" Status YM ""

ukm indonesia sukses: Peningkatan Kredit UMKM Akan Dorong Bisnis Bank Jabar Banten

Peningkatan Kredit UMKM Akan Dorong Bisnis Bank Jabar Banten

16/01/2012
Peningkatan Kredit UMKM Akan Dorong Bisnis Bank Jabar Banten

JAKARTA (IFT) - PT Bank Pembangunan Daerah lawa Barat dan Banten Tbk (B)BR) menargetkan outstanding kredit usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) pada 2012 naik 100% menjadi Rp 6 triliun dibanding target 2011 sebesar Rp 3 triliun, menurut direksi bank. Menurut Departemen Riset IFT, peningkatan kredit UMKM berpotensi mendorong pertumbuhan bisnis perseroan pada 2012. (Ekspansi kredit mikro Bank l.il.ii Banten dilakukan dengan mendirikan 400 Waroeng BIB dan program Kredit Cinta Rakyat (KCR). Strategi perseroan ini merupakan upaya diversifikasi portofolio kredit mengingat potensi pendapatan dari segmen kredit konsumsi semakin berkurang.

Hingga kuartal 111 2011, outstanding kredit Bank labar Banten tumbuh 24,9% (year-on-year) menjadi Rp 26,27 triliun. Segmen kredit mikro hingga kuartal IU 2011 tumbuh 42,75% [year-on-year) menjadi Rp 2,93 triliun dan memberikan kontribusi 11,16% terhadap total kredit perseroan. Kredit konsumsi hingga kuartal IH 2011 tumbuh 21,19% menjadi Rp 18,76 triliun dan memberikan kontribusi 71,4% terhadap total kredit. Sementara itu, kredit komersial hingga September 2011 naik 30,73% (year-on-year) menjadi Rp 4,58 trilliun dan memberikan kontribusi * 17,42% terhadap total portofolio kredit.

Menurut analisis Deparlemen Riset IFT, target perseroan meningkalkan outstanding kredit UMKM menjadi Rp 6 triliun pada 2012 mencerminkan pertumbuhan 100% dari target outstanding kredit

UMKM 2011 sebesar Rp 3 triliun. Kredit mikro akan menjadi pendorong utama pertumbuhan kredit perseroan pada 2012, sedangkan pertumbuhan kredit konsumsi berpotensi melambat.

Ekspansi ke kredit mikro tersebut merupakan salah satu strategiperseroan karena ruang pertumbuhan untuk kredit konsumsi sudah sempit Hal ini disebabkan hampir seluruh pegawai negeri sipil di wilayah lawa Barat dan Banten sudah menjadi nasabah perseroan.

Untukmemperbesar kredit konsumsi, perseroan harus melakukan ekspansi keluar wilayah lawa Barat dan Banten sehingga membutuhkan biaya lebih besar. Oleh karena itu, perseroan fokus pada ekspansi pada kredit mikro di wilayah sendiri. Hubungan perseroan yang baik dengan Pemerintahan Daerah Provinsi lawa Barat dan Banten akan menjadi keunggulan tersendiri untuk mengembangkan segmen kredit mikro.

Toto Susanto, Sekretaris Perusahaan Bank Jabar Banten, menjelaskan tahun ini perseroan akan merealisasikan target kenaikankredit mikro dengan membangun 400 unit layanan Waroeng BIB. Sebanyak 200 unit Waroeng BIB akan beroperasi di sejumlah pasar tradisional di labar dan Banten. "Sisanya berdomisili di kantor cabang dan kantor cabang pembantu Bank labar Banten di wilayah lain,"ujar Toto.

Sektor UMKM menjadi penyumbang pertumbuhan ekonomi nasional sepanjang 2011. Hal tersebut mengindikasikan potensi pasar kredit mikro tahun ini masih terbuka cukup lebar. Toto mengatakan peningkatan penyaluran kredit di sektor UMKM akan mempengaruhi komposisi kredit lainnya. Porsi kredit sektor komersial diperkirakan akan sedikit menurun karena kenaikan kredit UMKM tersebut.

Pengembangan 400 unit Waroeng BJB tidak membutuhkan biaya besar karena infrastrukturnya bisa menumpang pada kantor cabang yang tersebar di wilayah Jawa Barat dan Banten serta kota-kota lainnya. Hal ini didukung aksi perseroan yang telah memperluas jaringan kantor cabang dan kantor cabang pembantu pada 2011.

Perluasan jaringan kantor cabang ini merupakan investasi perseroan untuk menghasilkan keuntungan mengingat perluasan infrastruktur itu digunakan mengembangkan produk bisnis dan penyaluran kredit. Pengembangan jaringan kantor ini me-ningkatkan beban operasional pada 2011. Hingga kuartal lil 2011, perseroan sudah memiliki 51 kantor cabang, 174 sub-cabang, 46 kantor kas, dan 432 unit automated teller mu, hm, (ATM).

Bisa Tercapai

Menurut Departemen Riset IFT, target penyaluran kredit mikro Rp 6 triliun tersebut kemungkinan dapat tercapai karena perseroan sudah mengenal pasar di Jawa Barat dan Banten sehingga memiliki keunggulan kompetitif di daerah tersebut

Selain itu, perseroan tidak memerlukan dana signifikan ninuk membangun 400 unit layanan Waroeng BJB. Namun, perseroan perlu memperhatikan agar infrastruktur unit layanan Waroeng BJB diikuti sumber daya manusia dan sistem yang baik agar target itu te-realisasi.

Bien Soebiantoro, Direktur Ulama Bank labar Banten, mengatakan perseroan akan menerapkan sistem jemput bola dengan meluncurkan Waroeng BJB di sejumlah pasar tradisional dan mempercepat proses kredit Beberapa unit layanan Waroeng BIB yang beroperasi berada di Pasar Kosambi, Bandung dan Pasar Kanoman, Cirebon. "Untuk Waroeng BIB yang berlokasi di pasar tradisional lainnya masih menunggu izin Bank Indonesia," katanya.

Menurut Departemen Riset IFT, pangsa pasar sektor kredit UMKM di Jawa Barat dan Banten masih sangat besar. Hal ini terlihat dari penyaluran kredit UMKM Bank Jabar Banten pada 2010 yang hanya sebesar 7% dari total kredit UMKM Jawa Barat.

Peningkatan penyaluran kredit UMKM berpotensi menaikkan net interest margin (NIM) perseroan karena bunga kredit jenis ini cukup tinggi. Hingga kuartal III 2011, NIM perseroan berada di level 6,76% atau turun 73 basis poin (year-on-year).

Namun, perseroan perlu memperhatikan sistem manajemen resiko untuk kredit UMKM karena potensi kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) kredit UMKM lebih tinggi dibandingkan kredit lainnya. Hal ini terlihat dari NPL gross perseroan yang menunjukkan tren peningkatan.

Hingga kuartal fli 201L, NPL gross berada di level 2,61% atau naik dari sebelumnya di level 2,01 % pada kuartal III 2010. Penyaluran kredit mikro yang agresif dikhawatirkan membuat NPL perseroan meningkat Pada perdagangan di Bursa Efek Indonesia, lumat, harga saham Bank Jabar Banten ditutup melemah Rp 20 ke level Rp 1.020 per saham. 


Sumber: Indonesia Finance Today
Drajad Satrio Purnomo, Myrna Agata Riyanto, Steven Lam


Entri Populer