" Status YM ""
ukm indonesia sukses: Laba Cantik dari Guci Berbalut Kulit Telur

Laba Cantik dari Guci Berbalut Kulit Telur

16/11/2011
Green Business
Laba Cantik dari Guci Berbalut Kulit Telur



Tanpa isi, kulit telur sejatinya hanyalah sampah. Namun, kulit telur bisa menjadi penghias keramik sederhana menjadi bernilai tinggi. Produk keramik pun tampil unik dan cantik dalam balutan kulit telur. Bahkan, berkat kerajinan kulit telur ini, para perajin-nya bisa mendulang omzet puluhan juta dan mampu mengekspor ke luar negeri.

KULIT telur yang notabene adalah sampah, temyata mampu mempercantik barang kerajinan. Salah satunya, guci hias yang dibalut dengan pecahan kulit telur. Guci pun tampil unik hingga memiliki nilai ekonomi dan menjadi peluang usaha yang menjanjikan.

Dalam beragam kerajinan keramik, Bambang Triyanto, pemilik Gabah Hantlycraft, menggunakan kulit telur sebagai penghias guci buatannya. Bambang yangpernah bekerja di produsen keramik asing ini mulai menggeluti pembuatan guci kulit telur sejak 2004.

Bambang mendapatkan kulit telur dari pedagang bakmi dan nasi goreng di sekitar rumahnya di Yogyakarta Setiap bulan, ia mampu menghasilkan 600 hingga 700 kerajinan, seperti guci hias dan botol hias berbalut kulit telur. Bambang memproduksi kerajinan ini dengan bantuan enam karyawannya.

Banderol harga kerajinan ini bervariasi, yakni mulai Rp 20.000 hingga Rp 300.000. Tiap harinya, Bambang mampu mendulang omzet antara Rp 1 juta hingga Rp 2 juta. Alhasil, saban bulan omzet Bambang bisa mencapai Rp 60 juta. "Selain pembeli lokal, beberapa barang juga sudah diekspor ke Jepang," tutur Bambang.

Mi ski berasal dari limbah telur, Bambang menuturkan, kerajinan kulit telur ini aw el Sebab, kulit telur tahan api, pergantian cuaca, dan juga tahan terhadap hama ataupun rayap. Warna kuli kulit telur juga tak akan pudar meski terpapar sinar matahari.

Balikan, dari kulit telur, Bambang mampu membuat corak warni Misalnya, ia menggunakan telur ayam kampung untuk mendapatkan corak warna hitam keme-rah-merahan. Sedangkan, kulit telur burung puyuh akan menimbulkan corak hitam.

Penggunaan kulit telur sebagai bahanfiniehing guci ini juga cukup mudah. Langkah awal, kulit telurharus direbus terlebih dahulu. Setelah itu, baru dibersihkan dari kulit arinya dan dijemur. Setelah benar-benar kering, kulit telur tersebut siap ditempelkan dengan Icm pada guci yang akan dihias.

Namun, sebelum proses penempelan dimulai, guci yang akan dihias itu hams direndam di dalam air selama 15 menit. Guci itu sebaiknya jangan dicat terlebih dulu. Setelah dikeringkan, perajin Kerajinan kulittelur lebih awet,tahan terhadapapi, pergantiancuaca dan rayap.pun harus memberi gambar unik di guci. Setelah itu, barulah proses penempelan dimulai.

Pada bagian guci yang ingin ditempel dengan telur, perajin harus melapisinya dengan lem terlebih dulu. Baru kemudian kulit telur ditempelkan. "Setelah semua bagian ditempel dengan kulit telur kering, kemudian haluskan kulit telur dengan amplas lembut," kala Bambang. Setelah rata penghalus-annya, guci tersebut dilap dengan kain yang sedikit dibasahi oleh air.

Di lain tempat. Titik Shavieq, perajin kulit tellu asal Solo, lebih memilih kulit telur puyuh, ketimbang telur bebek atau ayam, sebagai pengluas kerajinannya. Iamemilih kulit telur puyuh karena coraknya cukup unik dan bagus. "HasilnyaRun bisa lebih bagus daripada telur biasa," jelas Titik. Hanya saja, kulit telur puyuh sulit diperoleh. Intuk mendapatkan kulit telur puyuh ini, Tilik mempunyai langganan pedagang telur yang memasok. Sayangnya, si pedagang itu belum mampu memasok kulit telur puyuh secara rutin.

Selain guci hias, Titik juga menyulap limbah kulit telur menjadi lampu hias, asbak, tempat tisue, dan tempat lilin. "Semua kerajinan ini cukup diminati, baik wisatawan lokal maupun asing," kata Tilik.

Tilik mulai bergelut di usaha kerajinan keramik berhias kulit telur ini sejak 2006. Dengan modal Rp 3 juta, ia membeli kulit telur, tana!) Hal. dan amplas. Berkat ketrampilanina nuiigutak-atik cangkang telur, Titik kemudian membuka gerai di Jl Untung Suropati. Pasar Kliwon, Solo, untuk menawarkan barang kerajinannya Ia menjual kerajinan guci hias dan lampu hias kulit telur mulai lan Rp 75.000 hingga Rp 600.000.

Sayang. Titik enggan imngunukapkan besaran omzet y.uig ia terima tiap bulan, la hanya bilang, saban bulan omzetnya bisa mencapai puluhan juta rupiali. "Karena dapatnya tak tentu, ada satu bulan sampai puluhan juta, ada juga yang cuma dapat Rp 7 juta per bulan," kata Titik.

Sumber: Harian Kontan
Fitri Nur Arifenie


Entri Populer