" Status YM ""
ukm indonesia sukses: Modal Bersaing dengan Kongsi dan Spesialisasi

Modal Bersaing dengan Kongsi dan Spesialisasi


>>>>Modal Bersaing dengan Kongsi dan Spesialisasi

Ada dua kelompok perajin di sentra sangkar perkutut Desa Dawuan Mangli, Jember, Jawa Timur. Pertama, perajin yang memproduksi sangkar burung yang memiliki kicauan merdu itu secara massal. Kedua, perajin yang membuat sangkar perkutut berdasarkan pesanan.

PESANAN pembuatan sangkar perkutut biasanya datang dari para penghobi burung bernama Latin Geopelia striala itu. Proses produksinya membutuhkan tempo yang lama Untuk menghasilkan satu sangkar perkutut berkualitas paling tidak waktu tiga sampai empat bulan. Soalnya, proses pembuatannya memerlukan tingkat ketelitian dan kesabaran yang tinggi. Selain kehalusan produk, keindahan desain juga menjadi poin utama kualitas sangkar.

Abdul Rohman, salah satu perajin sangkar perkutut berdasarkan pesanan, mengatakan, prospek usaha pembualan sangkar burung yang dikenal juga sebagai merpati lurik ini masih terbuka lebar. "Selama masih ada penghobi, pembuatan sangkar perkutut jalan terus," kata pria yang akrabdipanggil Kiki itu.

Oleh karena itu, Kiki serius menggeluti usaha pembuatan sangkar perkutut berdasarkan pesanan. Apalagi, setelah bisnis dia sebelumnya, yakni jual beli tembakau tidak menjanjikan lagi.

Sedangkan perajin sangkar burung yang di dunia internasional bernama zebra dove atau barred ground dove ini yang memproduksi dalamjumlah besar, memasok produknya ke berbagai pasar burung di daerah Jawa Timur. Walau berbeda pangsa pasarnya, perajin yang membuat sangkar perkutut secara massal danberdasarkan pesanan, sama-sama masih mengandalkan peralatan yang sederhana. Tidak ada sentuhan mesin modem dalam proses pembuatannya, semuanya masih dikerjakan secara tradisional dengan tangan.

Itu sebabnya, sampai saat ini jumlah produksi sangkar perkutut di sentra Dawuan Mangli masih terbatas. Tetapi, "Dibandingkan dengan dulu, produksi sangkar perkutut di daerah ini telah mengalami perubahan," kata Lamsari, perajin sangkar perkutut lainnya di Dawuan Mangli.

Perubahan utama dari sisidesain atau model sangkar. Dulu, perajin hanya membuat sangkar dengan bentuk sederhana. Sekarang, mereka sudah mengembangkan model yang tampak lebih mewah, dengan hiasan ukiran serta pewarnaan yang lebih beragam.

Inovasi model dan pewarnaan terus berkembang mengikuti permintaan dan tuntutan konsumen. "Mereka selalu ingin yang lebih baik," kata Kiki. Makanya, para perajin lebih kreatif dan inovatif dalam membuat sangkar perkutut.

Perubahan tersebut juga tidak lepas dari upaya para perajin di sentra Dawuan Mangli untuk terus bertahan. Sebab, persaingan bisnis sangkar burung ini semakin ketat dan sengit

Tidak heran, untuk memenangkan persaingan dengan cara menghasilkan sangkar perkutut yang bagus, para perajin saling berkongsi. Menurut Kiki, untuk membuat satu sangkar dengan kualitas jempolan, biasanya melibatkan beberapa perajin di sentra Dawuan Mangli. "Saya mencoba memberikan produk yang beda dengan yang ada di pasaran. Karena itu, saya memilih perajin yang berkualitas bagus pula," kata Kiki.

Untuk membuat satu sangkar utuh, butuh beberapa bagian atau ornamen yang masing-masing dikerjakan oleh seorang perajin. Selain mahkota sangkar, ada juga tabung atau kap sangkar, penunggul atawa pegangan, serta kaki alias telapakan yang dipasang di bawah sangkar perkutut.

Sumber: Harian Kontan
Handoyo (Jember)


Entri Populer