""
09/01/2012
UKM Keluhkan Biaya SNI
SEMARANG (Suara Karya) Para pelaku usaha kecil menengah (UKM) di Jawa Tengah mengeluhkan mahalnya biaya pengurusan sertifikasi Standar Nasional Indonesia (SNI). Apalagi kebijakan itu muncul di tengah-tengah persaingan melawan produk impor yang makin menguasai pasar. Direktur CV Media Komunikasi Yosi Yonardo, salah seorang pengusaha air minum dalam kemasan (AMDK) di Jateng, menilai, biaya yang dikeluarkan untuk pengurusan penerapan sertifikasi SNI, terutama bagi pelaku UKM, dinilai cukup maha). Untuk UKM yang memiliki keterbatasan dalam budg-etiitg, pengurusan sertifikasi SNI yang hampir Rp 50 juta bagi produknya serta peralatan laboratorium Rp 60 juta, jelas terlalu mahal," katanya dalam Focus Group Discussion Dampak Berlakunya SNI bagi Dunia Usaha di Jateng, kemarin.
Sementara itu. Kepala Bidang Perdagangan dan Pengembangan Produk Kadin Jateng Reza Tarmizi mengatakan, selama ini masih banyak kalangan, terutama UKM, yang belum memahami manfaat penerapan SNI bagi produknya. Dengan demikian, pemerintah diharapkan lebih mengintensifkan sosialisasi langsung ke daerah sehingga mengetahui kendala yang dihadapi di lapangan. "Serta memfasilitasi pelaku UKM agar makin memudahkan mereka menerapkan SM dalam produknya," katanya. (Pudyo sjono)
SEMARANG (Suara Karya) Para pelaku usaha kecil menengah (UKM) di Jawa Tengah mengeluhkan mahalnya biaya pengurusan sertifikasi Standar Nasional Indonesia (SNI). Apalagi kebijakan itu muncul di tengah-tengah persaingan melawan produk impor yang makin menguasai pasar. Direktur CV Media Komunikasi Yosi Yonardo, salah seorang pengusaha air minum dalam kemasan (AMDK) di Jateng, menilai, biaya yang dikeluarkan untuk pengurusan penerapan sertifikasi SNI, terutama bagi pelaku UKM, dinilai cukup maha). Untuk UKM yang memiliki keterbatasan dalam budg-etiitg, pengurusan sertifikasi SNI yang hampir Rp 50 juta bagi produknya serta peralatan laboratorium Rp 60 juta, jelas terlalu mahal," katanya dalam Focus Group Discussion Dampak Berlakunya SNI bagi Dunia Usaha di Jateng, kemarin.
Sementara itu. Kepala Bidang Perdagangan dan Pengembangan Produk Kadin Jateng Reza Tarmizi mengatakan, selama ini masih banyak kalangan, terutama UKM, yang belum memahami manfaat penerapan SNI bagi produknya. Dengan demikian, pemerintah diharapkan lebih mengintensifkan sosialisasi langsung ke daerah sehingga mengetahui kendala yang dihadapi di lapangan. "Serta memfasilitasi pelaku UKM agar makin memudahkan mereka menerapkan SM dalam produknya," katanya. (Pudyo sjono)
Sumber: Suara Karya
