerja dengan gembira, target bisnis berupa pendapatan Iebih mudah diperoleh.
Menurut Suhandi, bagian terpenting dalam ni bisnis adalah mencari ide. Ide dapat diperoleh sepanjang pebisnis mengetahui persis kebutuhan masyarakat. Bagi Suhandi, bisnis adalah memenuhi kebutuhan masyarakat. "Sepanjang kita tahu kebutuhan mereka, apapun bisa kita bisniskan," ujarnya
Bila ide sudah didapat, para pebisnis tinggal menjalaninya dengan sungguh-sungguh. Seperti dirinya yang selalu mencari kebutuhan masyarakat di bidang printing menjadikan ia sebagai pionir dalam bisnis sablon digital.Menurutnya, menjadi pionor dalam bisnis apapun lebih enak dan asyik ketim-bang hanya ikut-ikutan. Makanya, ia berharap tak menjadi bagian aktor telenovela dalam bisnis. "Ia hanya berperan bak sebuah boneka. Disuruh apa saja oke," luarnya
Bagi Suhandi, bisnis adalah proses menjadi mandiri. Makanya, ia harus tahu dan merasakan pengalaman, mulai dari merintis, mengembangkan, menjalankan hingga bisa menikmatinya Dengan kesuksesan yang kini ia genggam, Suhandi mulai melirik peluang baru yang kini tampaknya menjadi kebutuhan orang.
Ia akan membuat supermarket. Tak menjual barang kebutuhan rumah tangga, supermarket ini menyediakan informasi peluang usaha, baik itu dalam bentuk waralaba dan kemitraan. "Ini peluang yang akan segera saya ambil," kata Suhandi yang berharap supermarketnya ini akan dipenuhi orang pada tahun 2015.
Selain kemauan, kunci sukses Suhandi Wijaya adalah mampu membaca kebutuhan konsumen. Dalam bisnis printing, ia tahu masa depan bisnisnya adalah sablon digital. Setelah sukses, Suhandi mulai melirik peluang usaha baru, yakni membuat supermarket yang menyediakan informasi berbagai waralaba dan kemitraan.
SUHANDI Wijaya mengaku amat bersyukur terlahir dari keluarga berlatar belakang pebisnis. Ia bisa belajar ketangguhan menjalankan usaha, serta ditempa menjadi pribadi berjiwa mandiri. Kedua modal itu menjadi bekal berharga baginya menjadi entrepreneur
Kini, Suhandi sudah bisa memetik buah kerja kerasnya selama ini. Dari bisnis sablon digital, ratusan juta rupiah . bisa ia cetak dalam satu bulan. Suhandi bisa menjual mesin sablon sebanyak 100 hingga 200 unit sebulan, dengan harga bervariasi mulai dari Rp 1 juta hingga Rp 30 juta per unit.Kunci sukses Suhandi yang memulai usahanya dari nol adalah punya semangat dan kemauan. Modal cekak dan tak punya pengalaman juga bukan menjadi halangan bagi siapapun untuk berbisnis.
Justru dengan modal kecil, seorang yang punya kemauan dan semangat bisa langsung memperoleh pengalaman dalam menjalankan usaha "Ini membuat kita paham seluk beluk bisnis secara detail," ujarnya.
Masalah yang datang kala melakoni usaha juga akan menjadi pengalaman berharga untuk masa depan. Pengalaman yang baik maupun buruk dalam menjalankan usaha akan membuat pengusaha menjadi lebih mandiri dan kuat.
Ini pula yang telah dijalani Suhandi selama 10 tahun dalam bisnisnya. Banyak orang mengejar menjadipegawai negeri sipil, namun Suhandi tak tertarik menjadi birokrat. Ia telah bertekad mengembangkan usaha sendiri. "Bagi saya, bekerja" untuk orang lain bukan hidup," ujarnya.
Dengan berbisnis sendiri, Suhandi bisa bekerja bebas. Bahkan, saat sistem dan pasar sudah terbangun, ia bisa bekerja tanpa harus terjun secara langsung. "Bisnis tetap jalan, pemiliknya sekarang sudah bisa jalan-jalan," ujar Suhandi yang disusul dengan tawa berderai.
Dalam menjalankan bisnisnya, ia mengusung TTM. Tentu saja yang Suhandi maksud bukan judullagu yang dipopulerkan Duo Ratu Teman tapi Mesra. TTM yang ia maksud adalah time, laun dan money. Membagi waktu secara efektif, seminggu sekali, Suhandi rutin menggelar rapat dengan karyawannya, termasuk dengan office boy.
Dengan mereka, Suhandi selalu wijle atau Wliat I feet like ej-pressiug. Ia memberikan kesempatan pada seluruh karyawan untuk mencurahkan perasaan, termasuk masalah pribadinya dalam rapat itu. Dengan cara ini, ia bisa mengetahui keinginan dan kebutuhan
karyawannya. Hal ini dilakukan agar terhindar dari kesalahpahaman antar karyawan. "Efeknya, karyawan bisa bekerja gembira dan mudah koordinasi," ujarnya Dan, jika karyawan bekerja dengan gembira, target bisnis berupa pendapatan Iebih mudah diperoleh.
Menurut Suhandi, bagian terpenting dalam ni bisnis adalah mencari ide. Ide dapat diperoleh sepanjang pebisnis mengetahui persis kebutuhan masyarakat. Bagi Suhandi, bisnis adalah memenuhi kebutuhan masyarakat. "Sepanjang kita tahu kebutuhan mereka, apapun bisa kita bisniskan," ujarnya
Bila ide sudah didapat, para pebisnis tinggal menjalaninya dengan sungguh-sungguh. Seperti dirinya yang selalu mencari kebutuhan masyarakat di bidang printing menjadikan ia sebagai pionir dalam bisnis sablon digital.Menurutnya, menjadi pionor dalam bisnis apapun lebih enak dan asyik ketim-bang hanya ikut-ikutan. Makanya, ia berharap tak menjadi bagian aktor telenovela dalam bisnis. "Ia hanya berperan bak sebuah boneka. Disuruh apa saja oke," luarnya
Bagi Suhandi, bisnis adalah proses menjadi mandiri. Makanya, ia harus tahu dan merasakan pengalaman, mulai dari merintis, mengembangkan, menjalankan hingga bisa menikmatinya Dengan kesuksesan yang kini ia genggam, Suhandi mulai melirik peluang baru yang kini tampaknya menjadi kebutuhan orang.
Ia akan membuat supermarket. Tak menjual barang kebutuhan rumah tangga, supermarket ini menyediakan informasi peluang usaha, baik itu dalam bentuk waralaba dan kemitraan. "Ini peluang yang akan segera saya ambil," kata Suhandi yang berharap supermarketnya ini akan dipenuhi orang pada tahun 2015.
Sumber : Harian Kontan
Handoyo