>>>>>>>Manis Legitnya BINGKA
Penganan berbahan utamatelur ini awalnya disajikanuntuk keluarga kerajaan.erkunjung ke Pulau Batam, oleh-oleh apa yang bisa pelancong bawa pulang? Kebanyakan orang tak mampu menjawab dengan segera pertanyaan tersebut. "Biasanya, saya beli penganan ringan kemasan buatan negeri jiran," tutur Indriana Sari yang dua tahun terakhir sering dinas ke Batam. Indriana sebetulnya tak pula sreg dengan pilihan buah tangan untuk teman kantor di Jakarta itu. Tetapi, ia belum menemukan penganan khas Batam. "Ada juga yang menyarankan membeli cake pisang namun sepertinya masih terlalu umum," komentarnya.
Bagaimana dengan bingka? Indriana mengernyitkan dahi. "Saya pernah mendengarnya tetapi belum pernah membeli ataupun mencicipi rasanya," ujar perempuan yang bekerja di perusahaan Korea ini.Sebaliknya, Artika Sari Devi cukup familiar dengan rasa bingka. Artis kelahiran Bangka ini menyukai bingka. "Manis dan legit," komentarnya.
Melayu
Bingka sebetulnya memang bukan makanan khas Batam. Masyarakat Sumatra dan Malaysia pada umumnya akrab dengan manis legitnya bingka. "Mereka menyebutnya, bingke," kata Niwen, pemilik usaha bingka Naya-dam.
Niwen yang terlahir di Batam dan besar di kawasan Belakang Padang sejak kecil sering menyaksikan neneknya membuat bingka. "Sepeninggal beliau, tak ada lagi bingka di loyang-loyang bingka lama tak termanfaatkan," kenang dia.
Menengok jauh ke belakang, bingka aslinya termasuk penganan bangsawan. Kue basah bertekstur lembut ini biasanya disajikan untuk keluarga kerajaan. "Saat momen istimewa seperti resepsi, bingka pasti terhadang," tutur Niwen.
Bagaimana posisi bingka sekarang? Wulung Damardoto melihat prakarsa Niwen membuat bingka menjadi bagian dari Batam sebagai langkah maju bagi pengembangan budaya setempat. "Kini, bingka bisa dibilang sebagai salah satu budaya kuliner Batam yang diterima secara luas," urai pengamat kuliner yang menjelajahi Pulau Batam dalam acara Indonesia Exploride, Ahad (13/3) silam.
Mirip bolu kemojo
Wulung menilai kekhasan suatu daerah bisa bertambah ataupun berkurang seiring waktu. Seperti bingka yang menawarkan ide segar bagi kekayaan khasanah budaya Batam. "Meskipun demikian, saya perhatikan baik cita rasa maupun bentuk loyang cetakannya masih sama persis dengan bolu kemojo Malaysia."
Bolu kemojo dan bingka aslinya sama-sama berwarna hijau pandan dan berbentuk mahkota bunga bersegi delapan. Namun, tekstur bolu kemojo lebih padat dan dibiarkan tidak mengembang. Sedangkan bingka lebih lembut dan basah, tak ubahnya kue lumpur. "Pasti agak mirip karena faktor kesamaan rumpun," ucap Wulung.
Niwen merupakan orang yang memopulerkan bingka di Batam. Awalnya, ia hanya menerima pesanan untuk kolega kantor suami dan di hari istimewa, seperti Lebaran. "Belakangan ini, bingka menjadi jajanan sehari-hari dan sering pula disajikan untuk arisan, syukuran, dan tentunya oleh-oleh," ujar PNS yang sejak 2009 bersama sang suami mulai mempromosikan bingka sebagai oleh-oleh khas Melayu Batam.
Tanpa pengawet
Bingka bukan kue yang sulit untuk dibuat. Bahan-bahannya mudah didapatkan. "Yang dibutuhkan hanya tepung terigu, telur,santan, dan gula pasir," papar Niwen yang outletnya terletak di Ruko Puri Legenda, Batam Centre.
Bingka tidak menggunakan ba-han pengawet buatan. Gula pasir sebagai pemanis rasa juga beraksi sebagai pengawet bingka. Itu sebabnya paling lama kue tradisional ini hanya bisa tiga tahan hari di suhu ruang. Sedangkan di lemari pendingin, bingka tetap segar selama sepekan. "Kalau sudah berlendir atau bergetah, jangan dikonsumsi," Niwen mengingatkan.
Kue ini tidak menggu- . nakan banyak tepung terigu. Tepungnya hanya seperdelapan dari komposisi bahan utamanya yakni telur. "Sepertinya persentase bahan inilah yang membedakannya dengan bolu kemojo," ungkap ibu dari Naya dan Adam ini.
Ingin mencoba membuatnya di rumah? Niwen mengatakan bingka mudah sekali dibuat. "Bahkan pemula pun bisa," celetuknya.Pertama, kocoklah telur dengan gula. Tak perlu mixer berkecepatan tinggi untuk mengaduknya. "Yang penting sampai larut gulanya," Niwen memandu.
Kedua, masukkan santan. Terakhir, lengkapi adonan dengan sedikit tepung terigu. "Tidak perlu dikocok sampai mengembang seperti akan membuat cake," kata Niwen.
Setelah itu, bakar adonan di loyang berbentuk bunga, bersegi delapan. Kenapa bentuknya bunga? "Sepertinya inilah bentuk kue khas melayu," ucap Niwen.
Variasi rasa
Bingka masa kini ada banyak variasi rasanya. Selain rasa cokelat atau black forest, ada bingka pandan keju dan bingka yang ditaburi kacang wijen. "Lantas, ada bingka rasarosella, moccachino, jagung manis, dan buah naga," kata Niwen yang bersama suaminya, Rosnendya Wisnu, mendapat penghargaan sebagai .UKM Kreatif dari Pemprov dan Kadin Kepri.
Selain itu, Niwen juga sukses membuat bingka rasa stroberi dan kiwi. Kedua bingka ini dikreasikan menyusul mudahnya mendapatkan pasokan stroberi dan kiwi di Batam. "Kami pakai sari buah aslinya, bukan pasta stroberi atau kiwi."
Lalu, jika ada peminatnya, Niwen juga dapat membuatkan bingka rasa durian. Sistem pesanan ini diberlakukannya mengingat durian termasuk buah musiman. "Kalau ada yang pesan, kami coba carikan," tandasnya.. ed nina chairani
Sumber : Republika
Penganan berbahan utamatelur ini awalnya disajikanuntuk keluarga kerajaan.erkunjung ke Pulau Batam, oleh-oleh apa yang bisa pelancong bawa pulang? Kebanyakan orang tak mampu menjawab dengan segera pertanyaan tersebut. "Biasanya, saya beli penganan ringan kemasan buatan negeri jiran," tutur Indriana Sari yang dua tahun terakhir sering dinas ke Batam. Indriana sebetulnya tak pula sreg dengan pilihan buah tangan untuk teman kantor di Jakarta itu. Tetapi, ia belum menemukan penganan khas Batam. "Ada juga yang menyarankan membeli cake pisang namun sepertinya masih terlalu umum," komentarnya.
Bagaimana dengan bingka? Indriana mengernyitkan dahi. "Saya pernah mendengarnya tetapi belum pernah membeli ataupun mencicipi rasanya," ujar perempuan yang bekerja di perusahaan Korea ini.Sebaliknya, Artika Sari Devi cukup familiar dengan rasa bingka. Artis kelahiran Bangka ini menyukai bingka. "Manis dan legit," komentarnya.
Melayu
Bingka sebetulnya memang bukan makanan khas Batam. Masyarakat Sumatra dan Malaysia pada umumnya akrab dengan manis legitnya bingka. "Mereka menyebutnya, bingke," kata Niwen, pemilik usaha bingka Naya-dam.
Niwen yang terlahir di Batam dan besar di kawasan Belakang Padang sejak kecil sering menyaksikan neneknya membuat bingka. "Sepeninggal beliau, tak ada lagi bingka di loyang-loyang bingka lama tak termanfaatkan," kenang dia.
Menengok jauh ke belakang, bingka aslinya termasuk penganan bangsawan. Kue basah bertekstur lembut ini biasanya disajikan untuk keluarga kerajaan. "Saat momen istimewa seperti resepsi, bingka pasti terhadang," tutur Niwen.
Bagaimana posisi bingka sekarang? Wulung Damardoto melihat prakarsa Niwen membuat bingka menjadi bagian dari Batam sebagai langkah maju bagi pengembangan budaya setempat. "Kini, bingka bisa dibilang sebagai salah satu budaya kuliner Batam yang diterima secara luas," urai pengamat kuliner yang menjelajahi Pulau Batam dalam acara Indonesia Exploride, Ahad (13/3) silam.
Mirip bolu kemojo
Wulung menilai kekhasan suatu daerah bisa bertambah ataupun berkurang seiring waktu. Seperti bingka yang menawarkan ide segar bagi kekayaan khasanah budaya Batam. "Meskipun demikian, saya perhatikan baik cita rasa maupun bentuk loyang cetakannya masih sama persis dengan bolu kemojo Malaysia."
Bolu kemojo dan bingka aslinya sama-sama berwarna hijau pandan dan berbentuk mahkota bunga bersegi delapan. Namun, tekstur bolu kemojo lebih padat dan dibiarkan tidak mengembang. Sedangkan bingka lebih lembut dan basah, tak ubahnya kue lumpur. "Pasti agak mirip karena faktor kesamaan rumpun," ucap Wulung.
Niwen merupakan orang yang memopulerkan bingka di Batam. Awalnya, ia hanya menerima pesanan untuk kolega kantor suami dan di hari istimewa, seperti Lebaran. "Belakangan ini, bingka menjadi jajanan sehari-hari dan sering pula disajikan untuk arisan, syukuran, dan tentunya oleh-oleh," ujar PNS yang sejak 2009 bersama sang suami mulai mempromosikan bingka sebagai oleh-oleh khas Melayu Batam.
Tanpa pengawet
Bingka bukan kue yang sulit untuk dibuat. Bahan-bahannya mudah didapatkan. "Yang dibutuhkan hanya tepung terigu, telur,santan, dan gula pasir," papar Niwen yang outletnya terletak di Ruko Puri Legenda, Batam Centre.
Bingka tidak menggunakan ba-han pengawet buatan. Gula pasir sebagai pemanis rasa juga beraksi sebagai pengawet bingka. Itu sebabnya paling lama kue tradisional ini hanya bisa tiga tahan hari di suhu ruang. Sedangkan di lemari pendingin, bingka tetap segar selama sepekan. "Kalau sudah berlendir atau bergetah, jangan dikonsumsi," Niwen mengingatkan.
Kue ini tidak menggu- . nakan banyak tepung terigu. Tepungnya hanya seperdelapan dari komposisi bahan utamanya yakni telur. "Sepertinya persentase bahan inilah yang membedakannya dengan bolu kemojo," ungkap ibu dari Naya dan Adam ini.
Ingin mencoba membuatnya di rumah? Niwen mengatakan bingka mudah sekali dibuat. "Bahkan pemula pun bisa," celetuknya.Pertama, kocoklah telur dengan gula. Tak perlu mixer berkecepatan tinggi untuk mengaduknya. "Yang penting sampai larut gulanya," Niwen memandu.
Kedua, masukkan santan. Terakhir, lengkapi adonan dengan sedikit tepung terigu. "Tidak perlu dikocok sampai mengembang seperti akan membuat cake," kata Niwen.
Setelah itu, bakar adonan di loyang berbentuk bunga, bersegi delapan. Kenapa bentuknya bunga? "Sepertinya inilah bentuk kue khas melayu," ucap Niwen.
Variasi rasa
Bingka masa kini ada banyak variasi rasanya. Selain rasa cokelat atau black forest, ada bingka pandan keju dan bingka yang ditaburi kacang wijen. "Lantas, ada bingka rasarosella, moccachino, jagung manis, dan buah naga," kata Niwen yang bersama suaminya, Rosnendya Wisnu, mendapat penghargaan sebagai .UKM Kreatif dari Pemprov dan Kadin Kepri.
Selain itu, Niwen juga sukses membuat bingka rasa stroberi dan kiwi. Kedua bingka ini dikreasikan menyusul mudahnya mendapatkan pasokan stroberi dan kiwi di Batam. "Kami pakai sari buah aslinya, bukan pasta stroberi atau kiwi."
Lalu, jika ada peminatnya, Niwen juga dapat membuatkan bingka rasa durian. Sistem pesanan ini diberlakukannya mengingat durian termasuk buah musiman. "Kalau ada yang pesan, kami coba carikan," tandasnya.. ed nina chairani
Sumber : Republika