" Status YM ""
ukm indonesia sukses: Investasi dengan dana cekak

Investasi dengan dana cekak

11/03/2012
Investasi dengan dana cekak


Saat kila kecil, mungkin pernah terbuai dengan lagu Menabung karya Titiek Puspa yang dinyanyikan Saskia dan Geofanny. Lagu itu cukup populer sekitar 1996. Satu bait dari lagu itu mengusung pesan bahwa menabung akan memberikan keuntungan untuk masa depan.

Memang ada benarnya, menabung merupakan cara paling aman menjaga aset yang kita miliki. Bila menabung di bank, tentu oleh pihak bank akan diberi bunga, sehingga nilai simpanan semakin berkembang.Seiring dengan waktu, rupanya menabung saja kini tak cukup. Banyak di antara konsultan keuangan dalam setiap kesempatan selalu menekankan untuk menjajal instrumen investasi, apa pun itu. Investasi merupakan cara paling jitu mengembangbiakkan dana yang kita miliki.

Mau investasi tradisional, seperti membeli tanah, rumah, perhiasan emas, atau ternak, sampai ke model investasi modern di pasar modal, sekelas reksa dana, obligasi, saham, dan beragam produk lainnya. Investasi memang mengandung risiko, tetapi hal tersebut dapat ditekan bila mampu menyelami seluk-beluk investasi yang kita pilih. Sebagai contoh, mengapa investor pasar modal di Indonesia relatif kecil, padahal berbagai berita menyatakan keuntungan investasi pasar modal cukup menjanjikan?

Jawabnya, karena masyarakat belum mengenal dekat cara berinvestasi di pasar modal. Mereka lebih takut pada risikonya. Padahal, kalau dibekali dengan pengetahuan yang cukup dan gaya berinvestasi penuh perhitungan, keuntungan menyambut di depan mata.

Presiden Direktur PT Mandiri Manajemen Investasi Abiprayadi Riyanto mengatakan investasi ibarat membangun sebuah rumah. Menata satu demi satu tumpukan batu bata hingga terbentuk sebuah rumah yang utuh dan menjadi tempat berteduh yang nyaman kala hujan dan panas.

Artinya, investasi memang membutuhkan waktu untuk meraih keuntungan. Tak sekadar hari ini, keluar modal besok untuk besar. Pakem investasi pada dasarnya bukan demikian. Ada pula keengganan orang berinvestasi karena alasan klise, "Buat makan sehari-hari aja sudah, apalagi investasi."

Investasi sejatinya bukan lagi milik mereka yang bermodal besar dan berkantong tebal. Berada pun pendapatan yang diperoleh, tak salahnya disisihkan sebagian kecil untuk berinvestasi. Perencana keuangan dari Safir Senduk Ahmad Ghozali mengungkapkan investasi tidak tergantung dari besar kecilnya penghasilan yang diterima, tetapi atas dasar kesungguhan untuk memperbaiki masa depan.

"Dengan dana yang terbatas, tentu pilihan investasi menjadi lebih sedikit. Bukan berarti tidak ada altematif, hanya saja kita menjadi terbatas melalukan penyebaran dan pemindahan dana," ujarnya.

Rekening penampungan

Produk tabungan, lanjutnya menjadi ruang pertama yang harus dimanfaatkan sebagai rekening penampungan. Sisihkan dana untuk berkisar IO%--2O% dari nilai pendapatan, lalu masukkan ke rekening tabungan. Saat dana tabungan itu mencukupi dan sudah menentukan produk investasi yang kita pilih, pindahkan dana dari tabungan tersebut ke produk yang yang dipilih, reksa dana, deposito, atau membeli emas.

Investasi reksa dana menjadi pilihan paling realistis pada awal, karena nilai investasinya terjangkau. Hanya menyisihkan Rp500.000. pemodal dapat memiliki satu produk reksa dana. Setelah itu, sisihkan RplOO.000 setiap bulan untuk menambah portofolio reksa dana.

Bila akumulasi dana hasil investasi dirasa cukup, ambil sebagian dana, lalu masukkan ke produk investasi lain yang menawarkan prospek keuntungan lebih baik. "Memang langkah tersebut mungkin berjalan lambat, tetapi tak perlu menyerah."

Reksa dana pasar uang merupakan pilihan awal menarik untuk dana yang terbatas, jika telah memperoleh keuntungan, sebagian dapat dipindahkan untuk membeli reksa dana pendapatan tetap. Perencana keuangan dari ZAP Finance Prita H. Ghozie menuturkan alasan orang untuk berinvestasi adalah faktor inflasi. Saat inflasi semakin naik, harga barang kebutuhan meningkat, maka uang yang dimiliki saat ini semakin kecil nilainya.

Idealnya, pendapatan yang diperoleh setiap bulan disisihkan dengan komposisi 30% untuk tabungan dan investasi, 40% untuk pengeluaran rutin, dan sisanya untuk pembayaran utang. Dengan demikian, setiap bulan kita terencana dalam mengatur arus kas dan masuk pendapatan kita, sehingga dana yang dimiliki berkembang sesuai dengan target keuangan masa depan, {arief.setiaji® bisnis.co.id)

Sumber : Bisnis Indonesia


Entri Populer