>>>>>Pemisahan dana keluarga dan usaha
Bisnis Indonesiaodal awal membangun usaha sendiri kerap berasal dari saku keuangan keluarga. Keputusan itu mungkin tepat selama tidak mengganggu kas rumah tangga. Namun, yang perlu diperhatikan adalah uang modal keluarga harus dikembalikan saat usaha sudah mulai berjalan dengan baik.
Pengembalian uang menjadi wajib karena kas rumah tangga tetap harus dijaga untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan membiayai peristiwa tak terduga yang membutuhkan dana besar.
Kecuali, uang modal keluarga tersebut mewakili kepemilikan saham di perusahaan yang dijalankan sehingga akan ada pembagian yang jelas saat perusahaan mendapat keuntungan. Ketegasan sikap dari pemimpin perusahaan yang mewakili keluarga diperlukan dalam menjalankan roda usaha.
Jangan sampai, karena alasan modal berasal dari keluarga, lantas anggota keluarga lainnya merasa berhak mengambil uang seenaknya di kas perusahaan. Seperti yang dialami oleh Prima Mayasari Putri.
Beberapa tahun lalu, dia diajak seorang sahabat untuk menjalankan perusahaan yang bergerak di bidang percetakan. Usaha itu modal awalnya mayoritas berasal dari keluarga temannya itu.
"Awalnya mereka [anggota keluarga] tidak mengganggu perusahaan, tetapi saat kantor ini sudah mulai mendapat untung, satu-persatu angota keluarganya datang dan mengambil uang seenaknya di kasir," tuturnya.
Kejadian tersebut berlangsung terus-menerus, hingga akhirnya cash flow perusahaan menjadi terganggu dan ujungnya gaji karyawan pun tidak dibayar. Melihat keadaan itu, Prima dan beberapa karyawan berinisiatif mengingatkan sahabatnya itu untuk mulai mendisiplinkan anggota keluarga, tetapi tidak berhasil.
"Akhirnya saya keluar dari perusahaan itu, karena dia [pimpinan perusahaan] tidak mau juga berubah," paparnya. Mendisiplinkan anggota keluarga untuk tidak seenaknya mengambil uang di perusahaan memang membutuhkan trik tertentu, tetapi itu harus dilakukan agar aliran dana usaha tidak terganggu.
Managing Director One Consulting M. An-doko menyatakan strategi pertama yang wajib dijalankan bagi keluarga yang memiliki kegiatan usaha, yakni memisahkan rekening untuk kegiatan bisnis dengan rekening keluarga.
Menurut dia pengawasan arus kas masuk maupun keluar dalam menjalankan kegiatan usaha harus dilakukan secara ketat, karena tujuan dari menjalankan usaha yakni meraih keuntungan sebesar-besarnya dengan pengeluaran serendah mungkin.
"Memang sepertinya mudah, tetapi mengimplementasikan susah. Namun, kalau tidak dimulai dengan mendisiplinkan seluruh transaksi usaha dan keluarga, pasti nanti tercampur," katanya saat dihubungi Bisnis.
Jika bisnis yang dijalankan melibatkan seluruh keluarga, dia menuturkan pengawasan dalam mengelola keuangan harus lebih ketat untuk menghindari belanja yang tidak ada kait-,annya dengan kegiatan usaha oleh anggota keluarga lainnya.
Tercatat
Dia berpendapat seluruh transaksi pemasukan maupun pengeluaran harus dipastikan tercatat secara teratur, lalu dilakukan cek dan ricek pada akhir bulan atau bulan-bulan tertentu sesuai dengan jadwal perusahaan.
Namun, sebagai catatan bukan berati uang yang diperoleh dari kegiatan usaha tidak boleh dipergunakan untuk kepentingan pribadi. "Misalnya mengambil uang dari rekening usaha melalui ATM, kalau bisa struk tanda pengambilan disimpan lalu segera dicatat dalam pembukuan. Intinya harus ada kontrol transaksi," jelasnya.
Kunci dari keberhasilan pengelolaan uang usaha yakni komitmen agar tidak mudah meng-
ambil uang buat pribadi meskipun kita sedang butuh. Bila terpaksa ambil, harus dicatat dan dikembalikan segera.
Hal serupa juga diungkapkan oleh Risza Bambang, Financial Planner dari Shildt Financial Planning mengatakan pada dasarnya, mengelola keuangan untuk kepentingan pribadi dengan usaha tak jauh berbeda dengan menata keuangan keluarga.
Namun, Anda harus menyiapkan sedikit energi untuk memperhatikan dua kepentingan berbeda, kepentingan keluarga atau pribadi dengan kepentingan usaha. Pengaturan keuangan dimulai dengan membuat perencanaan keuangan yang tepat, sehingga mulai saat ini dan ke depan apa yang diinginkan bisa terpenuhi.
Menurut Risza yang pernah 20 tahun bekerja di perusahaan asuransi ini, awal mula mengelola keuangan yakni memperhatikan posisi ke-uangan yang ada saat ini. Hal ini dinilai sangat penting sebab dengan mengetahui posisi keuangan dan sumber pendapatan, maka bisa mengukur berapa besar aset yang dimiliki.
"Ini sebagai gambaran saja, coba bayangkan seseorang memiliki banyak harta, tetapi utang yang dimiliki jauh lebih besar, maka sebenarnya orang itu bangkrut," katanya.
Mengetahui seberapa jauh kekuatan keuangan yang kita miliki, sama halnya kita menakar diri sendiri dalam usaha menghasilkan aset. Ada baiknya mempersiapkan apa yang dibutuhkan pada masa yang akan datang dengan melakukan proyeksi tertulis dan membuat pembukuan, sehingga apa yang dibutuhkan dapat dipersiapkan dananya.
Setelah mengetahui berapa proyeksi jumlah kebutuhan pribadi dan usaha, langkah selanjutnya yakni menentukan kapan dana tersebut di-gunakan, bagaimana cara mengumpulkan dananya, ke mana dana tersebut diinvestasikan, serta bagaimana mengantisipasi risiko yang berpotensi muncul.
"Jangan melakukan cara-cara lain yang tidak terdapat dalam rencana. Contohnya dalam kebutuhan tertulis ingin membeli barang A, tetapi pada kenyataannya membeli barang B. Hal ini merupakan penyimpangan dalam perencanaan keuangan sehingga bisa membuat apa yang dibutuhkan tertunda untuk terbeli atau bisa sebaliknya malah tida jadi dibeli," ungkapnya.
Penting pula digarisbawahi, yakni melakukan kontrol dan memonitor pelaksanaan rencana yang telah disusun sebelumnya. Terakhir ini untuk memastikan bahwa rencana keuangan sudah direncanakan sesuai dengan yang disusun. Manfaat evaluasi ini agar berbagai kesulitan yang ditemui dapat segera ditemukan pemecahannya, sehingga langkah perbaikan menjadi lebih tepat berdasarkan data yang akurat.
IPO hindari konflik
Martha Tilaar, Chairman, Chief Executive Officer (CEO), dan Pendiri Martha Tilaar Group mengatakan untuk menghindari polemik dari usaha keluarga khususnya terkait dengan kepemilikan saham, dia sebagai pendiri memutuskan untuk mencatatkan saham di bursa efek Indonesia pada awal tahun lalu.
Bisnis yang dimulai dari garasi rumah ayahnya yang berukuran 4x6 meter di kawasan Menteng itu kini telah berubah menjadi bisnis produk kosmetik yang sudah merambah ke mancanegara.
"Mengapa saya memutuskan IPO, karena ini perusahaan keluarga, ada anak dan keponakan kerja di sini. Saya melihat sejarah perusahaan keluarga lainnya hancur karena masalah internal, terjadi perebutan," ujarnya baru-baru ini.
Dia yakin dengan menjadikan perusahaan ini terbuka, maka kinerja perusahaan akan lebih transparan dan semua orang, termasuk anggota keluarga yang bekerja di dalamnya menjadi lebih profesional.
IPO merupakan salah satu jalan keluar bagi perusahaan keluarga untuk menghindari kehancuran akibat perebutan jabatan atau kekuasaan tertentu. Menjadi perusahaan terbuka juga menuntut sumber daya di dalamnya bekerja secara profesional.
Kini perusahaan ita sudah bisa disandingkan dengan perusahaan-perusahaan lain yang tercatat di BEI. Tidak hanya profesional dalam kepengurusan perusahaan tetapi manajemen Martha Tilaar juga mendapatkan dana segar untuk melakukan ekspansi ke depannya. (arief.setiaji@bisnis.co.id/pta.indah@bisnis.co.id/ mhayuningsih@bisnis.co.id)
Bisnis Indonesiaodal awal membangun usaha sendiri kerap berasal dari saku keuangan keluarga. Keputusan itu mungkin tepat selama tidak mengganggu kas rumah tangga. Namun, yang perlu diperhatikan adalah uang modal keluarga harus dikembalikan saat usaha sudah mulai berjalan dengan baik.
Pengembalian uang menjadi wajib karena kas rumah tangga tetap harus dijaga untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan membiayai peristiwa tak terduga yang membutuhkan dana besar.
Kecuali, uang modal keluarga tersebut mewakili kepemilikan saham di perusahaan yang dijalankan sehingga akan ada pembagian yang jelas saat perusahaan mendapat keuntungan. Ketegasan sikap dari pemimpin perusahaan yang mewakili keluarga diperlukan dalam menjalankan roda usaha.
Jangan sampai, karena alasan modal berasal dari keluarga, lantas anggota keluarga lainnya merasa berhak mengambil uang seenaknya di kas perusahaan. Seperti yang dialami oleh Prima Mayasari Putri.
Beberapa tahun lalu, dia diajak seorang sahabat untuk menjalankan perusahaan yang bergerak di bidang percetakan. Usaha itu modal awalnya mayoritas berasal dari keluarga temannya itu.
"Awalnya mereka [anggota keluarga] tidak mengganggu perusahaan, tetapi saat kantor ini sudah mulai mendapat untung, satu-persatu angota keluarganya datang dan mengambil uang seenaknya di kasir," tuturnya.
Kejadian tersebut berlangsung terus-menerus, hingga akhirnya cash flow perusahaan menjadi terganggu dan ujungnya gaji karyawan pun tidak dibayar. Melihat keadaan itu, Prima dan beberapa karyawan berinisiatif mengingatkan sahabatnya itu untuk mulai mendisiplinkan anggota keluarga, tetapi tidak berhasil.
"Akhirnya saya keluar dari perusahaan itu, karena dia [pimpinan perusahaan] tidak mau juga berubah," paparnya. Mendisiplinkan anggota keluarga untuk tidak seenaknya mengambil uang di perusahaan memang membutuhkan trik tertentu, tetapi itu harus dilakukan agar aliran dana usaha tidak terganggu.
Managing Director One Consulting M. An-doko menyatakan strategi pertama yang wajib dijalankan bagi keluarga yang memiliki kegiatan usaha, yakni memisahkan rekening untuk kegiatan bisnis dengan rekening keluarga.
Menurut dia pengawasan arus kas masuk maupun keluar dalam menjalankan kegiatan usaha harus dilakukan secara ketat, karena tujuan dari menjalankan usaha yakni meraih keuntungan sebesar-besarnya dengan pengeluaran serendah mungkin.
"Memang sepertinya mudah, tetapi mengimplementasikan susah. Namun, kalau tidak dimulai dengan mendisiplinkan seluruh transaksi usaha dan keluarga, pasti nanti tercampur," katanya saat dihubungi Bisnis.
Jika bisnis yang dijalankan melibatkan seluruh keluarga, dia menuturkan pengawasan dalam mengelola keuangan harus lebih ketat untuk menghindari belanja yang tidak ada kait-,annya dengan kegiatan usaha oleh anggota keluarga lainnya.
Tercatat
Dia berpendapat seluruh transaksi pemasukan maupun pengeluaran harus dipastikan tercatat secara teratur, lalu dilakukan cek dan ricek pada akhir bulan atau bulan-bulan tertentu sesuai dengan jadwal perusahaan.
Namun, sebagai catatan bukan berati uang yang diperoleh dari kegiatan usaha tidak boleh dipergunakan untuk kepentingan pribadi. "Misalnya mengambil uang dari rekening usaha melalui ATM, kalau bisa struk tanda pengambilan disimpan lalu segera dicatat dalam pembukuan. Intinya harus ada kontrol transaksi," jelasnya.
Kunci dari keberhasilan pengelolaan uang usaha yakni komitmen agar tidak mudah meng-
ambil uang buat pribadi meskipun kita sedang butuh. Bila terpaksa ambil, harus dicatat dan dikembalikan segera.
Hal serupa juga diungkapkan oleh Risza Bambang, Financial Planner dari Shildt Financial Planning mengatakan pada dasarnya, mengelola keuangan untuk kepentingan pribadi dengan usaha tak jauh berbeda dengan menata keuangan keluarga.
Namun, Anda harus menyiapkan sedikit energi untuk memperhatikan dua kepentingan berbeda, kepentingan keluarga atau pribadi dengan kepentingan usaha. Pengaturan keuangan dimulai dengan membuat perencanaan keuangan yang tepat, sehingga mulai saat ini dan ke depan apa yang diinginkan bisa terpenuhi.
Menurut Risza yang pernah 20 tahun bekerja di perusahaan asuransi ini, awal mula mengelola keuangan yakni memperhatikan posisi ke-uangan yang ada saat ini. Hal ini dinilai sangat penting sebab dengan mengetahui posisi keuangan dan sumber pendapatan, maka bisa mengukur berapa besar aset yang dimiliki.
"Ini sebagai gambaran saja, coba bayangkan seseorang memiliki banyak harta, tetapi utang yang dimiliki jauh lebih besar, maka sebenarnya orang itu bangkrut," katanya.
Mengetahui seberapa jauh kekuatan keuangan yang kita miliki, sama halnya kita menakar diri sendiri dalam usaha menghasilkan aset. Ada baiknya mempersiapkan apa yang dibutuhkan pada masa yang akan datang dengan melakukan proyeksi tertulis dan membuat pembukuan, sehingga apa yang dibutuhkan dapat dipersiapkan dananya.
Setelah mengetahui berapa proyeksi jumlah kebutuhan pribadi dan usaha, langkah selanjutnya yakni menentukan kapan dana tersebut di-gunakan, bagaimana cara mengumpulkan dananya, ke mana dana tersebut diinvestasikan, serta bagaimana mengantisipasi risiko yang berpotensi muncul.
"Jangan melakukan cara-cara lain yang tidak terdapat dalam rencana. Contohnya dalam kebutuhan tertulis ingin membeli barang A, tetapi pada kenyataannya membeli barang B. Hal ini merupakan penyimpangan dalam perencanaan keuangan sehingga bisa membuat apa yang dibutuhkan tertunda untuk terbeli atau bisa sebaliknya malah tida jadi dibeli," ungkapnya.
Penting pula digarisbawahi, yakni melakukan kontrol dan memonitor pelaksanaan rencana yang telah disusun sebelumnya. Terakhir ini untuk memastikan bahwa rencana keuangan sudah direncanakan sesuai dengan yang disusun. Manfaat evaluasi ini agar berbagai kesulitan yang ditemui dapat segera ditemukan pemecahannya, sehingga langkah perbaikan menjadi lebih tepat berdasarkan data yang akurat.
IPO hindari konflik
Martha Tilaar, Chairman, Chief Executive Officer (CEO), dan Pendiri Martha Tilaar Group mengatakan untuk menghindari polemik dari usaha keluarga khususnya terkait dengan kepemilikan saham, dia sebagai pendiri memutuskan untuk mencatatkan saham di bursa efek Indonesia pada awal tahun lalu.
Bisnis yang dimulai dari garasi rumah ayahnya yang berukuran 4x6 meter di kawasan Menteng itu kini telah berubah menjadi bisnis produk kosmetik yang sudah merambah ke mancanegara.
"Mengapa saya memutuskan IPO, karena ini perusahaan keluarga, ada anak dan keponakan kerja di sini. Saya melihat sejarah perusahaan keluarga lainnya hancur karena masalah internal, terjadi perebutan," ujarnya baru-baru ini.
Dia yakin dengan menjadikan perusahaan ini terbuka, maka kinerja perusahaan akan lebih transparan dan semua orang, termasuk anggota keluarga yang bekerja di dalamnya menjadi lebih profesional.
IPO merupakan salah satu jalan keluar bagi perusahaan keluarga untuk menghindari kehancuran akibat perebutan jabatan atau kekuasaan tertentu. Menjadi perusahaan terbuka juga menuntut sumber daya di dalamnya bekerja secara profesional.
Kini perusahaan ita sudah bisa disandingkan dengan perusahaan-perusahaan lain yang tercatat di BEI. Tidak hanya profesional dalam kepengurusan perusahaan tetapi manajemen Martha Tilaar juga mendapatkan dana segar untuk melakukan ekspansi ke depannya. (arief.setiaji@bisnis.co.id/pta.indah@bisnis.co.id/ mhayuningsih@bisnis.co.id)
Sumber :Bisnis Indonesia
Stefanus Arief S., Fita Indah Maulani Rahayuningsih