>>>>>Dukung Pedagang Kaki Lima yang Berkualitas
PEREMPUAN bernama Yuyun Anwar, sangat tertarik dan takjub dengan salah satu tempat di Taipei, Taiwan. Shin Lin namanya. Tempat itu berupa pasar malam, tempat para pedagang kaki lima menjajakan barang-barang dagangannya.
Pasar Malam Shin Lin memang sangat terkenal di Taipei, yang menjadi tempat favorit para turis lokal dan internasional. Apalagi kalau akhir pekan atau hari libur, Shin Lin dipenuhi pengunjung. Mereka datang ke Shin Lin untuk berwisata dan mencari barang atau makanan.
Memang pasar yang diisi para pedagang kaki lima di pasar malam itu, menjual aneka produk, termasuk berbagai macam makanan dapat ditemukan di tempat itu. Makanan yang disajikan sangat berkualitas dan terjaga kebersihannya. Meja-meja stainless steel dan lemari pendingin, digunakan untuk menjaga mutu dagangannya. Harga yang ditawarkan pun tanpa harus merogoh kocek dalam-dalam. Tempat itu menjadi tempat yang sangat menyenangkan bagi pelancong untuk berbelanja atau wisata kuliner.
Gambaran Shin Lin yang dikunjungi Yuyun Anwar di tahun 2004 itu, kerap tertanam di benaknya. Ia ingin di Nusantara ini memiliki tempat yang memadai dengan segala fasilitasnya untuk pedagang kaki lima. Tentu saja, penyediaan tempat itu perlu mendapat dukungan sepenuhnya dari pemerintah, seperti di Shin Lin yang men-dapat perhatian maksimal dari pemerintahnya.
Menurut perempuan bernama lengkap Qomarryun Najmil Ittihadah itu, di Indonesia usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), bisa diberdayakan sebgai penggerak ekonomi rakyat. Akan tetapi, pemerintah belum menganggapnya sebagai program strategis. Buktinya, pemerintah belum menyediakan kebijakan khusus terkait pengembangan sektor UMKM.
"Di sini pedagang kuliner kaki lima lebih banyak diuber-uber, digusur dibandingkan diberikan fasilitas seperti di negara lain. Tidak aneh bila sektor UMKM sulit berkembang," ujar Yuyun Anwar. Selain itu, para pedagang di Indonesia dilarang menggunakan formalin dan boraks. Tapi, pemerintah tak memberikan solusi kepada UMKM, agar usahanya dapat terus berlanjut dengan menggunakan bahan yang aman dikonsumsi dan murah harganya.
Dalam buku-buku kewirausahaan karyanya dan pelatihan yang diberikannya, Yuyun memberikan kiat-kiat mengembangkan usaha tersebut. Misalnya, dia memberikan pelatihan untuk usaha tahu dan kentang keju ala franchise dan business opportunity tanpa perlu membayar uang franchise.
Yuyun juga gembira karena sekarang banyak perusahaan besar yang mau membantu pengembangan UMKM dan pemberdayaan masyarakat lewat program corporate social responsibility (CSR). Tetapi, agar program lebih efektif, pengelola CSR harus sering ke lapangan dan mengetahui persis kebutuhan masyarakat, he
Berita Kota