" Status YM ""
ukm indonesia sukses: Berdayakan Perajin Flat Shoes

Berdayakan Perajin Flat Shoes


>>>>>Berdayakan Perajin


MEMBANGUN bisnis sendiri tak hanya membawa keuntungan lebih bagi sang pemilik usaha, tapi juga orang-orang di sekitarnya. Setelah tiga tahun menjalankan usaha flat shoesnya, kini Natalia Krisna Arini telah mempekerjakan 29 pegawai. Mereka bekerja di berbagai bidang, di antaranya 1 staf humas untuk mengurus promosi VVondershoe, 1 staf costumer service untuk melayani konsumen di websile, 4 pegawai toko untuk menjaga dan melayani pembeli, 3 pegawai di rumahnya untuk menerima dan mengemas produk, serta 20 perajin sepatu.

Ada kisah tersendiri antara Ann dan para perajinnya. Awalnya, para perajin tidak hanya bekerja untuknya. Setelah membuat komitmen untuk membayar lunas semua produksi sepatu di awal, para perajin itu pun memutuskan untuk bekerja khusus untuk Wondershoe. Arin juga memuji keterampilan para perajinnya yang ia anggap luar biasa. "Mereka nyeni banget, apik, rapi. Saya kalau gambar sepatu seperti anak TK, berantakan. Tapi perajin saya bisa langsung menangkap maunya saya," ungkapnya.

Biasanya sebelum diproduksi, desain sepatu baru itu akan dibuat sampelnya. Tujuannya agar ia bisa merasakan apakah hasilnya sudah bagus dan nyaman dipakai. "Jangan sampai sepatunya bagus dilihat, tapi kalau dipakai bikin kaki sakit." Tantangan Bisnis daring (oii/ine) pun bukannya tanpa tantangan. Ia mengeluhkan kondisi masyarakat Indonesia yang baru mulai terbiasa belanja online.

Kebanyakan konsumen, yang sudah terbiasa belanja langsung di toko, kerap langsung bertanya kepada costumer relation-nya mengenai banyak hal, tanpa lebih dulu membaca penjelasan di situsnya. Permasalahan yang kerap muncul adalah kesalahpahaman mengenai ukuran. Di situs, sudah tertulis bahwa size chart tidak menjamin sepatu akan muat lantaran adanya pengaruh bahan dan model.

Ada pula peraturan bahwa barang yang sudah dipesan tidak bisa dikembalikan. Konsumen yang tidak memperhatikan hal detail dan terms of condition kerap protes ketika sepatu yang di pesannya tidak muat, padahal mereka sudah memesan ukuran sesuai chart di situ. Hal itulah, menurutnya, yang menjadi tantangan terbesarnya.

"Hal-hal detail itu harus dijelaskan dengan baik dan benar. Supaya konsumen tidak marah lalu tidak mau jadi pelanggan," sarannya. (*/M-3)


Entri Populer