" Status YM ""
ukm indonesia sukses: UKM Kakao Indonesia Terapkan SNI

UKM Kakao Indonesia Terapkan SNI

Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop-UKM) sedang mengupayakan sentra-sentra UKM penghasil kakao di berbagai wilayah Indonesia menerapkan standarisasi mutu produk atau ber-SNI. "Kami sedang terus menyosialisasikan dan melakukan program pendampingan SNI (Standar Nasional Indonesia) dan manajemen mutu bagi UKM penghasil kakao di Indonesia," kata Deputi Bidang Pengembangan dan Restrukturisasi Usaha Kemenkop-ukm, Chairul Djamhari, di Jakarta, Senin.

Penerapan standarisasi mutu produk kakao, menurut dia, bertujuan untuk meningkatkan kualitas produk cokelat Indonesia sekaligus meningkatkan daya saingnya di pasar dunia. Pihaknya menyasar sejumlah sentra UKM penghasil kakao di Sulawesi, Banten, Lampung, Jawa Barat, dan Banten. "Selain itu, hal yang sama juga kami terapkan bagi sentra UKM penghasil minyak atsiri akar wangi di Garut, Jawa Barat," katanya.

Ia menambahkan; untuk itu pihaknya menerapkan program bimbingan penerapan mutu produk dan meningkatkan akses teknologi dan pembiayaan bagi UMKM yang menerapkan mutu. "Akses teknologi dan pembiayaan juga akan kami tingkatkan khususnya bagi UMKM yang berani mengembangkan kemitraan dengan industri," katanya..

Pihaknya telah melakukan pembukaan akses pembiayaan ke LPE! yang didukung penyediaan jaringan pasar oleh pabrikan cokelat. "Untuk tahap pertama telah direalisasikan di Provinsi Banten bagi UMKM dan Koperasi bidang usaha budidaya dan pengolahan kakao," katanya.

Menurut rencana, pihaknya segera menerapkan hal serupa di Provinsi Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, dan provinsi penghasil kakao lainnya di Indonesia. Choirul menambahkan, pihaknya juga gencar menerapkan program peningkatan kualitas kakao Indonesia melalui intensifikasi dan ekstensifikasi fermentasi komoditas biji cokelat itu.

Upaya itu dilakukan, kata Chairul, agar kegiatan fermentasi kakao dapat dilaksanakan dengan teknologi yang dapat dijangkau petani sehingga terjadi multiplier effect luas yang menguntungkan petani. Ke depan, pihaknya berharap Indonesia dapat menjadi produsen kakao berkualitas terbesar di dunia. Sampai saat ini, kakao Indonesia merupakan komoditas kakao terbaik ketiga dunia setelah Ghana dan Pantai Gading.

Selama ini, kata Chairul, harga kakao Indonesia selalu anjlok di pasaran dan hanya mampu menempati posisi ketiga dunia padahal dari segi tampilan fisik dan kualitas produk tidak kalah dengan dua kompetitor yakni Ghana dan Pantai Gading.

Ia mencontohkan, kakao fermentasi asal Ghana dipatok pada harga 3.000 dolar AS/ton, sedangkan kakao Indonesia hanya dihargai 2.500 dolar AS/ton karena tidak difermentasi. Padahal berdasarkan data Asosiasi Kakao Indonesia (Askindo) Indonesia memiliki luas lahan kakao 1,2 juta ha dengan produksi 600.000 mt saat ini. Produksi atau kapasitas terpasang sebesar 230.000 ton dengan utilitas 150.000 ton. Sampai sejauh ini 90 persen produksi kakao diekspor ke Amerika Serikat, Eropa, China, dan India.

Entri Populer