" Status YM ""
ukm indonesia sukses: UMKM, Modal Utama Jabar

UMKM, Modal Utama Jabar

55 UDAH, jangan dilihat patok kilometernya, lkJ masih nyisa berapa kilometer lagi. Nikmati saja perjalanannya..." Kalimat menggoda itu dilontarkan Pemimpin BI Bandung Yang Ahmad Rizal. tatkala dalam perjalanan menuju Desa Margalaksana, Kec. Bungbulang, Kab. Garut beberapa waktu lalu.

Bukan tanpa alasan kata-kata tersebut diucapkan, pasalnya lokasi tujuan yang tak kunjung terlihat serta jalan yang belum juga berujung memaksa mata untuk segera melirik tatkala melihat patok penunjuk kilometer terlihat. Belum lagi jalan yang berkelok-kelok (yang tak kalah bersaing dengan Kelok 44 di daerah Sumatra Barat), membuat godaan melirik patok tersebut begitu kuat, untuk sekadar mengetahui, seberapa jauhkah lagi lokasi yang dituju.

Namun, godaan patok tak berjalan efektif bagi pria itu. Ia begitu asyik menikmati suguhan pemandangan permadani hijau yang terhampar. Gunung yang berlapis dengan kabut menggantung membuatnya begitu menikmati perjalanan tersebut Apalagi menurut mantan Kepala Perwakilan Pembantu Kantor Perwakilan Tokyo BI, suguhan alam yang terhampar itu merupakan potensi besar bagi Jawa Barat Keragaman budaya, alam yang indah, serta masyarakat yang kreatif dengan banyaknya industri kreatif dan usaha mikro kecfl menengah (UMKM) merupakan modal utama yang dimiliki Jabar.

Pemanfaatan potensi itu, diyakini Yang, dapat mendukung pertumbuhan ekonomi Jabar. Sekaligus mendorong pengembangan dan kemajuan UMKM Jabar. Yang juga yakin, prinsip connecting people, menjadi salah satu solusi bagi tantangan pemanfaatan tersebut. Berikutpenuturan Yang Ahmad Rizal kepada wartawan Pikiran Rakyat, Yulistyne Kasumaning-rum, beberapa waktu lalu.

Bagaimanakah Bapak melihat UMKM di Jabar saat ini? Setujukah jika permodalan menjadi kendala yang dihadapi UMKM saat ini? Bisa dikatakan hampir 90 persen penduduk Jabar hidup dari UMKM. Hal itu tentunya berdampak cukup besar pada Indeks Pembangunan Manusia (IPM) masyarakat dan inflasi. UMKM memiliki pengaruh cukup penting pada pertumbuhan ekonomi di Jabar. Pengembangan UMKM tentu akan sejalan pula dengan pengembangan daerah ini dan masyarakat Oleh karena itu, UMKM memiliki porsi cukup penting untuk menopang kehidupan masyarakat.

Hanya, potensi yang dimiliki UMKM belum tergali secara optimal, disebabkan sejumlah kendala. Namun, jika permodalan menjadi kendala, mungkin ya tetapi juga ada kendala lainnya, yakni pemasaran. Banyak UMKM yang masih belum tersentuh perbankan. Akibatnya, mereka lebih sering berhubungan dengan pelepas uang (rentenir) dibandingkan dengan perbankan, bagaimana Bapak melihat itu?

Saya pernah ke daerah yang perajinnya memasok barang ke Tajur. Setelah ke sana, saya baru tahu, temyata dari sekian banyak perajin, baru satu yang berhubungan dengan bank. Kondisi tersebut tentu menjadi pertanyaan, tetapi setelah dikomunikasikan, akhirnya hal tersebut bisa diselesaikan. Memang, kita tidak bisa menutup mata bahwa masih banyak UMKM yang belum tersentuh bank. Oleh karena itu, kami sedang mencoba secara terus-me-nerus membenahi hal tersebut.

Salah satunya, petugas bank ha-rus mengubah cara kerja mereka, bisa dengan mencontoh pendekatan yang dilakukan pelepas uang. Yang saya maksud, mencontoh servis yang diberikan, yakni ada saat dibutuhkan. Contohnya di Caringin, suku bunga yang dikenakan kepada pedagang itu bisa mencapai 30 persen, hanya untuk pemakaian tiga jam. Tentu membingungkan, tetapi banyak yang menggunakan jasa itu, artinya hitung-hitungan yang dilakukan pedagang sesuai. Ini yang harus di contoh, jangan hanya di belakang meja dan menunggu.

Selain kendala permodalan, Bapak mengatakan pemasaran juga menjadi salah satu kendala yang dihadapi UMKM. Bagaimanakah kondisinya? Kita tidak bisa hanya berhenti pada proses produksi. Nah, hal inilah yang menjadi salah satu tantangan, apalagi berdasarkan pengalaman dan pengamatan, aspek pemasaran merupakan kendala utama UMKM di Jabar. Mereka bisa menghasilkan, tetapi tidak bisa memasarkan, di sinilah peran kita.

Misalnya, dengan melaksanakan safari bazar atau berkomunikasi dengan pihak lain dan menghubungkan antara satu pihak dan pihak lainnya. Misalnya, di satu daerah ada penghasil A, sementara di daerah lain ada yang membutuhkan A Nah, karena kita tahu hal itu, coba dihubungkan. Pelaku UMKM umumnya belum memikirkan menjual produk mereka jauh dari wilayahnya berada, inilah yang harus difasilitasi. Untuk pemasaran antardaerah tersebut, seperti apakah gambarannya?

Misalnya dibuat misi dagang antardaerah, entah apa pun na-ma atau bentuknya, yang pasti bertugas mencari informasi mengenai kebutuhan suatu daerah. Di sisi lain ia juga memiliki informasi mengenai produk yang dibutuhkan tersebut. Jika ini dilakukan, perdagangan yang terjadi akan semakin bagus.

Saya pikir, hal ini bisa dilakukan, apalagi kita memiliki suatu sistem yang berjenjang mulai dari yang paling bawah. Jika hal tersebut dikomunikasikan dan dipahami secara bersama-sama, akan bisa dilaksanakan. Selain itu, tentu saja dengan kerja sama semua pihak dengan mengerti fungsi dan peran masing-masing. Jabar memiliki potensi alam luar biasa. Potensi tersebut apabila dimanfaatkan selain akan mendorong sektor pariwisata, juga berdampak pada pertumbuhan ekonomi dan pe-ngembangan UMKM. Pemanfaatan seperti apakah yang ada dalam bayangan Bapak?

Hasil hipotesis sementara, potensi pariwisata Jabar sangat tinggi. Alamnya indah. Hanya, belum dikemas. Saya berpikir pengembangan pariwisata Jabar digabungkan dengan UMKM dan kultur. Maksudnya, memang saat ini banyak yang datang, tetapi hanya melihat factory outlet, kuliner. Padahal, ada potensi alam yang bisa dikembangkan, yakni menggabungkan alam dengan kebudayaan lokal ni, ada Apalagi. Sunda memiliki tiga ratus jenis budaya. Saya yakin orang akan datang, apalagi dengan posisi Iata yang dekat dengan pusat dan beragam kebudayaan yang dimiliki. Akan tetapi, tentunya tetap menjaga alam dan kearifan lokal.

Bapak cukup lama berada di negeri orang. Dari sekian perjalanan itu, adakah yang bisa dibagi untuk perkembangan generasi muda kita? Ketika dulu saya ditugaskan di Amerika Serikat, saya tidak membawa tabungan. Karena, selama di sana saya selalu jalan-jalan bersama keluarga. Alhasil, dari 50 negara bagian, 48 di antaranya sudah dikunjungi. Namun, dari hal itu, saya bisa melihat begini banyak kebudayaan dan pengetahuan dengan mempelajari lingkungan. Hal itu sangat membantu dalam pergaulan, termasuk juga bagi anak-anak saya. Hasilnya, ketika ha-rus berhadapan dengan orang lain, ndak ada rasa minder. Oleh karena itu, saya selalu menikmati setiap perjalanan yang dilakukan karena ada pengetahuan baru yang akan kita dapatkan. Makanya, patok kilometer tidak usah terus dilihat nikmati saja.

Kemudian, dari perjalanan itu, dengarlah setiap kata yang diucapkan orang lain. Karena, dari situ akan muncul mutual respects. Dengan berkomunikasi, dengan menghargai setiap orang, hidup kita akan berjalan dengan baik.

Entri Populer