12/01/2012
Sukses Bermodal Pengalaman Membantu Sang Orangtua
Sejak masih SMA, Surya sudah terbiasa membantu orangtuanya mengerjakan proyek pengeboran sumur. Berbekal pengalaman itu ia sukses mengembangkan usaha pengeboran sumur. Usaha pengeboran sumur warisan orang tua kini semakin berkibar, dengan omzet mencapai Rp 400 juta perbulan.
SURYA Irawan mulai mengenal teknik pengeboran sumur dari orang tuanya sejak remaja. Tepatnya sejak tahun 1989 saat ia masih duduk di bangku sekolah menengah atas (SMA). Di masa itu, ia kerap membantu orangtuanya mengerjakan pengeboran sumur tanah.
Selain di kawasan Jakarta, "Saya juga membantu orang tua saya mengebor sampai ke Bogor," kata Surya. Ia rutin membantu orangtuanya setiap pulang sekolah.Rutinitas itu terus berlanjut hingga dirinya melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. "Kebetulan saya kuliah di jurusan teknik," ujarnya
Namun, Surya baru menekuni langsung usaha pengeboran setelah orangtuanya meninggal di tahun 2000. Ketika itu, ia menerima warisan perusahaan pengeboran sumur bernama PT Menara Asia Global. Tapi sebetulnya, ia ikut mendirikan perusahaan ini.
Perusahaan tersebut berdiri tepat setahun sebelum sang ayah wafat. Waktuitu aset perusahaan kurang dari Rp 100 juta. "Perusahaan ini hanya punya satu mesin bor manual dan delapan karyawan," ujar Surya
Berbekal pengalaman yang didapat dari orangtuanya, Surya bertekad membesarkan perusahaan tersebut Dengan menggunakan mesin bor manual, ia terus bergerak mencari pelanggan dari satu tempat ke tempat lainnya.
Semua potensi yang belum pernah dyajaki orangtuanya, mulai didekati. Termasuk membina hubungan dengan pengembang perumahan. Ia juga tetap menjalin hubungan baik dengan para pelanggan orangtuanya Kepada tetangga pelanggan, ia juga rajin menjalin silaturahmi sebelum pengeboran.
Soalnya, saat pengeboran tetangga pasti terganggu. Sehingga harus minta izin sekaligus memperkenalkan perusahaan. "Menyelam sambil minum air," jelasnya. Surya juga tidak meminta uang muka saat melakukan pengeboran. Sehingga, pelanggan tidak khawatirmerugi jika pengeboran gagal karena tidak ada sumber air. Setelah ketemu air, barulah pelanggan membayar.
Dalam waktu singkat. Surya sudah mampu memetik hasil dari semua jerih payahnya itu. Bisnisnya berkembang pesat. Setahun sejak orangtuanya meninggal, ia sudah menambah beberapa mesin bor otomatis.Ia juga terus melakukan pembenahan karyawan, dengan melakukan spesifikasi pekerjaan. Jika dulu karyawan bisa memegang beberapa pekerjaan sekaligus, kini ia melakukan spesialisasi.
Ia juga mulai meningkatkan kemampuan karyawan di bidang kelistrikan, pengeboran, dan keselamatan kerja dengan mengikutkan mereka dalam program kursus.Kesejahteraan karyawan juga menjadi perhatiannya, sehingga banyak yang loyal. Lebih dari separuh karyawan sudah bekerja di perusahaannya lebih dari 10 tahun.
Sejak masih SMA, Surya sudah terbiasa membantu orangtuanya mengerjakan proyek pengeboran sumur. Berbekal pengalaman itu ia sukses mengembangkan usaha pengeboran sumur. Usaha pengeboran sumur warisan orang tua kini semakin berkibar, dengan omzet mencapai Rp 400 juta perbulan.
SURYA Irawan mulai mengenal teknik pengeboran sumur dari orang tuanya sejak remaja. Tepatnya sejak tahun 1989 saat ia masih duduk di bangku sekolah menengah atas (SMA). Di masa itu, ia kerap membantu orangtuanya mengerjakan pengeboran sumur tanah.
Selain di kawasan Jakarta, "Saya juga membantu orang tua saya mengebor sampai ke Bogor," kata Surya. Ia rutin membantu orangtuanya setiap pulang sekolah.Rutinitas itu terus berlanjut hingga dirinya melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. "Kebetulan saya kuliah di jurusan teknik," ujarnya
Namun, Surya baru menekuni langsung usaha pengeboran setelah orangtuanya meninggal di tahun 2000. Ketika itu, ia menerima warisan perusahaan pengeboran sumur bernama PT Menara Asia Global. Tapi sebetulnya, ia ikut mendirikan perusahaan ini.
Perusahaan tersebut berdiri tepat setahun sebelum sang ayah wafat. Waktuitu aset perusahaan kurang dari Rp 100 juta. "Perusahaan ini hanya punya satu mesin bor manual dan delapan karyawan," ujar Surya
Berbekal pengalaman yang didapat dari orangtuanya, Surya bertekad membesarkan perusahaan tersebut Dengan menggunakan mesin bor manual, ia terus bergerak mencari pelanggan dari satu tempat ke tempat lainnya.
Semua potensi yang belum pernah dyajaki orangtuanya, mulai didekati. Termasuk membina hubungan dengan pengembang perumahan. Ia juga tetap menjalin hubungan baik dengan para pelanggan orangtuanya Kepada tetangga pelanggan, ia juga rajin menjalin silaturahmi sebelum pengeboran.
Soalnya, saat pengeboran tetangga pasti terganggu. Sehingga harus minta izin sekaligus memperkenalkan perusahaan. "Menyelam sambil minum air," jelasnya. Surya juga tidak meminta uang muka saat melakukan pengeboran. Sehingga, pelanggan tidak khawatirmerugi jika pengeboran gagal karena tidak ada sumber air. Setelah ketemu air, barulah pelanggan membayar.
Dalam waktu singkat. Surya sudah mampu memetik hasil dari semua jerih payahnya itu. Bisnisnya berkembang pesat. Setahun sejak orangtuanya meninggal, ia sudah menambah beberapa mesin bor otomatis.Ia juga terus melakukan pembenahan karyawan, dengan melakukan spesifikasi pekerjaan. Jika dulu karyawan bisa memegang beberapa pekerjaan sekaligus, kini ia melakukan spesialisasi.
Ia juga mulai meningkatkan kemampuan karyawan di bidang kelistrikan, pengeboran, dan keselamatan kerja dengan mengikutkan mereka dalam program kursus.Kesejahteraan karyawan juga menjadi perhatiannya, sehingga banyak yang loyal. Lebih dari separuh karyawan sudah bekerja di perusahaannya lebih dari 10 tahun.
Sumber: Harian Kontan
Noverius Laoli