" Status YM ""
ukm indonesia sukses: 20% UKM ditargetkan e-commet

20% UKM ditargetkan e-commet

JAKARTA Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menargetkan 2 tahun ke depan pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang melakukan penjualan produk secara online naik 100% dari sekarang. Wakil Ketua Bidang UKM dan Koperasi Kadin Sandiaga S. Uno mengatakan saat ini dari 99% pelaku UMKM baru 10% yang memanfaatkan teknologi informasi (TI) untuk melakukan promosi dan penjualan barang.

"Kami mengharapkan ke depan bisa mencapai 20% pelaku UMKM yang memanfaatkan TI," katanya kemarin.
Dia menambahkan dengan jumlah 20% pelaku UMKM yang e-commerce, maka tidak mengherankan jika pelaku UMKM dalam negeri menguasai pasar global. Adapun, berdasarkan data dari The Nielsen Company minat belanja online konsumen di Asia dalam 6 bulan ke depan cukup tinggi seperti Korea Selatan) mi-nat belanja online sebesar 96% dan China 95%.

Saat disinggung mengenai produk apa saja yang paling potensial dilakukan pemasaran secara online. Sandiaga mengatakan produk seperti garmen, furniture, makanan, aksesori, dan sepatu antihujan. "Itu paling laku di komunitas perdagangan online," ujarnya. Melalui pemasaran online, lanjutnya, naik kelas pengusaha akan terjadi yakni dari pengusaha mikro menjadi usaha kecil, usaha kecil menjadi usaha menengah, dan usaha menengah menjadi usaha besar.

Dia juga kagum mendengar pelaku usaha mebel yang bisa memasarkan produknya hingga ke kawasan Amerika Latin dengan bermodalkan pemasaran online. "Kami tak perlu mengkhawatirkan pelaku UKM sekarang, karena mampu memasarkan produknya ke kawasan global tanpa dukungan pemerintah," ujarnya.

Sandiaga juga menyinggung mengenai keadaan UMKM di dalam negeri setelah 6 bulan berlangsungnya perdagangan bebas Asean - China (ACFTA) di mana ada beberapa pelaku UMKM malah mendominasi pasar lokal meski produk China membanjiri pasar Indonesia. Dia menceritakan beberapawaktu lalu menemukan beberapa pelaku UMKM yang berhasil meningkatkan ekspornya, di mana sebelumnya sebesar 12 kontainer per ekspor sekarang meningkat menjadi 30 kontainer per ekspor. "Ada juga yang dari delapan kontainer menjadi 14," katanya.

Melihat kondisi seperti itu, Sandiaga mengharapkan pelaku UMKM segera melek TI agar bisa meningkatkan pemasaran ke luar negeri tanpa harus menunggu channel (jaringan bisnis) dari luar negeri seperti yang saat ini terjadi. Dia juga melansir data sebesar 70% lapangan kerja di UMKM disumbangkan oleh pelaku usaha yang tergolong pemula, sedangkan 56% merupakan UMKM yang sukses dijalani pengusaha saat berusia 50 tahun atau setelah pensiun. "Kadin sekarang mem-bidik para pensiunan agar memulai bisnis," ujarnya.

Gandeng ritel

Sementara itu, pemerintah memastikan berbagai produk koperasi dan usaha mikro, kecil menengah (KUMKM) akan terdorong secara optimal masuk ke jaringan pemasaran perusahaan ritel nasional setelah tercapai kesepakatan kerja sama (MoU) dengan Carrefour, belum lama ini.

Halomoan Tamba, Asisten Deputi Urusan Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Koperasi dan UKM, menjelaskan dengan penandatanganan MoU antara Menteri Koperasi dan UKM Sjarifuddin Hasan dengan PT Carrefour Indonesia, menciptakan suasana kondusif bagi usaha KUMKM.

"Sebab, MoU merupakan payung hukum bagi kedua belah pihak dalam kerja sama pemasaran berbagai komoditas KUMKM tersebut. Selama ini kerja sama sudah terjalin, tetapi hanya berdasarkan kesepakatan," ujar Tamba kepada Bisnis, kemarin.

Menurut Tamba, isi kesepakatan kerja sama mempertegas tugas dan fungsi masing-masing kedua belah pihak. Carrefour mempersiapkan area pemasaran di berbagai lokasi, sementara Kementerian Koperasi dan UKM mempersiapkan produk-produk yang Ia-yak masuk pemasaran jaringan ritel.

Perusahaan ritel itu juga bertanggung jawab untuk melakukan pelatihan bagi KUMKM jika diperlukan, terutama untuk menyesuaikan seluruh standar kemasan produk dan produk yang diterapkan, serta menyediakan area pemasaran di gerai-gerai mereka.

Selain itu, Carrefour juga bertanggung jawab terhadap promosi dan pemasaran yang berada di dalam dan luar gerai. Promosi dan pemasaran ini dilaksanakan melalui program pojok rakyat pada Juli 2010.

Selain sosialisasi, instansi tersebut juga melakukan fasilitasi agar komoditas KUMKM benar-benar memenuhi standar untuk dipasarkan di jaringan ritel tersebut. Fasilitasi misalnya mencakup kemasan produk, HaKI, sertifikasi, desain serta teknologi.

Tugas lain perusahaan ritel tersebut adalah berkaitan dengan kebersihan {hygiene), arus kas, stok barang maupun distribusi. Agar kerja sama ini bisa berkesinambungan, maka secara berkala dilakukan focus group discussion (FGD) untuk melakukan pemutakhiran komoditas layak lainnya masuk jaringan Carrefour. oi/mu-lia ginting munthe) (redaksi®bis-nis.co.id)
Kemenkop gandeng ritel pasarkan produk usaha kecil

Entri Populer