" Status YM ""
ukm indonesia sukses: Masuk Bisnis Sagu, Bisnis SGRO Makin Lengkap

Masuk Bisnis Sagu, Bisnis SGRO Makin Lengkap

Kontribusi bisnis sagu baru akan terasa pada tahun 2011 mendatang
JAKARTA. PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO) membuat lompatan bisnis. Mulai awal tahun ini, perusahaan milik Putra Sampoerna ini makin serius terjun ke bisnis sagu. Untuk mengendalikan bisnis barunya ini, SGRO akan meningkatkan kepemilikan sahamnya di PT National Sago Prima (NSP) menjadi 91,85% dari sebelumnya 75,5%.

Michael Kusuma, Kepala Hubungan Investor SGRO, menjelaskan, masuknya SGRO ke bisnis sagu merupakan bagian dari upaya diversifikasi usaha agrobisnis. Apalagi, bisnis ini SGRO nilai memiliki prospek cerah dan menguntungkan. Untuk membiayai ekspansi ke bisnis sagu ini, SGRO telah mengeluarkan dana sebesar US$ 12,28 juta.

Untuk memaksimalkan potensi bisnis barunya ini, SGRO juga akan membangun pabrik sagu senilai US$ 7 juta-US$ 8 juta. Biaya pembangunannya akan berasal dari kas internal. Di kuartal 1-2010 lalu, nilai kas dan setara kas SGRO mencapai Rp 315 miliar.

Saat ini NSP memiliki luas lahan sekitar 21.620 hektare (ha) dengan lahan tertanam seluas 12.000 ha. Tahun lalu, NSP telah memanen sagu dari lahan seluas 2.000 ha. Tahun ini, luas area tanam akan bertambah memadi 3.000 ha.Michael menjelaskan, dampak akuisisi bisnis sagu ini baru akan terasa pada 2011. Sebab, masa panen sagu jauh lebih lama jika dibandingkan dengan kelapa sawit. "Jadi butuh waktu agak lama untuk bisa menikmati investasi yang telahditanam," katanya

Bisnisnya kian lengkap

Menurut Herman Koeswanto, Analis AAA Securities, masuknya SGRO ke bisnis sagu akanmendongkrak kinerjanya tahun depan. Sebab, ia menduga, margin kebun sagu jauh lebih besar daripada kebun kelapa sawit penghasil minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO). AM Fadhliyah, Analis Banana Securities, memperkirakan, ta-hun ini kinerja SGRO masih tergantung pada bisnis CPO. Walau begitu, perfoma perusahaan juga cukup bagus. Buktinya, di kuartal I, SGRO sudah mengantongi laba bersih sebesar Rp 42,8 miliar atau naik 219,4% ketimbang laba kuartal 1-2009 sebesar Rp 13,4 miliar.

Nali, di tahun 2011, dengan masuknya bisnis Sagu, Alfi memproyeksikan pendapatan SGRO bisa menembus angka Rp 2,77 triliun dengan laba bersih Rp 588 miliar. Sementara di tahun 2010, ia meramal, pendapatan SGRO akan tumbuh 26,49% menjadi Rp 2,29 triliun. Adapun laba bersihnya diperkirakan naik 35,81% menjadi Rp" 732 miliar.Meski bisnis sagu cukup menarik, Herman menilai, SGRO tidak akan mudah mendapat kan sumber pembiayaan guna mengembangkan bisnisini. Ia beralasan, rentang waktu panen yang cukup panjang membuat bank tidak mudah untuk memberikan kredit. "Ini yang perlu dipikirkan oleh manajemen," katanya

Adapun Analis CIMB Securities Erwan Teguh menilai, masuknya SGRO ke bisnis sagu akan memberi nilai tambah. Apalagi, sagu bisa digunakan sebagai bahan balian makanan, seperti bihun dan pemanis.Erwan masih merekomendasikan beli saham SGRO dengan target harga Rp 3.700 per saham. Herman pun masih optimistis saham im" bisa menjangkau Rp 3.400 per saham.Sedangkan dalam perhitungan AIH, SGRO layak dihargai Rp 2.500 per saham. Alfi merekomendasikan tahan untuk saham ini. Kemarin (16/6) harga SGRO Rp 2.375 per saham.

Entri Populer