" Status YM ""
ukm indonesia sukses: Usaha Jamur merang kian terang

Usaha Jamur merang kian terang

07/03/2012
Usaha Jamur merang kian terang
Limbah media tanam bisa menjadi pakan ternak


Peluang kerja sama usaha melalui pola kemitraan seperti waralaba atau business opportunity tumbuh bak jamur di musim hujan. Kerja sama yang ditawarkan pun beragam mulai dari ritel sampai pertanian. Meski tidak satu pun peluang usaha yang bisa memastikan modal yang ditanam bisa beranak-pinak atau minimal balik modal, ketertarikan masyarakat untuk berinvestasi dalam sistem kerja sama seperti itu relatif tinggi. Salah satu perusahaan yang berupaya memanfaatkan tren investasi di masyarakat itu adalah PT Agrofor Indonesia. 

Perusahaan itu menawarkan kerja sama lindi daya jamur merang. Saat ini, perusahaan itu mencoba melakukan inovasi baru dengan menjadikan limbah pohon aren sebagai media budi daya jamur merang. Investor hanya perlu menunggu 2-3 bulan untuk mempersiapkan pembuatan kubung dan komponen lainnya.

Jamur merang dengan nama latin Volavariella volvacea meru-pakan salah satu spesies jamur pangan yang banyak dibudidaya-kan di Asia. Jamur ini mampu berkembang di kawasan dengan iklim tropis dan subtropis.

Budi daya jamur biasanya dilakukan di dalam bangunan yang disebut kumbung dengan media tanam dari kompos merang dan jerami. Media tanam merang inilah yang membuat masyarakat menyebutnya sebagai jamur merang. "Program yang kami tawarkan secara terbuka kepada masyarakat yang berminat -i meraih pendapatan tambahan dan yang ingin terjun langsung menjadi pelaku. Kami siap memberi pelatihan," ujar Direktur Agrofor Indonesia Deddy Suyer-man kepada Bisnis. belum lama ini.

Dia mengklaim menjadi penemumetode terbaru budi daya jamur merang dengan memanfaatkan limbah pohon aren yang dicampur dengan dedak kapur. Sebagian besar budi daya jamur merang saat ini masih mengandalkan jerami sebagai media tanam.

Konsep baru itu yang menjadi daya pikat bagi Muhammad Sidik. Dia merupakan salah satu investor dari Agrofor Indonesia dalam mengembangkan budi daya jamur merang di lahan seluas 10 hektare di Cikopo, Cikampek, Jawa Barat.

"Sebelum menanam investasi, saya melakukan survei lebih dulu ke lokasi budidaya di Cikopo untuk memastikan prospeknya, lernyata membuka peluang bagi yang ingin meraih pendapatan tambahan." ujar pengusaha jual beli mobil di Depok itu.

Program kemitraan itu baru diikutinya pada Agustus 2011 dan sampai saat ini menerimaempat kali pengembalian investasi atau sebesar Rp 12 juta. Kerja sama itu, ujar Sidik, dilengkapi dengan akta resmi dari notaris untuk jangka waktu 30 bulan.

Pakan bebek

Salah satu hal yang menyulut optimisme Sidik, Agrofor tidak hanya melaksanakan usaha budi daya jamur, tetapi juga mengolah limbah tanam menjadi komoditas yang bernilai secara ekonomi.Limbah media tanam diolah menjadi pakan ternak bebek serta ikan dan pupuk organik. Setiap balian baku yang dibeli, tidak ada yang terbuang sia-sia. Saat ini, Agrofor juga mengembangkan ternak bebek dengan balian pangan utama dari limbah media tanam jamur tersebut.

"Kami telah membudidayakan bebek untuk konsumsi, sedangkan pakannya mengan-dalkan limbah media tanam jamur. Jadi tidak ada yang tersisa dalam pengelolaan kawasan ini. Untuk sementara program budi daya bebek belum kami tawarkan kepada masyarakat," kata Deddy.

Meski demikian, Agrofor tetap bermimpi menjadikan ternak bebek itu dalam paket kerja sama dengan investor yang tertarik. Dalam hitungan awaJ perusahaan itu, kerja sama tersebut hanya perlu investasi Rp 15 juta per 1.000 ekor bebek.

Pengembalian investasi bebek diyakini lebih besar karena pakan dipasok langsung dari limbah media tanam jamur merang.Erhansyah, konsultan pertanian dan menjadi salah satu investor Agrofor di Cikampek, mengemukakan program investasi dengan pola kemitraan yang ditawarkan masih menarik karena permintaan pasar terhadap komoditas itu terus meningkat.

"Bisnis jamur merang masih prospektif dalam usaha pertanian. Apalagi pasokannya masih tersendat dan ini yang mendorong saya tertarik berinvestasi," ujarnya.Peminat komoditas yang dinilai mengandung nutrisi yang tinggi itu semakin banyak. Komoditas itu bisa dijadikan | sebagai substitusi daging dan pelengkap kuliner seperti mi ayam bahkan bisa diolah menjadi permen.

Erhansyah menjelaskan pasokan jamur merang sampai kini belum mampu memenuhi permintaan pasar terutama dari Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi.Kebutuhan jamur merang di Jabodetabek diperkirakan mencapai 12 ton per hari, sedangkan produksi komoditas pertanian itu hanya 5 ton per hari dengan kisaran harga jual di pasar Rpl 8.000-Rp20.000 per kilogram. (ginting.munthe@bisnis.co.id)

Sumber : Bisnis Indonesia
MULIA GINTING MUNTHE


Entri Populer