" Status YM ""
ukm indonesia sukses: Nilai Kredit UMKM Turun 3,14%

Nilai Kredit UMKM Turun 3,14%

16/03/2012
Nilai Kredit UMKM Turun 3,14%


JAKARTA ( FT) - Outstanding kredit mikro, k cil, in menengah (UMKM) indus tri p. rbankan turun 3,14% (month-on-i .onth) menjadi Rp 1.154,42 tnln p pada akhir Januari 2012 dari 1 ? 1.191,86 triliun pada Desembe 2011, menurut data Bank nd lesia. Sejumlahbankir mengatakan salah satu penyebab penurunan tersebut adalah konsolidasi laporan keuangan. Kredit UMKM diestimasi akan kembali naik pada kuartal II2012.

Berdasarkan data Bank Indonesia, penurunan terbesar terjadi pada kredit usaha mikro. Kredit dengan plafon di bawah Rp 50 juta ini turun 4,55% menjadi Rp 309,12 triliun pada Januari 2012 dari Rp 323,84 triliun pada Desember 2011.

Penurunan terbesar kedua dicatatkan oleh kredit usaha menengah. Kredit dengan-plafon di atas Rp 500 juta hingga Rp 5 miliar ini turun 3,34% menjadi Rp 341,07 triliun pada Januari 2012 dari Rp 352,83 triliun di Desember 2011.Sementara itu, kredit usaha kecil atau kredit dengan plafon di atas Rp 50 juta hingga Rp 500 juta mengalami penurunan terkecil

2,13% menjadi Rp 504,23 triliun pada Januari 2012 dari Rp 515,18 triliun pada Desember 2011.Jika dilihat secara tahunan {year-on-year), outstanding kredit usaha mikro, kecil dan menengah ini tetap mengalami pertumbuhan. Untuk periode Januari 2011 hingga Januari 2012, kenaikan tertinggi dialami oleh kredit usaha kecil sebesar 26,28%. Kredit usahamenengah di posisi kedua dengan pertumbuhan 23,10%. Kredit usaha mikro pada periode tersebut hanya naik sebesar 11,28%.

Difi A Johansyah, Kepala Biro Hubungan Masyarakat Bank Indonesia, mengatakan salah satu penyebab penurunan kredit tersebut adalah adanya kredit yang dihapusbukukan (write offi. Pada akhir tahun biasanya bank melakukan pembersihan kredit macet. Pembersihan im* dilakukan agar pada tahun berikutnya bank bisa menghitung atau menganalisis koridor rasio kredit bermasalah yang dianggap aman menurut hasil stress test yang dilakukan bank. Hapus buku ini membuat outstanding kredit yang ada di dalam pembukuan bank menurun.

Jahja Setiaatmadja, Presiden Direktur PT Bank Central Asia

Tbk (BBCA), mengatakan penurunan outstanding kredit ini bukan hanyadialami kredit UMKM. Menurutnya, seluruh kredit mengalami penurunan untuk periode Januari 2012 dibandingkan Desember 2011.

Outstanding kredit industri perbankan pada Januari 2012 mencapai Rp 2.219,72 triliun, nilai tersebut turun 1,78% dibanding Desember 2011 yang tercatat Rp 2.259,86 triliun. Hal ini bisa terjadi karena biasanya pada akhir tahun perusahaan-perusahaan atau debitor melakukan penarikan kredit yang sudah menjadi komitmen. Akan tetapi, pada awal tahun kredit yang sudah ditarik tersebut dikembalikan lagi ke bank. "Mungkin untuk pembukuan mereka," jelas Jahja.

Penurunan kredit pada awal tahun itu merupakan siklus yang berulang setiap tahun. Kenaikan outstanding kredit akan terjadi pada Februari atau Maret. "Bahkan kadang pada kuartal II atau pada April baru kembali naik," tambah Jahja.

Djarot Kusumayakti, Direktur Bisnis Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI),mengatakan penurunan outstand-ing kredit UMKM pada awal tahun merupakan hal yang biasa karena bank sedang melakukan pembenahan dan konsolidasi laporan keuangan.

Biasanya outstanding kredit kembali naik pada Februari atau Maret setelah konsolidasi selesai. "Program-program kerja sudah disetujui dan rencana sudah dibuatmaka kredit akan kembali disalurkan," tutur Djarot.

Target Tinggi

Djarot mengatakan tahun ini perseroan menargetkan pertumbuhan kredit UMKM lebih tinggi dibanding target penyaluran kredit industri perbankan. "Tahun ini kami ingin kredit UMKM tumbuh 25% merata di seluruh segmen, baik yang mikro, kecil dan menengah," jelasnya.

Perseroan menargetkan outstanding kredit UMKM bisa lebih dari Rp 112 triliun pada akhir 2012 dari posisi akhir Desember 2011 sebesar Rp 90,19 triliun. Kredit mikro BRI disalurkan melakui Kupedes dan Kredit Usaha Rakyat (KUR) mikro.

Djarot optimistis pertumbuhan kredit UMKM bisa tercapai, meski-pun saat ini semakin banyak bank yang masuk ke segmen tersebut.. Pangsa pasar di segmen UMKM masih sangat besar karena saat ini yang tergarap perbankan masih sekitar 15% dari sekitar 52 juta UMKM. "Pasarnya masih banyak, kami memiliki sekitar 5 juta sampai 6 juta UMKM," katanya.

Untuk mendukung target tersebut, BRI akan menambah jaringan. Tahun ini, BRI menargetkan penambahan 1.000-1.500 outlet yang disebar di seluruh Indonesia. Outlet kami hampir delapan ribu. Tahun ini tambah 1.000-1.500 outlet, ini langsung bekerja jadi langsung dapat duit," ucap Djarot Outlet tersebut berupa Teras BRI, BRI Unit, dan mobil Teras BRI.

PT Bank Mandiri Tbk (BMRJ) juga menargetkan pertumbuhan kredit sektor UMKM cukup tinggi, yaitu mencapai 25%-30%. Target penyaluran kredit ini di atas proyeksi penumbuhan kredit perseroan hingga akhir 2011 sebesar 21%-23%.

Pahala N Mansury, Chief Financial Officer Bank Mandiri, mengatakan strategi yang akan dilakukan perseroan antara lain menambah jumlah cabang mikro hingga 300 unit pada tahun ini. Pada 2010, Bank Mandiri telah mengembangkan sekitar 200 outlet mikro dan pada 2011 sebanyak 400 outlet.

Menurutnya, kredit perseroan di sektor UMKM akan disalurkan ke beberapa bidang, terutama sektor perdagangan dan sektor informal. Hingga akhir 2011, portofolio kredit UMKM Bank Mandiri mencapai Rp 41 triliun dibanding realisasi 2010 yang di kisaran Rp 30 triliun. (*)


Sumber :Indonesia Finance Today
Arthur Gideon


Entri Populer