" Status YM ""
ukm indonesia sukses: Pengusaha yang berani berinovasi semakin dibutuhkan

Pengusaha yang berani berinovasi semakin dibutuhkan

20/03/2012
Mendekatkan bisnis dengan cita-cita perempuan
Pengusaha yang berani berinovasi semakin dibutuhkan


Sejauh ini, pembelaan dan bahasan tentang eksistensi kaum perempuan baru pada ranah atau isu kesetaraan gender, perundangan properempuan, keterwakilan perempuan dalam keanggotaan dewan, dan upaya politik lainnya.

Gereget pengaruh sektor bisnis terhadap kaum perempuan jarang disentuh. Padahal, tak sedikit aktivitas bisnis yang berdampak pada kehidupan perempuan. Sebut saja, penelitian Majalah Marketing pada 200S menyimpulkan bahwa anggaran belanja kosmetik di kalangan perempuan tidak mengalami penurunan pascakenaikan harga BBM.

Sementara itu, kosmetik dan produk-produk kecantikan tidak masuk dalam area kebutuhan primer, tanpa disadari, menjadi kebutuhan yang masif karena banyak pihak yang amat bergantung padanya.Keanehan itu didorong oleh sifat narsisme yang melekat pada kepribadian perempuan. Hasrat untuk selalu mempercantik diri dan diiringi oleh keinginan yang tinggi untuk dipuji, menjadikan kecantikan sebagai komoditas primer yang amal vital.

Pelaku usaha pandai menangkap fenomena itu, dan diangkat sebagai tema peluang pesar.Demikianlah, roda sektor bisnis kita semakin sulit dikendalikan perilakunya, tatkala di kalangan konsumen sendiri tidak memiliki rasionalitas atas item-item produk yang disodorkan kepadanya.

Tools marketing melalui iklan, semakin membual konsumen perempuan dalam janji-janji periklanan yang teramat hiperbolis.Simak saja, janji-janji dalam iklan produk kecantikan seperti memperindah kulit wajah dan tubuh perempuan, di sana akan tampak arogansi dunia bisnis dengan mengatur dan memengaruhi dimensi kognitif dan afektif konsumennya untuk membeli.

Cantik tidaknya seseorang semakin ditentukan oleh item produk apa yang dikonsumsi-nya. Semakin kuat brand suatu merek produk kecantikan, semakin dekatlah cita-cita kecantikan. Sementara itu, informasi yang utuh dan intensif di kalangan konsumen, terutama soal kualitas dan efek samping dari produk, tidak banyak diketahui.

Konsumen sendiri kurang peduli dengan hal ini, selama belum ada musibah yang menimpa.Sebuah penelitian pada sejumlah siswi SMK membuktikan betapa rasionalitas pada perempuan dalam menerima ragam tawaran produk-produk kecantikan, tersisihkan oleh prasang-ka-prasangka yang mengiringi harapan akan kecantikan.

Sebagian besar responden tidak mengetahui adanya bahaya dalam penggunaan asam hidrokuinon yang berlebihan pada produk pemutih wajah yang dapat menimbulkan bahaya pada kulit. Celakanya, sebagian besar dari mereka membeli produk pemutih yang menjanjikan hasil relatif cepat.

Sementara itu, produk pemutih akan menggunakan lebih banyak asam hidrokuinon untuk memberikan efek yang lebih cepat. Keinginan atau ilusi untuk menjadi lebih putih, telah melumpuhkan rasionalitas konsumen.

Para siswi yang tidak memiliki masimengenai kandungan kimiawi dan efek samping dari penggunaan yang berlebihan, mengaku tetap membeli produk tersebut. Mengingat situasi yang kritis inilah, sektor bisnis perlu memurnikan lagi aktivitas bisnisnya.

Tantangan untuk keluar dari pendekatan periklanan dengan menggunakan stereotip yang membatasi definisi kecantikan hanya pada yang bertubuh langsing, berambut lurus dan berkulit putih, perlu segera dilakukan secara massal.

Dalam menawarkan produknya melalui iklan, konteks kuali-tas produk mestinya tidak dibiaskan dengan rayuan cita-cita kecantikan seperti di atas. Sebaliknya, kualitas produk kecantikan seharusnya menyangkut pemenuhan kebutuh-an yang tepat untuk tubuh dan tidak sekadar mempercantik, tetapi juga menyehatkan.

Blue Ocean Strategy

Dalam bukunya yang berjudul Blue Ocean Strategy (2005). Profesor Kim dan Profesor Mauborgne membedakan antara samudra merah dan samudra biru. Kriteria pertama menegaskan adanya kompetisi dalam pasar yang telah ramai oleh produsen produk-produk yang sama.

Oleh karena sama-sama memiliki produk dengan jenis, kriteria, dan pengembangannya (fitur produk) yang serupa, pasar diramaikan oleh kompetisi antarpe-ngusaha. Dalam samudra merah, pasar diramaikan oleh persaingan produsen produk-produk lama. Situasi inilah yang sedang terjadi saat ini.

Sebaliknya, konsep samudra biru lebih menekankan pada tantangan untuk berinovasi dan keluar dari pasar persaingan produk-produk lama. Oleh karena itu, pelaku usaha dalam klasifikasi ini adalah para inovator. Nantinya, mereka pasti akan diikuti oleh pelaku usaha yang lain.

Pasar dalam peradaban dunia senantiasa diciptakan oleh pelaku usaha dengan strategi samudra biru.Kita melihat industri telepon seluler, reksa dana, bioteknologi, pembangkit listrik tenaga gas; toko rabat, pengiriman paket kilat, minivan, papan luncur, kedai kopi dan video sewaan, pada tiga dasawarsa atau bati- kan lima dasawarsa yang lalu ,,, belum ada.

Adanya hal itu karena pelaku usaha yang berani keluar dari tren pasar dan teguh mengembangkan produk-produk baru. Pelaku usaha dengan ketertarikan yang tinggi untuk berinovasi, semakin mendesak dibutuhkan oleh bangsa kita dewasa ini. Tidak semata-mata untuk meraup keuntungan personal, tetapi lebih dari itu. untuk menciptakan bisnis yang semakin membantu manusia untuk mencapai taraf kebahagiaan hidup yang tinggi.

Bisnis dengan market segmen perempuan adalah ruang yang efektif dan mendesak untuk diterapkan konsep strategi samudra biru. Terutama, dalam kaitannya dengan inovasi produk-produk yang memberikan kecantikan yang sejati sekaligus menyelamatkan tubuh perempuan.


Sumber : Bisnis Indonesia
DEWA GDE SATRYA Dosen Universitas Ciputra Surabaya


Entri Populer