" Status YM ""
ukm indonesia sukses: Sarjana Teknik Juragan Corner Kebab

Sarjana Teknik Juragan Corner Kebab


>>>>>Inspirasi Ardiansyah Murdiawan Saputra
Usianya baru 29 tahun, tapi Ardiansyah Murdiawan Saputra berhasil menggaet 150 mitra ikut nimbrung berbisnis kebab. Kesuksesan dirintis sejak kuliah di ITS Surabaya. Saat di bangku kuliah, Ardiansyah memenangi lomba pembuatan proposal bisnis. Sejak itu, cakrawala bisnis Ardiansyah semakin terbentang.

"PELUANG bisnis itu ibarat mobil yang melaju dengan kecepatan kecepatan 100 kilometer perjam. Telat satu detik saja maka mobil itu akan meninggalkan kita jauh di belakang," begitulah prinsip yang dianut Ardiansyah Murdiawan Saputra dalam menekuni bisnis kebab usai lulus kuliah di tahun 2007 silam.

Sekarang, Ardiansyah sudah menjadi juragan Corner Kebab yang memiliki 150 mitra di seluruh Indonesia. Rata-rata setiap mitra mencatat omzet Rp 10 juta per bulan, atau sekitar Rp 1,5 miliar untuk 150 gerai. Setelah dikurangi biaya produksi, operasional serta bagi hasil dengan mitra, Ardiansyah membawa pulang profit kotor sebesar Rp 92,5 juta sebulan.

Darah bisnis Ardiansyah agaknya mewarisi mental bisnis sang ayah. Bapaknya adalah pedagang kelontong, sementara ibunya berprofesi sebagai pegawai negeri sipil (PNS). Nah, sedari kecil, Ardiansyah sudah terbiasa membantu orangtuanya berjualan kelontong.

Selepas tamat dari bangku SMS, Ardiansyah melanjutkan kuliah di Fakultas Teknik Elektro Institut Teknologi 10 November, Surabaya (ITS). Bangku kuliah agaknya berperan besar mengasah mental pebisnis Ardiansyah. Sebab, semasa kuliah itu, Ardiansyah bertekad untuk mandiri dan tak mau membebani orangtua

Ardiansyah lantas memutar otak untuk mencari pengha-silan sendiri. Mula-mula, ia bekerja sebagai pengajar di sebuah lembaga bimbingan belajar. "Lama kelamaan banyak yang mau belajar, sehingga saya membuka bimbingan belajar sendiri," kata Ardiansyah.

Dengan mempekerjakan beberapa orang, usaha kecil-kecilan itu berjalan dengan sistem bagi hasil. Ardiansyah juga untuk membangun jaringan di kampus. "Keaktifan saya di badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) temyata berguna untuk menjalankan bisnis," terang Ardiansyah.

Aktivitasnya di kampus memudahkannya mendapat akses informasi dengan cepat Sebagai contoh, tahun 2004, ia mendapat informasi mengenai lomba membuat proposal bisnis atau entre-preneurship bagi pemula
Tidak mau menyia-nyiakan kesempatan tersebut, Ardiansyah langsung menyusun proposal tentang pengelolaan manajemen software. Proposal bisnis ala Ardiansyah temyata keluar sebagai pemenang. Dia berhak membawa pulang tropi serta hadiah uang.

Namun, baginya, piala dan uang bukan hal utama. Menurut dia, kesempatan mempresentasikan proposal bisnis itu di depan para pengusaha lebih berharga ketimbang hadiah. "Saat itu saya harus presentasi ke pengusaha/nznc/me, sehingga software saya sesuaikan dengan format franchise," kata Ardiansyah.

Berkat presentasi itulah, ia dikenal di mata pengusaha waralaba Ardiansyah kemudian mendapatkan
kepercayaan untuk menangani manajemen produksi dan pembukuan di dua perusahaan franck ise sekaligus. Sebagai imbalannya, Ardiansyah mendapat uang bagi hasil waralabaBerlatarpendidikan teknik, Ardiansyahterbiasa mengelola data.

Lebih kurang tiga tahun Ardiansyah menekuni manajemen/ranctase, dan berhasil menabung sebagian hasil jerih payahnya Dana tabungan itu yang dia gunakan sebagai modal mendirikan usaha makanan dengan sistem kemitraan, tahun 2007. "Saya memilih kebab karena semua balian baku bisa disimpan dalam keadaan beku dan baru dipakai saat ada yang memesan," ujar dia. Ardian-syah lantas menamakan kedai makanan khas Timur Tengah itu Corner Kebab.

Berbekal pengalaman bekerja di perusahaan franchise, pria ini tidak repot lagi mengurus Comer Kebab. Sebab, ia sudah menyiapkan manajemen operasi dan produksi yang lebih efisien.

Ardiansyah mengklaim kekuatan utama bisnis adalah penguasaan manajemen. "Orang sering bertanya bagaimana mungkin orang teknik seperti saya bisa mengelola usaha? Saya terbiasa menganalisis data sehingga bisa menyusun manajemen produksi dan operasional," tutur dia.la membutuhkan waktu setahun sebelum menawarkan kemitraan Corner Kebab. Selama setahun itu, Ardiansyah menghitung laba dan risiko bisnis kebab. Setelah setahun berdiri, teman-teman | kuliahnya temyata tertarik menjadi mitra hingga sekarang.

Sumber : Harian Kontan
Dharmesta



Entri Populer