" Status YM ""
ukm indonesia sukses: Mau Kain Lokal atau Impor Ada di Mayestik

Mau Kain Lokal atau Impor Ada di Mayestik


>>>>>Mau Kain Lokal atau Impor Ada di Mayestik


Tidak hanya Blok M yang mengalami relokasi, kawasan Pasar Mayestik juga mengalami peremajaan. Beberapa pedagang kain yang membuka lapak harus rela sementara waktu pindah berjualan. Meski ada yang menurun omzetnya dan kehilangan pelanggan, namun banyak pula yang pendapatannya tidak terpengaruh.

BERDIRI sekitar tahun 1970-an, Pasar Mayestik memang tenar sebagai sentra kain dan produk fesyen, juga pasar tradisional. Pasalnya, di sekeliling sentra kain Mayestik ramai juga pedagang kaki lima yang menjajakan sayuran, alat rumah tangga sampai alat kosmetik.

Umur gedung yang hampir tiga puluh tahun inilah yang mungkin menjadi alasan Pemerintah Daerah setempat, meremajakan pasar Mayestik. Imbasnya, para pedagang kain mengaku mengalami penurunan pendapatan.

"Sejak enam bulan lalu pindah tempat, pendapatan saya rurunUiogkap Siti, penjual kain jenis brokat yang lapaknya berada sekitar 20 meter dari pintu masuk. Meski tak merinci besarnya penurunan, Siti hanya mengeluhkan sepinyapembeli kain yang mampir ke lapaknya "Banyak yang memilih belanja di toko kain," tandasnya Dulu, dalam satu hari, ia bisa mengantongi omzet sekitar Rp 1 juta Kini, pendapatannya kurang dari itu.

Hal berbeda dialami Manuhargas Timkadas, pemilik toko Ratu Busana ini sama sekali tak terpengaruh akan adanya relokasi. Selain karena tokonya terletak di gedung terpisah, para pembelinya adalah pelanggan lama. "Justru toko saya kian . ramai," ujarnyaSetiap harinya, Manuhargas menghitung, sekitar 100 orang lalu lalang di tokonya dan menghabiskan uang mulai dari Rp 500.000 sampai Rp J juta untuk belanja kain.

Dari total keseluruhan kain yang dijual Manuhargas, sebanyak 60% adalah kain impor. Sedangkan 40% adalah kain lokal yang berasal dari Cirebon, tenun bali, songketdari Palembang hingga batik alur. Sisanya adalah kain seperti songket india, motif Jepang dan Hawaii.

Beberapa kain yang paling banyak dicari pembeli adalah jenis kain seperti kain printed silk cijfon, ciffon silk rohit rahul asal India hingga voille motif yang digunakan sebagai bahan busana kantoran. "Bulan seperti ini yang paling banyak datang adalah pembeli bahan pakaian kerja kantor," tutur Manuhargas. Meski begitu, ada juga yang membeli bahan pakaian untuk pesta pernikahan atau formal.

Di sentra ini terdapat puluhan toko yang menawarkan aneka kain, seperti katun, bahan kebaya, brokat, tile. batik, songket dan tenun ikat Bisa dikatakan, segala jenis kain daerah Indonesia ada di sini. Tak ketinggalan, bahan jas, serta beberapa kain impor dari Korea, Hong Kong, China,

Jepang dan India Anda bisa membeli kain dan langsung menjahitkan di toko di sentra ini. Tentu, Anda pun bisa menawar ongkos jahitnya Ratu Busana, misalnya, mematok biaya pembuatan jas Rp 1 juta hingga Rp 1,7 juta per stei. Sedangkan, pembuatan kebaya Rp 600.000- Rp 2 juta, tergantung model.

Jika tak cocok, Anda bisa melirik penjahit di sekitar Mayestik. Mereka mudah dijumpai di lapak yang masih dalam satu kawasan Pasar Mayestik. Para penjahit menyediakan beragam mode terkini dan aneka payet yang cocok dengan jenis kain Anda Tarifnya jelas lebih murah, sekitar Rp 400.000 sampai Rp 1,5 juta untuk satu stei kebaya Namun, ingat, harga irti juga tergantung dari kepandaian Anda menawar.


Sumber : Harian Kontan
Mona Tobing


Entri Populer