" Status YM ""
ukm indonesia sukses: Kulit Domba dan Kambing Masih Jadi Primadona di Luar Negeri

Kulit Domba dan Kambing Masih Jadi Primadona di Luar Negeri

Meski banyak alternatif kulit binatang dipasaran untuk dijadikan bahan baku produk, kulit kambing dan domba masih menduduki peringkat permintaan tertinggi. Kualitas prima menjadi alasan utama kulit itu diminati. Tak hanya pasar dalam negeri, permintaan dari luar negeri terus berdatangan. Bahkan, dari negara-negara di Eropa dan Amerika.

POTENSI bisnis kulit kambing dan domba temyata masih sangat besar. Buktinya, permintaan yang datang tak hanya dari pasar dalam negeri. Permintaan pasokan kulit dua hewan ini dari luar negeri pun tak pernah sepi.
Maklum, kulit kambing dan sapi bisa digunakan untuk berbagai keperluan, mulai dari busana hingga kerajinan tangan. Di dalam negeri, permintaan kulit-kulit ini lebih banyak untuk bahan baku kerajinan tangan dan perabotan. Sementara, pasar luar negeri lebih sering menggunakan kulit hewan ternak ini untuk berbagaiproduk garmen mewah. Misalnya jaket, sarung tangan, hingga tas golf eksklusif.

Kulit domba dan kambing memang terkenal akan kualitasnya yang prima jika digunakan sebagai bahan baku produk. Selain itu, kulit domba dan kambing memiliki tingkat kelembutan yang tinggi. Sehingga, kulit ini menjadi pilihan bahan baku produk yang paling digemari para konsumen.

Tengok saja salah satu produsen penyamakan kulit, FT Trio Putera Utama, yang beroperasi di Cileungsi, Bogor. Perusahaan ini fokus menggunakan kulit domba dan kambing sebagai bahan baku pembuatan produk kulitnya Tiap bulan, Trio mampu memproduksi sekitar satu juta square feel kulit samakan. Sebagai gambaran, 1 square feet setara 30 centimeter persegi (cm2).

Harganya beragam, tergantung kualitas dan ketebalan kulit. Harga kulit dari bahan baku kulit domba biasanya lebih mahal dari kulit kambing. "Rata-rata harga kulitnya sekitar US$ 1,5 sampai US$ 3 per square feet," kata Aditya Ridwan, Head of Plan Service FT Trio Putera Utama.

Seluruh produksi kulit Trio Putera untuk memenuhi kebutuhan ekspor ke luar negeri. Beberapa negara tujuan ekspornya adalah Amerika Serikat (AS), Eropa, China, dan Korea Selatan. Setiapbulan, perusahaan ini bisa menjual sekitar 200.000hingga 300.000 square feet kulit. Omzetnya rata-rata mencapai USS 300.000 saban bulan.

Pemain usaha kerajinan kulit lainnya adalah Fredi. Pemilik usaha Karya Kulit di Yogyakarta ini mengolah kulit sapi dan kulit kambing mentah menjadi kulit yang siap. Bahan ini bisa digunakan sebagai bahan kerajinan seperti sepatu, tas, dan dompet. "Tapi, kebanyakan kulit produksi kami diguna- kan sebagai bahan pembuatan furnitur," imbuhnya

Fredi mengolah kulit dalam berbagai penyamakan, seperti kulit bulu (cowhide), kulit lunak (soft leather),dan kulit keras (hard leather). Pesanan paling banyak biasanya berupa kulit lunak yang digunakan sebagai bahan furnitur.

Khusus untuk kulit kambing, Fredi mematok hargajual kulit bulu sebesar Rp 180.000 per lembar. Sedangkan kulit keras dan lunak sekitar Rp 40.000-Rp 50.000 per lembar. Ia mengaku bisa meraup omzet sekitar Rp 20 juta hingga Rp 30 juta per bulan dengan margin keuntungan 20%. Kulit samak yang diproduksi

Fredi sementara ini masih -didistribusikan di Jawa dan Sumatera Tapi, Fredi juga bekerja sama dengan rekannya yang memproduksi furnitur. Kulit pasokannya diolah menjadi produk jok berbahan kulit. Furnitur kulit tersebut sudah menembus pasar Amerika Serikat dan Belanda

Hanya, para pengusaha kulit ini masih terkendala pasokan bahan baku kulit. Terutama, ketika musim penghujan tiba Pasalnya, banyak kambing dan domba yang tidak terpelihara dengan baik sehingga kualitas kulitnya menurun.

Padahal, perusahaan yang berorientasi ekspor seperti, Trio Putera harus memenuhi standar kualitas luar negeri yang begitu ketat untuk ekspor.

Sementara, penjualan ekspor pun masih belum 100% pulih setelah terpukul krisis global yang melemahkan perekonomian dunia sejak akhir tahun 2008.

Aditya bilang, permintaan ekspor saat ini yang sebesar 200.000 hingga 300.000. square feet per bulan sejatinya anjlok 60% dibandingkan sebelum krisis global terjadi. "Tapi, sekarang tren ekspor sudah naik meski belum sebaik sebelum krisis," ujarnya

Sekadar catatan, bila mampu mengoperasikan seluruh kapasitas produksi sebesar satu juta square feet per bulan, Trio Putera membutuhkan 50.000 ekor domba dan kambing.
Pasokan kulit bakalmembeludak jika musim Lebaran Haji tiba Pada momen itu, banyak kulit domba dan kambing yang dijual setelah dagingnya digunakan untuk kurban. Biasanya, sekitar bulan Mei-November permintaan kulit dari luar negeri yang datang ke Trio Putera lebih banyak untuk keperluan garmen. Untuk permintaan ini, kulit yang dibutuhkan cenderung lebih tebal dan kasar, seperti kulit kambing.

Sedangkan sekitar bulan Desember-April, permintaan kulit didominasi untuk keperluan pembuatan sarung tangan. "Kulit yang dibutuhkan lebih lembut dan tipis seperti kulit domba," kata Aditya.

Proses pembuatan kulit dimulai dari pengumpulan kulit domba dan kambing dari berbagai peternakan di seluruh Jawa Setelah itu kulit disamak dan dilanjutkan dengan pewarnaan menggu-nakan pewarna khusus kulit.

Kemudian, mulailah tahap pengeringan serta penyelesaian akhir. Setelah itu, kulit siap dibuat menjadi produk jaket, tas golf, sarung tangan, sepatu, produk-produk lain.Menurut Fredi, prospek bisnis kulit masih cerah sejauh kulit masih banyak peminatnya, baik sebagai bahan industri furnitur maupun garmen, "Pasarnya akan terus terbuka dan berkembang," ujarnya

Entri Populer