" Status YM ""
ukm indonesia sukses: Omzetnya Mencapai Belasan Juta Rupiah Per Hari

Omzetnya Mencapai Belasan Juta Rupiah Per Hari

Selain pasar barang bekas yang dijual secara tradisional, di Bandung ada sejumlah toko barang bekas yang dikemas secara modern. Maksudnya, barang-barang loak yang dijual ditampilkan dalam aneka display lengkap dengan label harganya. Dilihat dari sisi harga, barang-barang itu cukup pantas dan terjangkau di kantong. Maklum, barang-barang tersebut hanyalah berupa barang titipan. Jadi, pemilik toko sebenarnya bukan pedagang barang-barang bekas sejati, melainkan pebisnis yang bergerak di bidang jasa pemasaran barang bekas.

Di Bandung, ada banyak pilihan toko yang memasarkan barang-barang bekas, di antaranya Babe, Old New, dan Rangkas. Ketiga toko itu sampai saat ini boleh dibilang merajai bisnis jasa pemasaran barang bekas di Kota Kembang. "Memang jika dilihat sepintas, barang-barang yang ada di toko kami seperti penjualan ritel pada umumnya. Padahal barang-barang yang dijual 100 persen merupakan barang orang lain. jadi, kami sebenarnya bergerak dalam bidang jasa pemasaran barang bekas," jelas Eko Rahmat A, Kepala Layanan Pemasaran Babe.

Menurut Eko, untuk kawasan Bandung, Babe boleh dibilang sebagai pelopor usaha jasa pemasaran barang bekas dengan kemasan modern. Penggagasnya adalah Irwan Juhana yang membuka Babe sejak 1998. Dulu, Babe yang membuka usaha di Ialan Karapitan itu hanya mempekerjakan empat karyawan dan menawarkan 200 item barang.

Namun, kini, seiring dengan berkembangnya usaha, gerai Babe pun pindah ke jalan RE Martadinata dan jalan Pelajar Pejuang. "Kami ingin melayani banyak orang. Karena itu, Babe dibuka di kawasan factory outlet di Jalan RE Martadinata sejak 2004," ujar Eko. Ketika ditanyakan kemungkinan membuka cabang di luar Bandung, Eko mengatakan hingga saat ini pihaknya belum berniat melakukan hal itu dengan alasan brand Babe telah melekat dengan Bandung.

Belakangan ini, memang diketahui banyak pesaing dan pengikut Babe. Meski demikian, Eko yakin Babe masih banyak pelanggannya. Apalagi dengan konsep pemasarannya yang modern ala Babe, barang bekas kini tidak lagi dipandang sebelah mata. Maklum, barang-barang yang dipajang di Babe rata-rata berkualitas baik dan merupakan barang-barang langka bernilai historis.

Ada banyak jenis barang yang ditampilkan di gerai Babe, antara lain busana,sepatu, tas, alat rumah tangga, alat musik, alat olah raga, perangkat elektronik, dan barang antik. Selain dari perorangan, barang-barang itu disuplai dari perusahaan. Eko menjelaskan siapa pun yang ingin menitipkan barang bekas untuk dijual di Babe, harus membayar biaya administrasi 10 ribu rupiah dengan tempopenitipan 20 hari. Apabila barang-barang itu terjual, Babe akan mendapatkan komisi 15 persen dari harga jual.

Sistem yang sama diterapkan pula di gerai Old New. Menurut Tanto, salah satu jajaran direksi Old New, apabila ada peminat yang ingin menjual barang bekas di gerainya, syaratnya harus membayar administrasi dengan biaya variatif, mulai dari ribuan sampai 70 ribuan rupiah, bergantung pada harga dan ukuran barang.

Old New menerima pula barang-barang seperti komik bekas dan alat tulis bekas yang harganya berkisar ribuan rupiah.
Dengan jangka waktu penitipan satu bulan, Old New bisa memperoleh komisi 12,5 persen jika barang yang dipajang akhirnya dibeli konsumen. "Barang-barang di sini semuanya harus terpajang. Kaset bekas, barang-barang dari bahan kuningan, guciantik, elektronik, dan pernak-pernik semua ada di sini. Untuk barang-barang seperti itu, kebanyakan pembelinya orang Jakarta dan turis dari luar negeri, seperti dari Malaysia, Belanda, dan Korea," kata Tanto.

Gerai Old New yang dimiliki Kusnadi itu mulai dibuka sejak Mei 2004. Kusnadi beserta anggota keluarga lainnya terus berupaya mengembangkan bisnis mereka dengan membuka gerai di kawasan Tegalega. Gerai yang diberi nama Terima itu dibuka sejak tahun lalu. Harga barang-barang yang dipasarkan di Old New cukup bervariasi, berkisar 5 ribu sampai puluhan juta rupiah. Barang yang berharga mencapai puluhan juta rupiah biasanya berupa barang-barang antik dan lukisan.

Tanto mengungkapkan dari hasil penjualan barang-barang bekas itu, pihaknya berhasil memperoleh omzet belasan juta rupiah per hari. Bahkan, kalau pengunjung sedang ramai, nilainya bisa mencapai dua kali lipat. Dari hasil itu dapat diketahui betapa bisnis barang-barang bekas ternyata bisa menjadi ladang usaha yang cukup menggiurkan. . ygr/L-2

info pasar lukisan dan industri kreatif.http://artkreatif.net/

Entri Populer