" Status YM ""
ukm indonesia sukses: Mempelajari Motif Khas Daerah

Mempelajari Motif Khas Daerah

08/01/2012
Inspiratif >>>> Mempelajari motif khas daerah (UKM)



"Saya mulai usaha denganmodal kepercayaan. Awalnyasaya bekerja mengambil dariorang lain."
Kabupaten Bandung, Jabar, sudah terkenal sejak lama sebagai sentra pertenunan yang menggunakan alat tenun bukan mesin (ATBM). Sekarang berkembang memproduksi kain tenun sutra dengan berbagai teknik ATBM, dobby. dan jaquard.

Hasil produksinya kebanyakan dapat berupa tekstil sutra untuk Dahan batik dan balian busana. Salah seorang perajin yang masih setia dengan industri pertenunan adalah Evi Sopian, 38, pemilik usaha tenun Sutera Alam Majalaya (SAM).

Ayah tiga anak itu merupakan generasi kedua sebagai penerus usaha bapaknya, Koko Komarudin. "Saya sejak kecil membantu bapak untuk bertenun," kata Evi. Awal mulanya Evi menyukai pekerjaan itu sejak SMA. Saat itu, ayahnya sering memintanya untuk memproduksi kain tenun untuk interior. Lulus dari SMA, tidak seperti anak sekolah lainnya yang melanjutkan pendidikan ke perguran tinggi, Evi malah langsung terjun mendalami bidang usaha yang digeluti ayahnya.

Namun, dia tak lantas berdiam diri tanpa melakukan pengayaan karya. Pada . 1997, dia beralih haluan dari memproduksi balian interior ke balian busana. Awalnya, Evi memproduksi tenun sutra berwarna putih untuk memenuhi permintaan perajin batik. I .ilu berkembang memproduksi balian yang berwarna.

Pada 2(101. Hia mpmhpranikan Hinberusaha sendiri, belajar secara otodidak. Berbekal dari lima ATBM milik ayahnya, Evi mulai berkarya. "Saya mulai usaha dengan modal kepercayaan. Awalnya saya bekerja mengambil dari orang Jain," ujarnya.

Dia mengikuti pelatihan pengembangan tenun yang diselenggarakan oleh kelompok pencinta tenun Cita Tenun Indonesia (CTI) dan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) di Garut belum lama ini. Dari modal kepercayaan, lanjutnya, pedagang benang mau memberikan bahan baku untuk ditenunnya. Sedikit demi sedikit, modalnya bertambah. Usahanya bertambah besar, dan kini sudah memiliki 27 orang tenaga kerja.

Selain memproduksi kain tekstil untuk busana, dia juga memproduksi kain tradisional antara lain dari Papua. Pemasaran tidak dilakukannya secara langsung, tapi melalui pedagang asal Solo. Dia mempelajari motif-motif dari daerah tersebut. "Saya pelajari motif khas dari daerahnya, lalu saya buat."

Selain memproduksi tenun, Evi piawai merakit alat ATBM dan ilu menjadi ladang "bisnis baginya. "Saya belajar modifikasi secara otodidak. Yang penting ada kemauan." Produksi alat tenun Pemesanan alat tenun itu datang silih berganti. Marga alat ATBM untuk teknik dobby dijual dengan harga Rp 15 juta perunit, trini

Sumber: Bisnis Indonesia


Entri Populer