" Status YM ""
ukm indonesia sukses: Kemenkop latih perajin batik banyumasan

Kemenkop latih perajin batik banyumasan

BANYUMAS Kementerian Koperasi dan UKM memperkuat komoditas batik bayumasan yang bersumber dari lima kabupaten di lingkungan Barlingmascakeb, Jawa Tengah (Banjarnegara, Purbalingga, Banyumas, Cilacap, dan Kebumen). Deputi Bidang Pengkajian Sumberdaya UMKM Kementerian Koperasi dan UKM I Wayan Dipta, menjelaskan perkuatan itu diberikan melalui pelatihan terhadap sebagian besar perajin batik banyumasan dari Barlingmascakeb.

"Batik banyumasan yang menjadi salah satu kekuatan komoditas Barlingmascakeb perlu dikembangkan secara terus-menerus dalam hal teknik pewarnaan maupun desainnya," ujarnya seusai acara pembukaan pelatihan training of trainers perajin batik banyumasan di Banyumas, pekan lalu.

Pelatihan yang diberikan terhadap perajin batik banyumasan, a.l. mencakup teori dan praktik pembuatan bahan pewarnaan alam serta teori dan praktik pembuatan desain corak batik maupun untuk pemasarannya. Materi pelatihan desain dan pe-warnaan diberikan Yoga Prabowo, pendiri dan pemilik Rumah Batik Tirtamas. Adapun, modul pelatihan pemasaran disampaikan Euis Rohaini dari Batik Maos Rajasmas yang terkait dengan strategi pemasaran dalam persaingan bisnis saat ini.

Wayan Dipta optimistis industri batik Banyumasan bisa menembus pasar nasional maupun internasional, karena memiliki karakter dan kekuatan pada pewarnaan khas da,ri lima kabupaten Barlingmascakeb. Meski demikian, dia meminta agar perajin menyesuaikan dengan selera pasar yang jadi sasaran.

Mengedepankan konsep tersebut, Kementerian Koperasi dan UKM memastikan Barlingmascakeb dengan komoditas batik banyumasan-nya bisa lebih berkembang dari saat ini, karena dari lima kabupaten tersebut juga terdapat potensi lainnya, yakni komoditas gula aren.

Pada kesempatan tersebut, I Wayan Dipta mengunjungi beberapa sentra industri batik dan gula aren di kawasan Banyumas lama serta di beberapa wilayah di Banyumas Jainnya, terkait dengan pelatihan yang diberikan terhadap perajin batik, dan menyusul perajin gula aren.

Meski pelatihan hanya 2 hari, Wa-yan mengharapkan momentum itu bisa meningkatkan kreativitas dan inovasi perajin. Paling tidak, katanya, Barlingmascakeb atau masing-masing kabupaten, bisa mengadopsi program one village one product yang dikembangkan Jepang.

Dia mengungkapkan daerah Oita di Jepang, sebelum menggunakan program OVOP, merupakan daerah pertanian termiskin di negeri tersebut. "Setelah OVOP dikembangkan, Oita kini menjadi daerah pertanian terkaya ketiga di Jepang dengan produk andalannya jamur shiitake. Kami menginginkan Barlingmascakeb mengadopsi OVOP," tegasnya.

Pada saat yang sama, Bupati Banyumas Marjoko, menjelaskan perajin batik banyumasan bisa meningkatkan produksinya setelah mengikuti pelatihan selama 2 hari, termasuk untuk menghasilkan kreasi-kreasi yang akhirnya akan menimbulkan inovasi.

"Meski demikian, saya mengharapkan agar masing-masing daerah tetap mempertahankan keaslian ciri khasnya masing-masing. Mungkin perlu modifikasi pewarnaan, namun agar diperluwes saja. Dengan demikian, ciri khas setiap daerah terus terjaga," ungkap Marjoko.

Entri Populer