Melesat bersama industri kreatif

Berkembangjn transformasi perekonomian suatu negara pada awalnya bergerak dari sektor pertani.ni ke sektot industri ni.inui.ikiui berbasis sumber daya alam. Selanjutnya industri iisa yangberbaris sumbei musin menyusul industri manufaktur.
Memasuki abad ke 21, dengan berkembang pesatnya ilmu pengeta huan, teknologi informasi, dan komunikasi; perekonomian suatu negara memasuki era perekonomian kreatif dengan didukung oleh industri kreatif yang berbasis pada pengetahuan.

Knowledge Economy atau sering disebut sebagai K-Economy merupakan konsep dasar dari ekonomi krea-tif/industri kreatif. Indeks K-Econo-my(K-Economy Index) suatu negara menjadi patokan bagi seluruh negara untuk mengetahui seberapa bes,ir ekonomi di suatu negara menerapkan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan dalam perekonomiannya.

Kondisi ini mendorong berkembang pesatnya ekonomi kreatif atau industri kreatif yang berkontribusi besar terhadap pembangunan dan pertumbuhan ekonomi. Untuk menyusun Indeks K-Ekono-mi, Bank Dunia menggunakan empat indikator penilaian yaitu Economy and Incentive Regim (EIR), Innovation, Education, dan Information Communication Technology. Ekonomi dan kebijakan insentif mencakup kebijakan tarif dan nontarif, kualitas peraturan, dan penegakan hukum.

Indikator inovasi meliputi jumlah pembelian dan penerimaan royalti, jumlah paten dan jumlah artikel iptek berskala internasional.
Indikator pendidikan terdiri dari variabel tingkat melek huruf penduduk, angka partisipasi sekolah menengah dan partisipasi pendidikan tinggi. Indikator teknologi informasi dan komunikasi ditandai variabel jumlah pengguna komputer dan lnternet per 1.000 penduduk.

Indeks K-EKonomi Indonesia berada di posisi 103 (Indeks K-Ekonomi 3,51), di bawah Singapura (19), Malaysia (48), Thailand(63), Filipina (89) dan Vietnam(lOO). Indeks tersebut menunjukkan bahwa pengembangan ekonomi/industri berbasis ilmu pengetahuan di Indonesia masih belum berkembang baik.

Masih rendah
Konsentrasi kebijakan ekonomi masih bertumpu pada eksploitasi sumber daya alam yang memiliki nilai tambah rendah. Rendahnya indeks K-Economi menunjukkan bahwa pengembangan ekonomi/industri kreatif di Indonesia masih rendah karena untuk mendorong ekonomi/industri kreatif diperlukan pengembangan terhadap ilmupengetahuan seperti inovasi, pendidikan, teknologi informasi, dan . komunikasi.

Buku ini menjelaskan tentang industri kreatif yang sedang menjadi tren dalam model pembangunan industri global saat ini.

Tren ini menipaJun efek dari besarnya nilai tambah industri kreatif terhadap perekonomian, terjadinya efisiensi dari pemanfaatan kekayaan alam yang bersifat langka dan isu-isu pembangunan ekonomi berkelanjutan serta perubahan iklim. Faktor ini mendorong setiap negara di dunia saat ini mengembangkan model industri kreatif sesuai dengan keunggulan komparatifnya masingmasing.

Potensi industri kreatif Indonesia mencakup periklanan, arsitektur, pasar seni dan barang antik, kerajinan, desain, fashion, film-video-fotografi, permainan interaktif, musik, seni pertunjukan, penerbitan dan percetakan, layanan komputer dan peranti lunak, radio dan televisi, riset dan pengembangan.

Dalam buku ini, penulis .memaparkan perihal industri kreatif dari dimensi akademis dan dimensi aplikatif. Secara akademis buku ini memberikan pemahaman kepada pembaca bagaimana secara teoretis terjadi transformasi dalam perekonomian global dari industri berbasis kekayaan alam, industri berbasis sumber daya manusia, industri berbasis teknologi menuju industri berbasis kreativitas.

Bagi pembaca yang ingin terjun ke industri kreatif, ada tips berbisnis empat macam industri kreatif yang sangat prospektif distro ond clotlung, konsultan (research and development), konsultan teknologi informasi, dan toko buku online [E-Book dan E-Paper).Secara gamblang diuraikan prospek/ segmentasi pasar dan analisis usahafmulai dari asumsi, biaya investasi, biaya produksi dan rentabilitas usaha).

info pasar lukisan dan industri kreatif.http://artkreatif.net/