>>>>Berkah dari usaha perkebunan sawit berkelanjutan
Bagi Warjono, 54, menjadi petani plasma kelapa sawit merupakan berkah dan kebanggaan tak ternilai. Profesi Ini setidaknya mendongkrak kesejahteraan keluarganya di atas rata-rata petani.
Hasil kebun sawitnya telah membuahkan rumah dan perabotan baru, kendaraan roda dua dan empat, titel sarjana untuk anak-anaknya, deposito, tabungan dan barangberharga lainnya. Warjono hanyalah satu dari ribuan petani plasma sawit di lingkungan Sungai lilin, Musi Banyuasin, Sumatra Selatan, yang mengalami nasib baik. Namun, semua kesuksesan materi para petani sawit di daerah itu temyata bermula cerita pahit ketika mereka ikut rombongan transmigrasi yang dicanangkan rezim Orde Baru pada 1981.
Bagi Warjono, 54, menjadi petani plasma kelapa sawit merupakan berkah dan kebanggaan tak ternilai. Profesi Ini setidaknya mendongkrak kesejahteraan keluarganya di atas rata-rata petani.
Hasil kebun sawitnya telah membuahkan rumah dan perabotan baru, kendaraan roda dua dan empat, titel sarjana untuk anak-anaknya, deposito, tabungan dan barangberharga lainnya. Warjono hanyalah satu dari ribuan petani plasma sawit di lingkungan Sungai lilin, Musi Banyuasin, Sumatra Selatan, yang mengalami nasib baik. Namun, semua kesuksesan materi para petani sawit di daerah itu temyata bermula cerita pahit ketika mereka ikut rombongan transmigrasi yang dicanangkan rezim Orde Baru pada 1981.
"30 Tahun silam adalah masa-masa sulit. DItempat baru, setiap kepala keluarga diberi sekaveling lahan dan jatah hidup dari pemerintah hanya 2 tahun. Setelah itu, kami harus berjuang sendiri mempertahankan hidup," kenang pria asal Sleman, DIY Itu.
Dengan sekaveling lahan yang luasnya tak lebih dari 2 hektare itu, setiap transmigran diminta mengembangkan tanaman pangan sekunder. "Ketika uang dari pemerintah habis, kami menghadapimasalah gagal panen, ditambah tak ada apa pun lagi yang bisa dimakan," lanjutnya.
Kepedihan yang sama juga diungkapkan Wario Santono, salah satu anggota KUD Barokah Jaya, Sungai Ulin, Musi Banyuasin. Transmigran yang berada di kawasan tersebut sebagian besar putus asa. "Dalam masa sulit tersebut, akhirnya ada tawaran agar kami belajar menggarap pohon sawit dari PT Hlndolisekitar 1990-an," jelasnya.
Tawaran tersebut seolah-olah memberikan harapan baru di tengah kondisi kesejahteraan petani yang tak pasti. Para petani lantas dijadikan mitra, sedangkan perusahaan perkebunan kelapa sawit itu mendampingi serta melatih para petani dengan praktik perkebunan berkelanjutan.
"Kami juga diajari tentang struktur harga minyak sawit dan pengelolaan koperasisehingga dapat kami kelola sendiri hasil panen sawitnya," timpal Warjono yang kini menjadi Koordinator Wilayah di KUD Mukti Jaya.
Presiden Direktur PT Hlndoli Anthony Yeow mengatakan pada saat prakarsa kemitraan perkebunan sawit tersebut dimulai, pendapatan per bulan para petani plasma tersebut mulai meningkat dan industri perkebunan sawit di Sungai Lilin mulai berkembang.
Sumber : Bisnis Indonesia
Dengan sekaveling lahan yang luasnya tak lebih dari 2 hektare itu, setiap transmigran diminta mengembangkan tanaman pangan sekunder. "Ketika uang dari pemerintah habis, kami menghadapimasalah gagal panen, ditambah tak ada apa pun lagi yang bisa dimakan," lanjutnya.
Kepedihan yang sama juga diungkapkan Wario Santono, salah satu anggota KUD Barokah Jaya, Sungai Ulin, Musi Banyuasin. Transmigran yang berada di kawasan tersebut sebagian besar putus asa. "Dalam masa sulit tersebut, akhirnya ada tawaran agar kami belajar menggarap pohon sawit dari PT Hlndolisekitar 1990-an," jelasnya.
Tawaran tersebut seolah-olah memberikan harapan baru di tengah kondisi kesejahteraan petani yang tak pasti. Para petani lantas dijadikan mitra, sedangkan perusahaan perkebunan kelapa sawit itu mendampingi serta melatih para petani dengan praktik perkebunan berkelanjutan.
"Kami juga diajari tentang struktur harga minyak sawit dan pengelolaan koperasisehingga dapat kami kelola sendiri hasil panen sawitnya," timpal Warjono yang kini menjadi Koordinator Wilayah di KUD Mukti Jaya.
Presiden Direktur PT Hlndoli Anthony Yeow mengatakan pada saat prakarsa kemitraan perkebunan sawit tersebut dimulai, pendapatan per bulan para petani plasma tersebut mulai meningkat dan industri perkebunan sawit di Sungai Lilin mulai berkembang.
Sumber : Bisnis Indonesia