17/01/2012
Bisnis Minimarket Masih Menjanjikan
Membangun bisnis minimarket sendiri
Bisnis ritel semakin menjamur. Ini terlihat dari banyaknya minimarket yang semakin tersebar di banyak tempat. Saking ramainya, tak jarang lokasi minimarket berdekatan. Meski begitu, bagi para pelakunya, bisnis ini tetap menjanjikan. Konsumsi masyarakat yang terus meningkat menjadi salah satu sebab bisnis ini merajalela.
Kurniawan Muhammad, pemilik Zam-Zam Minimarket di Salatiga mengatakan, sebetulnya risiko bisnis ini kecH, karena produk yang dijual bisa dikembalikan ke produsen, bila tak laku atau kadaluarsa.Ia bilang, meski minimarket miliknya tak terlalu tenar, tapi dalam sehari, Zam-Zam bisa mengantongi omzet Rp 5 juta - Rp 6 juta, atau sekitar Rp 150 juta per bulan. Adapun laba sekitar 15%-20% dari omzet.
Agus Wahyudi, pemilik Amanah Minimarket di Semarang juga bisa meraup omzet sekitar Rp 150 juta per bulan dari bisnisnya itu. Sedangkan, pemilik Bhineka Minimarket 1 Salatiga Chandrawati mengaku bisa mendapat omzet rata-rata Rp 120 juta sebulan.
Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Tutum Rahanta mengatakan, peluang bisnis ritel masih sangat lebar. "Jika punya inovasi pasti bisa bersaing dengan perusahaan ritel yang telah mapan," ungkapnya.
Nah, kalau Anda berminat membuka bisnis ritel ini, berikut beberapa saran dari para pelaku bisnis ini;investasi Sejatinya modal awal yang dikeluarkan untuk memulai bisnis ritel sangat fleksibel. Yang jelas, butuh modal yang cukup untuk membuat gerai, rak dan juga belanja barang.
Lain lagi dengan Kurniawan, pemilik Zam-Zam Minimarket Ia menggelontorkan modal Rp 500 juta. "Saya belama produk tunai Rp 300 juta, sisanya untuk tempat," imbuhnya Ini
Agar biaya lebihenteng, Andabisa membelibarang secarakredit.artinya, modal yang harus keluar tergantungkebutuhan dan ukuran toko. Bahkan, bagi yang sudah memiliki toko, mereka hanya perlu menambahkan fasilitas dan merenovasi ruangan saja.
Lokasi sangat menentukan keberhasilan bisnis ritel. Se-besar apapun modal yang dikeluarkan jika lokasinya tidak stategis atau sulit diakses konsumen, bisnis ritel dijamin bakal berjalan di tempat.Lokasi ideal untuk minimarket adalah di pinggir jalan raya yang ramai. Lebih baik, di dekat tikungan atau pertigaan. "Bisa juga di ujung jalan di dekat pintu masuk tempat yang sering didatangi orang," ujar Kurniawan.
Perhatikan juga soal lahan parkir. Agus bilang, Amanah Minimarket memiliki areal parkir seiuar 6x12 meter atau dapat memuat sekitar 15 mobil dalam waktu yang bersamaan. Adapun luas bagunan toko Agus hanya sekitar 6x6 meter. "Jangan sampai pelanggan batal membeli, karena kesulitan parkir," imbuhnya.
Agar keuntungan yang diperoleh maksimal, produk yang dijual harus menyesuaikan kebutuhan konsumen di sekitar lokasi. Agus menyarankan, pengusaha ritel di kawasan industri menjual produk makanan, minuman dan juga kebutuhan sehari-hari denganharga murah.
Jika lokasi usaha ritel berada di kawasan mewah, jangan coba-coba berdagang produk murahan. "Kalau bisa produk impor agar mereka nyaman belanja," saran dia.
Supaya memperoleh harga produk yang murah, Kurniawan menerapkan pembelian langsung dari grosir, sebab grosir biasanya membeli barang langsung dari produsen. "Kami membeli dengan harga grosir dalam jumlah banyak, lalu dijual dengan harga satuan ke konsumen," jelasnya.
Pemasaran yang baik menjadi salah satu strategi agar bisa bersaing dengan minimarket yang sudah punya nama. Agus, Chandrawati, maupun Kurniawan menyadari betul hal itu.
Maka itu, mereka sangat memperhatikan layanan ke-konsumennya Apalagi, target pasarnya kebanyakan merupakan tetangga di sekitar wilayah mereka tinggal."Bila memberikan potongan diskon, jangan lupa memberitahu konsumen," ujar Agus.
Membangun bisnis minimarket sendiri
Bisnis ritel semakin menjamur. Ini terlihat dari banyaknya minimarket yang semakin tersebar di banyak tempat. Saking ramainya, tak jarang lokasi minimarket berdekatan. Meski begitu, bagi para pelakunya, bisnis ini tetap menjanjikan. Konsumsi masyarakat yang terus meningkat menjadi salah satu sebab bisnis ini merajalela.
Kurniawan Muhammad, pemilik Zam-Zam Minimarket di Salatiga mengatakan, sebetulnya risiko bisnis ini kecH, karena produk yang dijual bisa dikembalikan ke produsen, bila tak laku atau kadaluarsa.Ia bilang, meski minimarket miliknya tak terlalu tenar, tapi dalam sehari, Zam-Zam bisa mengantongi omzet Rp 5 juta - Rp 6 juta, atau sekitar Rp 150 juta per bulan. Adapun laba sekitar 15%-20% dari omzet.
Agus Wahyudi, pemilik Amanah Minimarket di Semarang juga bisa meraup omzet sekitar Rp 150 juta per bulan dari bisnisnya itu. Sedangkan, pemilik Bhineka Minimarket 1 Salatiga Chandrawati mengaku bisa mendapat omzet rata-rata Rp 120 juta sebulan.
Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Tutum Rahanta mengatakan, peluang bisnis ritel masih sangat lebar. "Jika punya inovasi pasti bisa bersaing dengan perusahaan ritel yang telah mapan," ungkapnya.
Nah, kalau Anda berminat membuka bisnis ritel ini, berikut beberapa saran dari para pelaku bisnis ini;investasi Sejatinya modal awal yang dikeluarkan untuk memulai bisnis ritel sangat fleksibel. Yang jelas, butuh modal yang cukup untuk membuat gerai, rak dan juga belanja barang.
Ketika merintis Amanah Minimarket pada awal 2010, Agus Wahyudi hanya menggelontorkan dana Rp 135 juta. Sekitar Rp 50 juta dari uangtersebut digunakan untuk merenovasi bangunan dan Rp 50 juta untuk membeli barang. "Untuk produk saya mendekati produsen agar bisa beli secara kredit," katanya
Lain lagi dengan Kurniawan, pemilik Zam-Zam Minimarket Ia menggelontorkan modal Rp 500 juta. "Saya belama produk tunai Rp 300 juta, sisanya untuk tempat," imbuhnya Ini
Agar biaya lebihenteng, Andabisa membelibarang secarakredit.artinya, modal yang harus keluar tergantungkebutuhan dan ukuran toko. Bahkan, bagi yang sudah memiliki toko, mereka hanya perlu menambahkan fasilitas dan merenovasi ruangan saja.
Lokasi
Lokasi sangat menentukan keberhasilan bisnis ritel. Se-besar apapun modal yang dikeluarkan jika lokasinya tidak stategis atau sulit diakses konsumen, bisnis ritel dijamin bakal berjalan di tempat.Lokasi ideal untuk minimarket adalah di pinggir jalan raya yang ramai. Lebih baik, di dekat tikungan atau pertigaan. "Bisa juga di ujung jalan di dekat pintu masuk tempat yang sering didatangi orang," ujar Kurniawan.
Perhatikan juga soal lahan parkir. Agus bilang, Amanah Minimarket memiliki areal parkir seiuar 6x12 meter atau dapat memuat sekitar 15 mobil dalam waktu yang bersamaan. Adapun luas bagunan toko Agus hanya sekitar 6x6 meter. "Jangan sampai pelanggan batal membeli, karena kesulitan parkir," imbuhnya.
Pasokan produk
Agar keuntungan yang diperoleh maksimal, produk yang dijual harus menyesuaikan kebutuhan konsumen di sekitar lokasi. Agus menyarankan, pengusaha ritel di kawasan industri menjual produk makanan, minuman dan juga kebutuhan sehari-hari denganharga murah.
Jika lokasi usaha ritel berada di kawasan mewah, jangan coba-coba berdagang produk murahan. "Kalau bisa produk impor agar mereka nyaman belanja," saran dia.
Supaya memperoleh harga produk yang murah, Kurniawan menerapkan pembelian langsung dari grosir, sebab grosir biasanya membeli barang langsung dari produsen. "Kami membeli dengan harga grosir dalam jumlah banyak, lalu dijual dengan harga satuan ke konsumen," jelasnya.
Pemasaran produk
Pemasaran yang baik menjadi salah satu strategi agar bisa bersaing dengan minimarket yang sudah punya nama. Agus, Chandrawati, maupun Kurniawan menyadari betul hal itu.
Maka itu, mereka sangat memperhatikan layanan ke-konsumennya Apalagi, target pasarnya kebanyakan merupakan tetangga di sekitar wilayah mereka tinggal."Bila memberikan potongan diskon, jangan lupa memberitahu konsumen," ujar Agus.
Sumber : Harian Kontan
Muhammad Yazid