28/11/2011
Sukses Ditentukan oleh Keberanian
Kunci dan ukuran sebuah kesuksesan bukan terletak pada seberapa banyak kita mampu meraih kemenangan, melainkan sebesar apa kadar keberanian kita untuk terus melangkah maju. Prinsip inilah yang diterapkan Inke Maris dalam merintis bisnis hingga ia mencapai keberhasilan saat ini.asih ingat Inke Maris? Bagi pemirsa televisi era 1980-an di Tanah Air, nama dan wajah Inke Maris tidaklah asing. Maklum, saat itu, ia rutin tampil di layar kaca sebagai newscaster (penyiar berita) di TVRI, satu-satunya stasiun televisi di negeri ini pada masanya.
Kini, hampir tiga dasawarsa kemudian, Inke Maris lebih dikenal sebagai pebisnis dan konsultan komunikasi yang sukses. Perusahaan yang didirikannya, Inke Maris Associates, terus berkembang hingga menjadi perusahaan konsultan komunikasi dan ke-PR-an terkemuka di Indonesia.
Keputusan Inke Maris untuk menekuni bisnis jasa public relations (PR) bukan tanpa alasan. "Ini pilihan hidup saya. Kalau bisnis ini berhasil, saya bisa membagi keberhasilan dan membawa harapan masa depan, baik untuk pemegang saham maupun untuk karyawan," kata Inke Maris kepada wartawan Investor Daily Eva Fitriani, Abdul Muslim, dan pewarta foto Eko S Hilman di Jakarta, baru-baru ini.
Inke Maris tergolong pebisnis yang mengedepankan kebersamaan. Bagi dia, perusahaan tidak akan stabil jika antara karyawan dan pemilik, pemimpin, atau pengelola perusahaan tidak memiliki kesamaan visi. "Perusahaan itu ibarat sebuah perahu, dan pemimpin adalah nakhodanya. Nakhoda itulah yang harus menentukan arah dan tujuan laju kapal ini, dan semua harus mendayung ke arah yang sama," paparnya.
Yang pasti, ibu tiga anak ini sangat menekankan pentingnya keberanian dalam menjalani bisnis. "Kunci kesuksesan bukan terletak pada seberapa banyak kita mampu meraih kemenangan, melainkan sebesar apa keberanian kita untuk terus melangkah maju," tegas dia.
Di luar itu semua, Inke Maris adalah sosok perempuan yang sangat mementingkan keluarga. Bagi Inke, keluarga adalah inti semuanya, kunci yang memberinya stabilitas hidup dan ketenangan. "Ibarat pelabuhan, setiap malam saya harus berlabuh di rumah. Sedangkan kantor adalah tempat berlayar," ujarnya. Berikut petikan lengkap wawancara dengan istri Rizal Jose Maris tersebut
Kenapa Anda terjun ke bisnis konsultan komunikasi?
Saat itu sudah ada beberapa perusahaan asing yang menanamkan investasinya di Indonesia. Saya melihat mereka sebenarnya butuh pendampingan, tetapi belum ada perusahaan konsultan PR di Indonesia. Kemu- -jjg dian, didirikanlah Inke Maris Associates (IMA). Jadi, boleh dibilang kami merupakan pionir konsultan PR di Indonesia.
Awal perjalanan IMA?
Awalnya, kami berjalan hampir tidak ada saingan, karena bisnis jasa konsultan PR saat itu belum terlalu terkenal. Tetapi setelah reformasi, mulai banyak perusahaan konsultan PR asing yang masuk ke Indonesia. Kami pun bersaing dengan mereka.
Pernahmengalami jatuh-bangun?
Ketika krisis ekonomi pada 1998, banyak investor asing tidak percaya kepada Indonesia. Kita mengalami krisis yang sangat parah, sehingga kehadiran pebisnis asing di sini juga sangat minim. Akibatnya, kami pun merasakan dampaknya. Bahkan, banyak perusahaan PR yang tutup.
Alhamdulillah kami bisa tetap berjalan waktu itu dan mampu mengatasinya. Saya menerapkan kebijakan antara lain tidak menaikkan gaji karyawan. Setiap tahun ada kenaikan gaji, tetapi waktu itu saja tidak. Untungnya, saya punya karyawan yang loyaL
Cara Asda keluar dari situasi itu?
Untungnya kami hanya turun sedikit, dan tidak lamakemudian bisa kembali normal. Itu karena kami memiliki klien yang tetap. Saat ini, ada 20-an klien yang tetap dan ada yang sampai 20 tahun. Klien kami di antaranya Singapore Airlines, Donggi Senoro, dan Indosat
Bagaimana Anda memimpin perusahaan?
Pemimpin bisnis itu berbeda dengan karyawan. Pemimpin bisnis menghadapi masalah dan tantangan hampir tiap hari, beralih dari satu masalah ke masalah lain.
Setiap masalah pasti ada solusinya. Menjadi pemimpin itu harus memiliki kemampuan mengidentifikasi masalah dan memberikan solusi. Dan, saat mengambil solusi itu, ia harus mendengarkan pendapat pihak Iain, tetapi pada akhirnya pemimpin itu yang mengambil keputusan. Keputusannya mesti menginspirasi semua orang, sehingga mereka ikhlas menjalankannya.
Arti perusahaan bagi Anda?
Perusahaan itu ibarat sebuah perahu, dan pemimpin adalah nakhodanya. Nakhoda itulah yang harus menentukan arah dan tujuan kapal ini, dan semua harus mendayung ke arah yang sama.
Strategi Anda menjalankan perusahaan?
Bisnis ini merupakan pilihan hidup saya. Kalau berhasil, saya bisa membagi keberhasilan itu dan membawa harapan masa depan, baik untuk pemegang saham maupun untuk karyawan. Jadi, memberikan stabilitas dalam hidup. Tujuan bisnis bukan hanya meraup uang sebanyak-banyaknya, tetapi untuk berhasil, terus maju. Untuk mencapai itu, kita perlu keberhasilan.
Siapa yang menginspirasi Anda?
Winston Churchill (mantan perdana menteri Britania Raya semasa Perang Dunia II, tokoh politik, dan pengarang), dengan ucapannya bahwa kesuksesan itu tidak final, kegagalan juga tidak total, dan yang penting adalah keberanian untuk tetap melangkah maju. Bagi saya, itu adalah ukuran sukses.
Obsesi Anda yang belum tercapai?
Kami ingin memperkuat IMA sebagai perusahaan yang berstandar dunia, yang mampu bersaing dengan
perusahaan-perusahaan komunikasi global yang sebagian besar sudah mempunyai cabang di Indonesia.
Kalau berbicara dengan peng-amat-pengamat di bisnis ini, dalam tiga tahun terakhir banyak perusahaan dari luar negeri yang datang ke Indonesia karena melihat pertum-buhan Indonesia yang bagus, bisnis berkembang di sini, peraturan-peraturan juga semakin jelas.
Apa upaya Anda untuk mewujudkannya?
Kami tengah melakukan penjajakan untuk menggaet perusahaan PR asing, untuk bersama-sama memajukan IMA. Banyak juga perusahaan PR asing yang mengajak kami bekerja sama, bermitra, bahkan ada yang mau membeli saham IMA Untuk menjadi perusahaan bertaraf dunia, kualitas kita memang harus setara dengan perusahaan-perusahaan global.
Perusahaan global yang memiliki bisnis PR rata-rata usianya sudah ratusan tahun. Kami masih muda, 25 tahun. Kami tidak menutup kemungkinan untuk bermitra dengan konsultan asing atau mencari investor asing yang bisa membesarkan bisnis ini menjadi perusahaan berkelas dunia.
Selama ini sudah mengarah ke sana?
Kalau kami menangani perusahaan swasta nasional yang membutuhkan jasa ke-PR-an di luar negeri, di negara sasaran mereka, kami juga mempunyai kemampuan dan fasilitas di negara lain. Kami sudah memiliki jaringan kerja sama dengan perusahaan nasional dan internasional. Mudah-mudahan keinginan untuk menjadi perusahaan berkelas dunia bisa terwujud kurang dari lima tahun ke depan. Mudah-mudahan pada 2012.
Filosofi hidup Anda?
Saya selalu berdoa semoga saya selalu menjadi orang yang produktif dan berguna untuk hal-hal yang positif, baik untuk keluarga maupun lingkungan. Sederhana saja.
Apa saja aktivitas Anda di luar perusahaan?
Saya bersama teman-teman dokter dari RSCM membentuk organisasi untuk pencegahan kanker servik. Kanker tersebut ternyata menjadi
Invntor OVHCO S HILMANpembunuh terbesar kedua di Indonesia, padahal seharusnya bisa disembuhkan dan dicegah secara dini.
Kami melakukan pelatihan dasar untuk bidan-bidan. Jakarta akan kami jadikan sebagai pilot project Kami mendapat sponsor dari Universitas Leiden dan Pertamina. Kami bekerja sama dengan Female Cancer Program FK-UI.
Bagaimana Anda membagi waktu?
Saya berprinsip, hidup itu harus seimbang antara agama, keluarga, dan pekerjaan. Biasanya w,eekend untuk keluarga. Tetapi seringkali tergeser oleh pekerjaan karena acara yang ditangani memang diadakan saat weekend.
Peran keluarga terhadap keberhasilan bisnis dan karier Anda?
Sangat inti. Keluarga adalah inti semuanya, kunci yang memberikan saya stabilitas, ketenangan. Ibarat pelabuhan, setiap malam saya harus berlabuh di rumah. Sedangkan kantor adalah tempat berlayar.
Kalau di rumah sudah tidak tenang, punya masalah, bagaimana kita menghadapi dunia luar. Oleh karena itu, penting sekali untuk menjaga keluarga yang tenteram dan sakinah.
Bagaimana Anda menghabiskan waktu dengan keluarga?
Kadang-kadang setahun sekali merencanakan liburan keluarga, seperti ke Bandung atau ke Bali. Kalau waktu luang rutin, biasanya dihabiskan dengan nonton televisi bersama, makan bersama.
Prinsip Anda di pekerjaan, berlaku juga di keluarga?
Bahwa hidup itu penuh masalah . dan harus dicarikan solusinya, itu saya terapkan sama, baik untuk pekerjaan maupun kehidupan pribadi. Tetapi dalam hal-hal tertentu, tidak bisa prinsip pada pekerjaan diterapkan di rumah. Di rumah, suami tetap sebagai pemimpin.
Sumber : Investor Daily Indonesia