21/10/2011
Balai latihan kerja diminta fokus kewirausahaan
Balai latihan kerja diminta fokus kewirausahaan
JAKARTA Balai Latihan Kerja (BLK) Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi diminta fokus mengembangkan pelatihan kewirausahaan dan proaktif sosialisasi program ke masyarakat.
"Sudah saatnya Kemenaker-trans merevitalisasi program BLK dengan kewirausahaan. Selain membantu mengurangi pengangguran, munculnya pengusaha mandiri di daerah juga akan membantu masalah urbanisasi," kata Ledia Hanita Amaliah, anggota Komisi IX DPR baru-baru ini.
Ledia meminta pemerintah memberdayakan lebih dahulu sarana dan prasarana BLK yang ada dilanjutkan membenahi program pelatihan dan pemagangan agar tidak terlalu berfokus di bidang industri.
"Program pelatihan dan pemagangan bidang kewirausahaan harus dikembangkan di BLK untuk melahirkan pengusaha mandiri baru di Indonesia" katanya.
Program pemagangan yang rutin dilakukan Kemenakertrans dengan mengirimkan peserta ke Jepang dan Korea dan menghasilkan ribuan tenaga kerja berser-tifikasi. Kini sudah seharusnyadiberi pendampingan program pelatihan kewirausahaan.
"Rata-rata peserta magang membawa modal cukup besar ketika pulang ke Indonesia."
Karena itu, menurut Ledia, selain mengarahkan peserta bekerja ke sektor industri sesuai kompetensi hasil latihan dan magang, perlu diberikan pelatihan kewirausahaan agar mampu memberdayakan modal dari gaji mereka untuk berusaha mandiri atau membuka lapangan kerja bagi orang di daerah asal.
Dia menyoroti langkah BLK yang sampai saat ini masih terkesan pasif menanti orang untukdatang dan mendaftar program. "Sudah saatnya BLK melakukan kegiatan jemput bola dengan melakukan sosialisasi program ke tengah masyarakat."
Berbagai program pelatihan pun akan lebih luas diterima masyarakat jika orientasinya tidak semata untuk pekerjaan industri.Untuk menunjang itu semua, wajib membaca potensi daerah sehingga setiap program pelatihan dan pemagangan yang dilakukan di BLK bisa tepat sasaran dan memberi manfaat lebih luas bagi masyarakat."
Menurut Ledia, anggaran Ke-menakertrans pada 2012 ditetapkan Rp4,16 triliun di mana untuk Ditjen Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas (Ditjen Binalattas) sebesar Rp 975 miliar.Dari angka tersebut, sebesar 38,84% dialokasikan bagi program pelatihan dan pemagangan, termasuk revitalisasi dan pembangunan BLK.
"Mengingat tingginya angka pengangguran di Indonesia yang mencapai lebih dari 8 juta orang pada 2011, maka keberadaan BLK untuk menurunkan angka pengangguran lewat program kewirausahaan sudah menjadi keharusan," kata Ledia.
Sumber : Bisnis Indonesia