" Status YM ""
ukm indonesia sukses

Menjahit Laba dari Pesanan Jilbab Milik Pedagang

11/01/2011
Menjahit Laba dari Pesanan Jilbab Milik Pedagang



Semaraknya dagangan jilbab tak hanya mendatangkan berkah bagi pedagang jilbab. Pebisnis maklon atau pihak ketiga yang menerima pesanan jilbab juga kecipratan laba. Dari jasa menjahit jilbab itu saja, penyedia jasa maklon itu bisa beromzet ratusan juta rupiah.

TINGGINYA permintaan jilbab membuat pedagang kesulitan untuk menambah pasokan. Agar jilbab tetap tersedia, tak jarang pedagang , berusaha memesan jilbab kepada pihak ketiga Cara memesan kepada pihak ketiga itu inilah yang dikenal dengan bisnis maklon.

Kehadiran jasa maklon jilbab berkembang karena menawarkan kemudahan. Pedagang yang ingin membuat jilbab tak perlu repot mengurus produksi sendiri. "Pedagang cukup bawa contoh desain, setelah itu kami yang menjahit," kata Rahmat, salah satu pemilik maklon jilbab di Ciamis, Jawa Barat.

Dengan nama usaha Ciamis Busana, Rahmat sudah menawarkan jasa maklon jilbab sejak 1998. la mena- warkan jasa maklon jilbab karena tertarik dengan potensi pasar jilbab di Tanah Air. Dalam mergalankan bisnisnya, selain menerima jasa menjahit jilbab, Rahmat j juga tak menampik bila ada yang ingin memasang aksesoris jilbab seperti payet, renda, dan aksesoris lain. "Pelanggan saya kebanyakan pedagang jilbab di Mangga Dua dan Tanah Abang," jelas Rahmat.

Tidak hanya pedagang yang menggunakan jasamaklon jilbab Rahmat. Ia mengakii juga memiliki pelanggan yang merupakan produsen pakaian muslimah ternama. Sayangnya, Rahmat enggan menyebut nama merek itu. "Mereka membawa desain sendiri, saya tinggal bikin," jelas Rahmat

Tarif jasa maklon itu beragam. Intuk jasa menjahit jilbab tarifnya antara Rp 6.000 hingga Rp Rp 12.000 . per potong, tergantung desain. Sedangkan untuk pemasangan payet dan aksesoris, tarifnya Rp 20.000 hingga Rp 80.000 per potong. "Semakin banyak payet, semakin mahal tarifnya," terang Rahmat yang memiliki 50 karyawan itu.

Berkat bisnis maklon itu saban bulan Rahmat mampu mengantongi omzet Rp 170 juta. Omzet berasal dari pembuatan jilbab atau pemasangan payet sebanyak 40 kodi (20 potong) sampai 50 kodi per pekan.
Berbeda dengan Rahmatyang membandrol tarif jasa makJon per potong. Dewi Yuliana, pengusaha maklon jilbab dari Gresik, Jawa Timur, menawarkan jasa maklon dengan tarif per kodi. Tarif jasa mulai Rp 450.000 sampai Rp 700.000 per kodi. "Tergantung ukuran dan model," terang Dewi.

Ia memberi contoh, untuk tarif membuat jilbab ukuran panjang tarif jasanya Rp 600.000 per kodi. Untuk membuat jilbab aksen yang lebih rumit tarifnya Rp 650.000 per kodi. "Kalau pemasangan payet atau aksesoris tarifnya Rp 450.000 per kodi," kata Dewi.

Dari usaha yang telah dimulai sejak 1980-an, dalam sebulan Dewi bisa meraup omzet hingga Rp 120 juta. Namun Dewi hanya mau menerima pesanan jilbab minimal 10 kodi. Kebanyakan pelanggan Dewi datang dari Jawa saja. Terbanyak pedagang di pasar Turi, Surabaya," kata Dewi. 

Sumber: Harian Kontan
Fitri Nur Arifenle

Usaha Pembuatan Rambu Rambu Makin Maju

11/01/2011
Usaha Pembuatan Rambu Rambu Makin Maju


Rambu-rambu tak hanya digunakan di jalanan saja. Berbagai proyek konstruksi dan pertambangan juga membutuhkan rambu. Itulah sebabnya, kebutuhan rambu-rambu juga semakin banyak. Tak salah jika produsennya mampu memperoleh omzet puluhan juta.

PENGGUNAAN rambu-rambu yang tepat baik di jalan raya, maupun berbagai proyek pembangunan konstruksi dan pertambangan diharapkan bisa menekan angka kecelakaan. Kebutuhan penanda atau rambu-rambu pun semakin banyak seiring maraknya bangunan di Indonesia

Peluang bisnis penyediaan rambu-rambu ini tak dilewatkan oleh Prahasto, pemilik PT GRL di Jakarta Prahasto, yang semula hanya sebagai distributor rambu-rambu, telah menekuni bisnis penyediaan rambu sejak 2008. "Tren permintaannya meningkat tiap tahun, jadi saya tertarik jadi produsen," katanya.

Selain membuat rambu-rambu lalu lintas, diajuga menyediakan rambu di sektor konstruksi dan pertambangan. Ia mengaku, setahun belakangan ini pesanan rambu-rambu untuk gudang penyimpanan, perusahaan konstruksi, dan pertambangan terus meningkat. "Salah satu pembeli terbesar saya adalah Pertamina," ujar Prahasto.

I muk bisa masuk menjadi pemasok rambu-rambu terutama di perusahaan swasta, Prahasto harus rajin melakukan penawaran langsung. "Dengan menawarkan langsung, besar kemungkinan mereka akan menjadi pelanggan kita," katanya.

Terbuat dari baharialuminium, rambu-rambu hasil produksi GRL dijual dengan harga Rp 75 per cm2. Ukuran rambu yang biasanya dipesan berukur;m rata-rata 40 cm xl5 cm

Persainganprodusen rambusemakin ketat,sehingga kualitas perlu ditingkatkan.sampai 60 cm x 60 cm dengan ketebalan 2 milum ter. Hargajual per produk imtuk ukuran itu berkisar antara Rp 45.000 sampai Rp 270.000.

Dengan penjualan rata-rata dalam sebulan mencapai 800 unit rambu, Prahasto mampu memperoleh omzet Rp 60 juta dengan marjin keuntungan hingga 25%. "Bisnis ini cukup menjanjikan meski pesaingnya banyak." katanya. Dalam produksinya, Prahasto dibantu oleh lima karyawan.

Selain Prahasto ada juga Satya Iswara, pemilik Swara Niaga di Sidoarjo, Jawa Timur. Satya mengaku memulai bisnis pembuatan rambu-rambu sejak 2008. Banyaknya pembangunan jalan raya terutama di luar Pulau Jawa menjadi incarannya. "Dalam beberapa tahun ke depan proyek jalan di luar Jawa cukup intensif sehingga membutuhkan rambu-rambu jalan," tuturnya

Dengan harga berkisar antara Rp 200.000 sampai  i 000 per rambu. Satya bisa menjual hingga 200 rambu per bulan. "Itu hanya dari satu proyek," katanya ((leh karena itulah, tiap bulan setidaknya dia bisa mengumpulkan omzet -kiiur Kp 50 juta

Imuk bisa menjual produknya. Satya mengaku harus banyak melakukan pendekatan dengan kontraktor- kontiaktor pemenang tender. Ia juga kerap melakukan penawar-;in langsung ke perusahaan-perusahaan konstruksi agar omzetnya terus bertambah.

Ia mengakui persaingan produsen rambu-rambu semakin ketat. Oleh karena itu, meningkatkan kualitas produksi menjadi keharusan. Kualitas produk kami sudah teruji dan memiliki lisensi Departemen Perhubungan," kata Satya Ia mengklaim produk buatannya bisa bertahan hingga 15 tahun jika tidak tertabrak atau sengaja dihancurkan. "Naik turunnya bisnis ini sedikit banyak bergantung pada kebyakan pemerintah," ujarnya. 


Sumber: Harian Kontan
Fahnyadi


Prospek jasa pijat refleksi cukup menarik namun pertumbuhannya lambat

11/01/2011
Refleksi Laba dari Bisnis Pijat Refleksi
Prospek jasa pijat refleksi cukup menarik namun pertumbuhannya lambat



NAMA Suhu Yo mencuat setelah membintangi sejumlah iklan konten premium. Terkenal dalam hal ramai meramal. Suhu Yo juga memiliki bisnis pengobatan alternatif dan refleksi. Klinik Suhu Yo berdiri sejak 2006 dan kini telah memiliki 18 cabang di Jabodetabek, Bandung, dan Cirebon.

Untuk bisa mengembangkan usaha, Klinik Suhu Yo juga mulai menawarkan sistem waralaba. Namun tidak semua sektor bisnis Klinik Su Yo ditawarkan. Saat ini dia hanya menawarkan usaha pijat refleksi bernama nama si ia. .im Reflexy.

Mulai ditawarkan tahun ini, Suhu Yo mengaku sudah memiliki dua outlet milik mitra di Mangga Dua Square, Jakarta Utara dan Taman Galaxy, Bekasi.

Jika Anda tertarik membuka usaha pijat refleksi Suhu Yo ini, maka Anda perlu menyiapkan investasi awal sebesar Rp 100 juta. Menurut Suhu Yo dana ini akan digunakan untuk kerjasama selama 2 tahun. Selain itu, calon terwaralaba juga akan mendapatkan pelatihan terapis, training manajer, dan sistem promosi.

Walau menawarkan sistem waralaba, "Shaolin Reflexy tak memerlukan royalti fee atau franchise fee," ujar Suhu Yo. Selain menyiapkan dana Rp 100 juta, Suhu Yo juga mensyaratkan calon investor menyediakan tempat usaha minimal seluas 100 m? dan 20 kursi puat refleksi.

Untuk menarik investor, saat ini Suhu Yo menawarkan program potongan biaya sebesar 50%, sehingga biaya investasi yang diperlukan hanya Rp 50 juta. "Potongan harga hanya untuk 10 orang pendaftar pertama. Sudah dua berarti tinggal 8 lagi. Setelah itu harga normal," lanjutnya.

11/01/2011
Dengan target 20 pasien tiap hari, omzet yang bisa diraih

Waralaba pijatrefleksi yangcukup terkenalpertumbuhanagak lama.oleh terwaralaba berkisar antara Rp 2 juta sampai Rp 3 juta Sebab, harga layanan terapi refleksi mulai dari Rp 50.000 hingga Rp 70.000 per orang per layanan.

Shaolin Reflexy melayani refleksi kaki dan tangan, pijat seluruh tubuh, bekam, dan totok aura. Selain itu ada lu-Ihi terapi lilin, dan masker penyejuk "Kalau satu bulan tinggal kalikan saja. Bisnis seperti ini tak pernah mati, orang akan datang terus," Suhu Yo, optimistis.

Agar bisnis-I nya ramai. Suhu Yo mengaku tidak main-1 main dalam pelayanan -. dan kemampuan terapis. Para terapis d iajarkan teknik pijat perpaduan China dan I Singapura.Dengan teknik ini, diamengklaim, konsumen yang datang tidak akan mengeluh nakit. Untuk menjaga image, terapis pria hanya boleh me-mijat pasien pria Begitu juga dengan terapis wanita hanya boleh memyat wanita- "Kalau hanya kaki dan tangan, terapis pria bisa memijat wanita dan sebaliknya Tapi kalau seluruh tubuh, terapis pria harus memuat pasien pria," katanya.

Walaupun investasinya cukup mahal, pengamat waralaba. Erwin Halim mengatakan prospek jasa waralaba Shaolin Reflexy cukup bagus. Hanya saja, UNih.i pyat refleksi sudah menjamur. Bahkan, ia melihat beberapa waralaba pijat refleksi yang sudah cukup terkenal memiliki pertumbuhan yang lambat. "Dalam beberapa tahun mereka cuma buka lima hingga enam iKiilri" katanya

Agar bisa lebih cepat terkenal, Erwin menyarankan agar Shaolin Reflexy tetap membawa embel-embel nama Suhu Yo yang sudah terkenal. Selain itu, Erwin juga menyarankan agar calon investor lebih berhati-hati memilih waralaba dengan jeli melihat laporan keuangan. Klinik Suhu Yo Mall Mangga Dua Square Lt.l Blok A No. 52-57 Telp 02192281312


Sumber: Harian Kontan
Fitri Nur Arifenie
 

Entri Populer