" Status YM ""
ukm indonesia sukses

Pegadaian Usung Inovasi untuk UMKM




Dalam rangka mengembangkan dan memberdayakan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), Perum Pegadaian mengembangkan layanan inovatif melalui pinjaman gadai dan fidusia yang mengedepankan proses pelayanan cepat. Dengan pelayanan cepat, pangsa pasar bisnis Pegadaian akan menjadi lebih luas.
Demikian penjelasan Pit Direktur Utama Perm Pegadaian Budiyanto usai Rapat Koordinasi Nasional (Rakomas) Perum Pegadaian 201 1 di Jakarta, beberapa waktu laju.Menurut dia, pengembangan UMKM dilakukan melalui kemudahan akses pembiayaan yang meliputi bantuan pinjaman untuk modal, pengembangan manajemen, dan pemasaran. Ini dilakukan melalui pembentukan inkubator serta pendampingan.

Budiyanto menyebut-kan, UMKM menjadi salah satu andalan yang dapat terus dikembangkan "untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat. Apalagi, selama ini UMKM terbukti memunyai semangat juang tinggi untuk bertahan dan berkembang (survival). Jadi, tidak mengherankan meski kondisi perekonomian sedang mengalami kesulitan, UMKM mampu bertahan dan bahkan terus berkembang.

Karena itu, melalui penciptaan layanan inovatif dalam pembiayaan, ke depan. Pegadaian akan semakin kukuh menancapkan perannya dalam mendukung pelaku UMKM sehingga bisa terus berkembang.
"Dari usaha mikro, menjadi usaha kecil, dan lalu menengah. Modal yang diberikan sedapat mungkin untuk kegiatan produktif. Jadi dimanfaatkan untuk usaha," Dari data yang ada, total kredit yang disalurkan Perum Pegadaian hingga akhir 2010 mencapai Rp 63,7 triliun. Jika dibandingkan dengan realisasi pada 2009 yang hanya Rp 48.36 triliun, berarti ada kenaikan sebesar 32 persen. Sementara itu, perolehan laba sebelum pajak Pegadaian selama 2010 mencapai Rp 1,46 triliun.

Pada 2010, pendapatan dari gadai barang oleh masyarakat masih mendominasi perolehan pendapatan Pegadaian. Karena itu, perusahaan akan terus berupaya meningkatkan pelayanan dengan menambah sejumlah gerai/kantor cabang pada 2011.

Besarnya sumbangsih bisnis gadai barang memicu perusahaan untuk mencari dana baru, sehingga kebutuhan kredit untuk masyarakat dapat terpenuhi. Permintaan kredit darisektor UMKM masih besar, terutama di Indonesia bagian timur. Karena itu, Pegadaian mencari tambahan dana sebesar Rp 5,2 triliun agar target penyaluran kredit sebesar Rp 84, triliun dapat dicapainya.

Dalam hal ini, Pegadaian juga akan menerbitkan obligasi dan dukungan dana dari perbankan. Perbankan yang siap memberi dukungan dana, antara lain Bank BRI, Bank BNI, Bank BCA, dan Bank Mandiri.
Di sisi lain, ke depan, Pegadaian mendorong setiap kantor cabang bisa melayani unit usaha berbasis syariah. Apalagi, pertumbuhan bisnis berbasis syariah terus meningkat.

Pegadaian Syariah terus tumbuh dari tahun ke tahun dengan rata-rata mencapai 26 persen. Ini karena masyarakat mulai mengerti manfaat dari usaha berbasis syariah tersebut. 

INFO PASAR SENI LUKIS INDONESIA:http://artkreatif.net/



ACFTA belum Pacu Gairah Pebisnis Kecil


Bisnis berskala kecil dan menengah masih berjuang memanfaatkan perjanjian perdagangan bebas.
Sudah genap setahun Indonesia memberlakukan perjanjian perdagangan bebas China-ASEAN (ASEAN-China Free Trmle Agreement IACFTA). Namun, pakta itu ternyata belum mampu memacu gairah pelaku usaha kecil dan menengah Tanah Air untuk melebarkan bisnis ke mancanegara.

Hal itu tecermin dalam survei global UKM yang diumumkan The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited (HSBC), beberapa waktu lalu. Dalam survei terhadap 300 pelaku UKM nasional pada Oktober dan November 2010 itu terungkap mayoritas pelaku UKM belum merasakan dampak ACFTA. Survei itu juga menunjukkan kecilnya persentase UKM indonesia yang aktif dalam perdagangan internasional, terutama dengan China.

"Mayoritas responden merupakan pelaku bisnis domestik yang siklus bisnis mereka tergantung kekuatan konsumsi masyarakat Indonesia," ujarekonom HSBC untuk Indonesia dan Thailand Wellian Wiranto. Menurutnya, potensi konsumsi dari sekitar 230 juta penduduk Indonesia memang berperan dalam menjaga kepercayaan pelaku UKM terhadap prospek bisnis di dalam negeri. Akan tetapi, lanjutnya, pelaku UKM Indonesia tidak boleh cuma terpaku pada pasar domestik.

Sejauh ini, dari sekitar 45 juta pelaku UKM Indonesia, sangat minim yang terlibat dalam perdagangan internasion.il. Adapun mereka yang terlibatdalam perdagangan internasional lebih rajin melakukan impor ketimbang ekspor. Dari survei HSBC, 73"i. responden masih berorientasi impor, sedangkan yang terlibat dalam aktivitas ekspor hanya 43%.

"Namun, meski dominan impor, secara nilai, angka ekspornya lebih besar," ungkap Wellian. Sebagian dari impor itu juga terkait dengan bahan baku dan barang modal untuk stabilitas produksi sehingga membuka lapangan kerja baru. Ia optimistis jika dapat mengantisipasi sejumlah kendala yangada saat ini (lihat tabel), jumlah UKM Indonesia yang melakukan perdagangan internasional dapat naik 21%. "Kendala utama yang dihadapi UKM ini adalah tidak tersedianya kredit pembiayaan."

Konsolidasi

Sementara itu, berdasarkan paparan dalam buku Asia Free Trade Agreements; Hmv is Biisi-ness Responding yang dirilis Bank Pembangunan Asia (Asia Development Bank/ADB) kemarin, terdapat 50 perjanjian perdagangan bebas di kawasan Asia Timur saja pada Januari 2011. Adapun 80 perdagangan bebas lainnya sedang diperiksa.

Data dalam buku itu jugamenyebutkan UKM pada khususnya masih berjuang dalam memanfaatkan perjanjian perdagangan bebas itu. Konsolidasi aneka perjanjian diyakini ADB akan membantu perusahaan dan pertumbuhan ekonomi."Perjanjian perdagangan bebas akan memiliki manfaat ekonomi yang jelas. Itu tentu saja akan meningkatkan akses pasar untuk berbagai barang, jasa, keahlian, dan teknologi," kata Presiden ADB Haruhiko Kuroda.


INFO PASAR SENI LUKIS INDONESIA:http://artkreatif.net/


Mencetak Wirausaha Beretika

PAKAR ekonomi David McClelland menyatakan bahwa untuk kemajuan suatu bangsa, dibutuhkan wirausaha sebanyak dua persen dari jumlah penduduk. Analisis ini diresapi betul oleh Leh Yunifar, dosen pendidikan sejarah Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) yang mengetahui bahwa jumlah wirausaha di Indonesia baru berkisar 1,08%.


Angka tersebut pun didominasi oleh pengusaha dengan latar belakang pendidikan rendah, sehingga perluasan usaha tidak berlangsung pc sw.
Berbekal semangat perubahan, Leli yang pengusaha pakaian muslimah itu "ujug-ujug" meminta presentasi di hadapan petinggi Lembaga Penelitian dan pengabdian kepada masyarakat UPI, Februari lalu. Tidak disangka, presentasi yang intinya meminta kehadiran pusat inkubator bisnis di kampus para calon pendidik ini dikabulkan.

Tidak lama setelah itu, Leli diizinkan mendirikan Inkubator Bisnis LPPM UPI (IBUPI) dan menempati salah ruangan di gedung LPPM. Selama 5 bulan, sudah 25 kelompok mnh-jiswa yang "Jirawatnya" tanpa bantuan modal sama sekali. "Semuanya berbekal semangat dan niat baik," ujarnya, Selasa (6/7). Cara perekrutan kelompok usahamahasiswa binaan pun unik, yakni melalui metode "getok ular".

Hal ini untuk menghindari mahasiswa yang punya semangat sesaat saja. Karena, mcnurut dia, memulai wirausaha berani memulai komitmen. Leliyang dibantu Muhammad Ridwan, Koordinator Klinik Konsultasi Bisnis Dinas Koperasi UMKM Pemprov Jabar sebagai penasihat IBUPI, menginginkan kelompok yang dibim-bingnya mempunyai jiwa wirausaha yang komprehensif, termasuk etika bisnis. Leli gerah melihat banyaknya pe-ngusaha yang kini menjalankan usahanya tanpa etika, seperti menawarkan tubuh wanita-wanita seksi dalam menawarkan produknya. "Kampus sebagai pencetak tenaga terdidik formal berkompeten membentuk wirausaha beretika," katanya



Idealisme Leli ternyata berpadu dengan proses pembinaanberbentuk mentoring bisnis sepekan sekali. "Tanpa mentor, sia-sia. Karena mahasiswa yang turun bisnis itu bagai anak ayam mencari induk, mereka buruh bimbingan,dukungan, dan semangat,"kata Leli yang sudah dianggap ibu oleh mahasiswa-mahasiswa asuhannya. Idealisme sama terjadi di Kampus Unikom,saat lima doscnnya diundang salah satu pengusaha nasional mengikuti lokakarya wirausaha, akhir 2009 lalu. 

Sepulangnya dari sana, lima dosen tersebut mendirikan Pusat Inkubator Bisnis Mahasiswa yang mendapat dukungan langsung dari Rektor Unikom, Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto."Bahkan rektor sering memberi kuliah langsung wirausaha ramai-ramai di aula besar," kata Darmazakti At-najaya, dosen sekaligus Ketua PIB Mahasiswa Unikom.

Di divisi otonom ini, Darma saling bertukar pikiran dengan puluhan mahasiswa yang sudah mempunyai usaha, dari usaha helm modifikasi hingga boneka dan sandal Jepang. "Dosen-dosen yang membina sama semangatnya. Karena kita juga berwirausaha," kata Darma saat memamerkan produk mahasiswanya pada pameran industri kreatif di Sabuga Bandung, Sabtu (10/7). 

Latar belakang wirausaha bagi dosen pembina mahasiswa wirausaha memang penting, setidaknya menurut Leli, pengalaman mereka akan membantu mahasiswa memecahkan masalah. "Minimal walaupun bukan pengusaha, mereka mempunyai perspektif pengusaha," kata Leli yang kini telah ditawari beberapa BUMN untuk membina UKM di Jawa Barat.

INFO PASAR SENI LUKIS INDONESIA:http://artkreatif.net/

Entri Populer