""
>>>>> MOTIVASI BISNIS>>>>>
BISNIS INDONESIA
JAKARTA Mantan Wapres Jusuf Kalla menegaskan tidak ada rumus dalam pendidikan formal tentang bagaimana menjadi wirausaha dan pengusaha, karena yang terpenting keinginan kuat untuk merealisasikan.
"Jika orang dapat dididik untuk menjadi pengusaha, kita dirikan saja Fakultas Pengusaha, lulusannya otomatis jadi pengusaha-pengusaha, maka ekonomi akan lebih maju dan menjadi makmur," ujarnya dalam pidato ilmiah bertema Kemajuan Bangsa,
Pendidikan dan Kewirausahaan.
Kalla berpidato pada penganugerahan gelar Doktor Honoris Causa di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung, Kamis. Dalam pidato ilimiahnya Kalla menyoroti hubungan antara kemajuan suatu bangsa karena dukungan majunya pendidikan dan kewirausahaan.
Karena itu, katanya, tidak ada di manapun di dunia ini Fakultas Pengusaha yang lulusannya jadi pengusaha. Seorang pengusaha bisa saja insinyur, ekonom, boleh ahli hukum dan bisa siapa saja. Bahkan banyak orang yang majudan sukses dalam usaha dan menjadi sangat kaya, padahal bisa saja pendidikannya SD atau SMP.
"Itu artinya, pendidikan tidak langsung dapat melahirkan pengusaha. Tetapi kalau pengusaha memiliki pendidikan dasar maka usahanya mungkin bisa 2-3 kali lipat lebih besar dan sukses," jelas Kalla yang juga Ketum PMI.
Menurut dia, pengusaha hampir selalu muncul dari latihan, lingkungan yang mendorong, dan kultur ingin maju dalam usaha serta berani ambil risiko. "Kultur seperti ini tidak bisa diajarkan, tetapi dilatih dan dibiasakan.
Kewirausahaan harus timbul dari minat, jiwa yang keras, semangat tinggi dan pantang menyerah."Selain itu, lingkungan terus mendorong seperti kebijakan pemerintah, perbankan dan suasana persaingan yang keras untuk mandiri dengan segala risikonya.
Dia menegaskan, bila dilihat dari sudut aspek lingkungan, tidak otomatis anak pengusaha kemudian menjadi pengusaha juga. Sinergi pendidikan, teknologi, dan semangat adalah faktor utama dalam dunia usaha. "Kombinasi dan sinergi inilah yang dapat memajukan ekonomi bangsa.
BISNIS INDONESIA
JAKARTA Mantan Wapres Jusuf Kalla menegaskan tidak ada rumus dalam pendidikan formal tentang bagaimana menjadi wirausaha dan pengusaha, karena yang terpenting keinginan kuat untuk merealisasikan.
"Jika orang dapat dididik untuk menjadi pengusaha, kita dirikan saja Fakultas Pengusaha, lulusannya otomatis jadi pengusaha-pengusaha, maka ekonomi akan lebih maju dan menjadi makmur," ujarnya dalam pidato ilmiah bertema Kemajuan Bangsa,
Pendidikan dan Kewirausahaan.
Kalla berpidato pada penganugerahan gelar Doktor Honoris Causa di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung, Kamis. Dalam pidato ilimiahnya Kalla menyoroti hubungan antara kemajuan suatu bangsa karena dukungan majunya pendidikan dan kewirausahaan.
Karena itu, katanya, tidak ada di manapun di dunia ini Fakultas Pengusaha yang lulusannya jadi pengusaha. Seorang pengusaha bisa saja insinyur, ekonom, boleh ahli hukum dan bisa siapa saja. Bahkan banyak orang yang majudan sukses dalam usaha dan menjadi sangat kaya, padahal bisa saja pendidikannya SD atau SMP.
"Itu artinya, pendidikan tidak langsung dapat melahirkan pengusaha. Tetapi kalau pengusaha memiliki pendidikan dasar maka usahanya mungkin bisa 2-3 kali lipat lebih besar dan sukses," jelas Kalla yang juga Ketum PMI.
Menurut dia, pengusaha hampir selalu muncul dari latihan, lingkungan yang mendorong, dan kultur ingin maju dalam usaha serta berani ambil risiko. "Kultur seperti ini tidak bisa diajarkan, tetapi dilatih dan dibiasakan.
Kewirausahaan harus timbul dari minat, jiwa yang keras, semangat tinggi dan pantang menyerah."Selain itu, lingkungan terus mendorong seperti kebijakan pemerintah, perbankan dan suasana persaingan yang keras untuk mandiri dengan segala risikonya.
Dia menegaskan, bila dilihat dari sudut aspek lingkungan, tidak otomatis anak pengusaha kemudian menjadi pengusaha juga. Sinergi pendidikan, teknologi, dan semangat adalah faktor utama dalam dunia usaha. "Kombinasi dan sinergi inilah yang dapat memajukan ekonomi bangsa.
