" Status YM ""
ukm indonesia sukses: Pasang Surut Usaha Patung Manekin

Pasang Surut Usaha Patung Manekin


>>>>Pasang Surut Usaha Patung Manekin

Ibarat roda pedati, Supri (50) sudah merasakan pasang surut bisnis patung manekin. Kecintaan dan kerja kerasnya semakin menempa bapak tiga anak ini menjadi pengusaha yang tangguh menghadapi tantangan bisnis.

SAAT Ini persaingan bisnis patung manekin sangat ketat. Tapi, saya tidak akan menyerah. Saya akan tetap melanjutkan usaha ini," ujar Supri, pemilik usaha patung manekin kepada Warta Kota di bengkel kerjanya. Jalan Benda Raya. Kamal. Kalideres, Jakarta Barat, belum lama ini.

Supri mengatakan, usaha pembuatan patung manekin dari fiber Itu didirikan tahun 1998. Saat Ini, katanya, membuat patung manekin untuk pajangan busana di toko-toko grosir di Pasar Tanahabang. Mangga-dua. Cempaka Mas. dan sebagainya. Disamping Itu. Supri juga mendapat pesanan lain, yakni membuat pajangan teh botol dengan ukuran yang diperbesar menjadi 1.70 meter alias setinggi manusia. Dia Juga mendapat order pembuatan pajangan Rexona dan Susu Ultra untuk keperluan promosi. Saya sanggup bikin produk apa saja dari fiber. Tapi yang rutin saya membuat patung manekin." ujar Supri.

Ketika Warta Kota menyambangi bengkel kerja milik Supri itu. tampak dua pekerja sibuk melepas cetakan (moulding) patung manekin Itu. DI sudut lain, kelihatan tumpukan patung setengah badan. Bengkel kerja berlantai dua itu berukuran 7 meter x 5 meter. Saat berada di bengkel tercium bau bahan kimia karena produksi patung Ini banyak menggunakan resin.

"Kami tak hanya membuat patung setengah badan saja, tapi ada juga patung/ull body dan patung kaki. Kami bekerja sesuai dengan pesanansaja." ujar pria yang mengaku hanya tamatan SD Int.

Supri mengaku produksi terbanyak adalah patung setengah badan, mencapai 1.300 buah/bulan, lalu patung kaki dan patung/ull body masing-masing 120 buah/bulan. Secara total, kata Supri, omzetnya mencapai Rp lOOJuta/bulan.

Berpengalaman

Sejak awal Supri sudah bekerja di perusahaan pembuat produk dari fiber. Persisnya mulai tahun 1978 hingga 1997. "Saya pengalaman dalam pembuatan helm, tangki alr sampai bikin kapal. Semua produk Itu dibuat dari fiber." kata Supri.

Terakhir tahun 1993-1998, Supri bekerja di perusahaan mebel berbahan fiber. Saat Itu. mebel dari fiber cukup digemari pasar karena harganya lebih murah.

Begitu krisis ekonomi datang tahun 1998, perusahaan tempat Supri bekerja bangkrut. Pasalnya, harga bahan baku.impor seperti resin dan I i.ilum kimia lainnya naik setinggi langit. Maklum, saat Itu kurs dolar AS terhadap rupiah sempat naikratusan kali lipat.

Untung kondisi krisis itu tak berlangsung lama. Begitu harga resin turun lagi. Supri memutuskan untuk membuka usaha pembuatan produk dari fiber. Supri yakin dengan ketrampilan dan pengalaman yang dimiliki, dia bisa membangun usaha sendiri.

Dengan modal Rp 1 Juta. Supri membuka usaha tersebut. Tapi, saat awal dia belum membuat patung manekin. "Awalnya, saya bikin variasi mebel, seperti kaki mebel ukiran dari fiber. Tempatnya dulu di sini Juga. Tapi, waktu itu masih sewa sekarang bersyukur sudah milik sendiri," kata Supri.

Pada tahap awal. Supri terjun langsung baik dalam produksi maupun pemasaran. Dia tak sungkan-sungkan memasarkan sendiri produknya ke pabrik-pabrik mebel di Jabodetabek. Ternyata tanggapan pasarnya bagus.

Supri mengakui, pada saat dia memulai usaha Juga diuntungkan o£etkkeadaan. 6ebab. saat itu banyak salef yang menawarkan resin dengan kredit dua sampai tiga bulan. Tapisekarang kondisinya berbeda. Kami beli bahan baku harus cash," katanya.

Untuk meningkatkan omzet. Supri mencoba mengembangkan produk baru. Tahun 2000. dia tnulal memasarkan patung manekin.

Puncaknya tahun 2000-2001. Pada masa itu bisnis produk fiber sedang cerah. Harga Jualnya bagus karena pesaingnya belum banyak. "Dulu keuntungan saya bisa mencapai 50 persen, tapi sekarang paling 10 sampai 15 persen," kata Supri.

Supri mengatakan, sekarang persaingan bisnis patung manekin sangat ketat. "Harga Jual produk fiber makin murah, sementara harga bahan baku makin mahal dan pesaingnya Juga makin banyak. Belum lagi disaingi produk plastik yang harganya lebih murah karena diproduksi secara massal." ujar Supri.

Untuk mengatasi persaingan ketat. Supri berusaha bertahan dengan tetap menjaga kualitas produk. Supri Juga berencana membuat terobosan " pasar dengan menjangkau langsung ke toko-toko grosir di Pasar Tanaha-bang.

Entri Populer