>>>>>Jangan Salah Pilih Franchisor
Neraca. Janji franchisor bisa membukukan BEP dalam waktu singkat jangan langsung dipercaya. Perlu kehati-hatian dalam memilih franchise yang prospektif. Franchise terbukti banyak memberikan keuntungan terhadap para investornya. Hanya saja kejelian perlu dimiliki oleh para calon investor.
Bisnis harus melahirkan profit. Prinsip itulah yang harus dipegang oleh para franchisee atau pembeli waralaba dalam menentukan pilihannya. Jangan pernah terkecoh oleh manisnya janji-janji para franchisor. Tetapi bukan berarti Anda harus mengedepankan kecurigaan yang berlebihan.
Sinyalemen Ketua Asosiasi Franchise Indonesia (AFI), Anang Sukandar perlu menjadi perhatian para franchisee. Disebutkan, dari 129 franchise lokal, hanya 15%-nya saja yang franchiseable atau memenuhi syarat sebagai franchise. Sisanya, belum bisa dikategorikan sebagai usaha franchise tetapi sudah mengklaim sebagai usaha waralaba. Mereka ini baru bisa dimasukkan sebagai business opportunity.
Ada dua hal yang perlu menjadi perhatian para franchisee sebelum membeli sebuah usaha franchise Pertama, usaha yang difranchise kan tersebut harus sukses dahulu. Bagaimana membuktikannya? Sebuah usaha franchise bisa dikategorikan sukses dapat dibuktikan dengan neraca keuangan rugi laba. Kedua, usaha tersebutmemiliki keunikan atau differensiasi. Kunikan yang dimiliki usaha tersebut untuk membedakan dengan usaha-usaha lainnya yang sejenis di Industrinya. Mengapa keunikan ini penting? Karena keunikan ini menjadi nilai tambah yang akan menjadi daya tarik bagi customer. Keunikan bisa ditentukan dari produknya, bisa juga lewat layanannya.
Hal lainnya yang juga penting untuk diperhatikan oleh para franchisee, adalah usaha franchise yang ditawarkan tersebut harus mempunyai sistem dan standar operasional yang baku. Konsep ini implementasinya harussudah teruji di lapangan, tidak hanya sekedar teori. Maka, tidak salah jika calon investor mencoba untuk mengenal dapur operasionalnya secara dalam. Tidak kalah penting, franchisee juga perlu mengenal program pemasaran dari franchisor. Program pemasaran ini berkaitan erat dengan masa depan usaha menghadapi tingkat persaingan di industrinya.
Investigasi.
Sekarang ini, perkembangan usaha franchise sangat pesat dan terus tumbuh seperti cendawan di musim (yjjanf. Tetapi, data yang ada menunjukkan peluang sukses waralaba baru
60%. Fakta tersebut kalah jauh dibandingkan dengan di Amerika yang peluang suksesnya di atas 90%. Oleh karena itu, franchisee perlu melakukan investigasi terhadap usaha yang diliriknya sebelum memutuskan untuk membelinya.
Investigasi yang perlu dilakukan para franchisee Pertama, kredibilitas dan akuntabilitas franchisor serta bisnis franchise-nya. Hal ini penting untuk dilakukan, setidaknya untuk mendapatkan jawaban yang lebih pasti bahwa usaha yang akan dibeli itu bisa diandalkan. Caranya, periksa reputasi perusahaan tersebut dan nama-nama pemegangsahamnya.
Kedua, Franchisee juga perlu mengetahui secara jeli struktur organisasi dari perusahaan franchise dan fungsi dari bidang masing-masing. Kenapa ini perlu? Perusahaan yang tidak solid, sudah pasti tidak akan bisa bertahan lama.
Ketiga, Jangan hanya mengandalkan investigasi dari luar, lakukan juga dari dalam perusahaan franchisor. Langkah ini perlu dilakukan untuk mengukur klaim yang dilakukan franchisor kepada para investornya.
Keempat, cari tahu siapa saja para franchisee dari usaha tersebut dan berdialoglah dengan mereka. Sebab, dari mereka ini informasi bisa didapat lebih objektif, sekaligus untuk mendapatkan data penjualan dan kemungkinan keuntungan yang bisa diraih.
Kelima, bandingkan dengan dua atau tiga usaha franchise sejenis atau kompetitornya, untuk mendapatkan perbandingan yang lebih objektif sebelum memutuskan membelinya.Terakhir, Carilah second opinion dari sang ahli atau para konsultan franchise sebelum memutuskan membeli waralaba. Pendapat para ahli ini bisa menjadi panduan paling sempurna untuk menghindari berbagai kemungkinan yang tidak diinginkan, baik menyangkut hukum, brand perusahaan maupun peluang bisnisnya. (Rangga/dbs)
Sumber : Harian Neraca
Neraca. Janji franchisor bisa membukukan BEP dalam waktu singkat jangan langsung dipercaya. Perlu kehati-hatian dalam memilih franchise yang prospektif. Franchise terbukti banyak memberikan keuntungan terhadap para investornya. Hanya saja kejelian perlu dimiliki oleh para calon investor.
Bisnis harus melahirkan profit. Prinsip itulah yang harus dipegang oleh para franchisee atau pembeli waralaba dalam menentukan pilihannya. Jangan pernah terkecoh oleh manisnya janji-janji para franchisor. Tetapi bukan berarti Anda harus mengedepankan kecurigaan yang berlebihan.
Sinyalemen Ketua Asosiasi Franchise Indonesia (AFI), Anang Sukandar perlu menjadi perhatian para franchisee. Disebutkan, dari 129 franchise lokal, hanya 15%-nya saja yang franchiseable atau memenuhi syarat sebagai franchise. Sisanya, belum bisa dikategorikan sebagai usaha franchise tetapi sudah mengklaim sebagai usaha waralaba. Mereka ini baru bisa dimasukkan sebagai business opportunity.
Ada dua hal yang perlu menjadi perhatian para franchisee sebelum membeli sebuah usaha franchise Pertama, usaha yang difranchise kan tersebut harus sukses dahulu. Bagaimana membuktikannya? Sebuah usaha franchise bisa dikategorikan sukses dapat dibuktikan dengan neraca keuangan rugi laba. Kedua, usaha tersebutmemiliki keunikan atau differensiasi. Kunikan yang dimiliki usaha tersebut untuk membedakan dengan usaha-usaha lainnya yang sejenis di Industrinya. Mengapa keunikan ini penting? Karena keunikan ini menjadi nilai tambah yang akan menjadi daya tarik bagi customer. Keunikan bisa ditentukan dari produknya, bisa juga lewat layanannya.
Hal lainnya yang juga penting untuk diperhatikan oleh para franchisee, adalah usaha franchise yang ditawarkan tersebut harus mempunyai sistem dan standar operasional yang baku. Konsep ini implementasinya harussudah teruji di lapangan, tidak hanya sekedar teori. Maka, tidak salah jika calon investor mencoba untuk mengenal dapur operasionalnya secara dalam. Tidak kalah penting, franchisee juga perlu mengenal program pemasaran dari franchisor. Program pemasaran ini berkaitan erat dengan masa depan usaha menghadapi tingkat persaingan di industrinya.
Investigasi.
Sekarang ini, perkembangan usaha franchise sangat pesat dan terus tumbuh seperti cendawan di musim (yjjanf. Tetapi, data yang ada menunjukkan peluang sukses waralaba baru
60%. Fakta tersebut kalah jauh dibandingkan dengan di Amerika yang peluang suksesnya di atas 90%. Oleh karena itu, franchisee perlu melakukan investigasi terhadap usaha yang diliriknya sebelum memutuskan untuk membelinya.
Investigasi yang perlu dilakukan para franchisee Pertama, kredibilitas dan akuntabilitas franchisor serta bisnis franchise-nya. Hal ini penting untuk dilakukan, setidaknya untuk mendapatkan jawaban yang lebih pasti bahwa usaha yang akan dibeli itu bisa diandalkan. Caranya, periksa reputasi perusahaan tersebut dan nama-nama pemegangsahamnya.
Kedua, Franchisee juga perlu mengetahui secara jeli struktur organisasi dari perusahaan franchise dan fungsi dari bidang masing-masing. Kenapa ini perlu? Perusahaan yang tidak solid, sudah pasti tidak akan bisa bertahan lama.
Ketiga, Jangan hanya mengandalkan investigasi dari luar, lakukan juga dari dalam perusahaan franchisor. Langkah ini perlu dilakukan untuk mengukur klaim yang dilakukan franchisor kepada para investornya.
Keempat, cari tahu siapa saja para franchisee dari usaha tersebut dan berdialoglah dengan mereka. Sebab, dari mereka ini informasi bisa didapat lebih objektif, sekaligus untuk mendapatkan data penjualan dan kemungkinan keuntungan yang bisa diraih.
Kelima, bandingkan dengan dua atau tiga usaha franchise sejenis atau kompetitornya, untuk mendapatkan perbandingan yang lebih objektif sebelum memutuskan membelinya.Terakhir, Carilah second opinion dari sang ahli atau para konsultan franchise sebelum memutuskan membeli waralaba. Pendapat para ahli ini bisa menjadi panduan paling sempurna untuk menghindari berbagai kemungkinan yang tidak diinginkan, baik menyangkut hukum, brand perusahaan maupun peluang bisnisnya. (Rangga/dbs)
Sumber : Harian Neraca