08/10/2011
Trik Memancing Pria Pergi Ke Salon
Tim Ganesha dari Sekolah Bisnis Manajemen Institut Teknologi Bandung
(SBM ITB) meraih juara ke-3 dalam ajang final internasional L’Oreal
Brandstorm 2011 di Paris pada 15 dan 16 Juni 2011 lalu. Peserta
kompetisi harus merancang konsep marketing yang baru berbentuk ide,
dengan tujuan mengangkat brand L’Oreal Professional Home yang
khusus diproduksi untuk pria. Model kasus kampanye marketing inovatif
yang menciptakan terobosan konsep perawatan salon untuk pria dengan
nama Koffie Men’s Hair Section ini berhasil merebut perhatian dewan
juri.
Konsep ini berangkat dari fakta bahwa pria cenderung enggan
datang ke salon. Salah satu alasannya karena pria merasa tidak cocok
dengan konsep salon yang identik dengan kegiatan mempercantik diri
seperti saat ini. Dengan memahami ketidaknyamanan pria ketika melakukan
perawatan di salon wanita, tim yang terdiri atas tiga mahasiswa: Teuku
Faris Riandi, Desita Herdini Arumsari, dan Fabila Mahadira ini
mengembangkan konsep Koffie Men’s Hair Section tadi.
“Tidak seperti wanita, pria tidak suka menghabiskan waktu lama memanjakan dirinya di salon. Mereka cenderung pergi ke barbershop untuk memangkas rambutnya secara sederhana. Dari survei yang kami lakukan terhadap 30 pria berusia 20 sampai 40 tahun, kami menemukan bahwa pria sangat suka berkumpul dengan sahabatnya untuk ngopi bersama. Hal ini dianggap sesuatu yang maskulin,” ujar Desita kepada Kompas Female di kantor L’Oreal, Gedung Graha Surya Internusa, Jakarta, Kamis (30/6/2011) lalu.
Tim Ganesha kemudian mengembangkan konsep “Koffie Men’s Hair Section” di sudut salon-salon level A dan level AB sebagai coffee shop, dimana para pria biasanya mendapatkan layanan perawatan dengan atmosfer yang maskulin. Di Koffie, pria bisa menikmati perawatan rambut dalam ambience kafe yang cozy sambil menikmati secangkir kopi. Para hairdresser akan mengenakan celemek yang stylish seperti para barista di coffee shop.
“Tidak seperti wanita, pria tidak suka menghabiskan waktu lama memanjakan dirinya di salon. Mereka cenderung pergi ke barbershop untuk memangkas rambutnya secara sederhana. Dari survei yang kami lakukan terhadap 30 pria berusia 20 sampai 40 tahun, kami menemukan bahwa pria sangat suka berkumpul dengan sahabatnya untuk ngopi bersama. Hal ini dianggap sesuatu yang maskulin,” ujar Desita kepada Kompas Female di kantor L’Oreal, Gedung Graha Surya Internusa, Jakarta, Kamis (30/6/2011) lalu.
Tim Ganesha kemudian mengembangkan konsep “Koffie Men’s Hair Section” di sudut salon-salon level A dan level AB sebagai coffee shop, dimana para pria biasanya mendapatkan layanan perawatan dengan atmosfer yang maskulin. Di Koffie, pria bisa menikmati perawatan rambut dalam ambience kafe yang cozy sambil menikmati secangkir kopi. Para hairdresser akan mengenakan celemek yang stylish seperti para barista di coffee shop.
“Kami ciptakan sebuah tagline: ‘Give your hair a Koffie break’
agar pria memahami bahwa pergi ke salon adalah sesuatu yang normal
seperti halnya mereka pergi ke kafe bersama sahabat-sahabatnya,” tambah
Faris.
Selain menawarkan kopi untuk menemani sesi perawatan rambut, produk perawatan yang dipilih pun menggunakan bahan baku kopi. Tim Ganesha ITB mengutip sebuah studi yang dipublikasikan dalam jurnal International Dermatology, yang menyatakan bahwa kopi dapat menjadi solusi sempurna bagi permasalahan rambut pria, karena dapat mencegah kerusakan rambut, terbukti menguatkan, menghaluskan, dan mengilaukan rambut.
“Itulah mengapa kami menggunakan kopi sebagai bahan baku utama dalam rangkaian produk kami yang terdiri atas Koffie Shampoo, Koffie Hair Massage Cream untuk creambath, dan Koffie Hair Balm untuk nutrisi rambut,” ungkap Fabila, anggota termuda dari tim ini. Untuk creambath tim ini memberi nama produknya dengan hair massage cream untuk menggantikan istilah creambath yang sangat identik dengan wanita.
Perawatan yang ditawarkan tim ini dalam salonnya adalah perawatan standar dan sederhana yang disesuaikan untuk kebutuhan pria, seperti hair wash, hair cut, hair styling, shaving, dan hair massage. Mereka membagi dalam tiga jenis re-Coffee-ry Treatment yakni: refreshing, nourishing, dan styling, sehingga pria tidak merasa berada di slaon wanita yang memiliki perawatan lengkap.
Tim Ganesha juga merancang agar konsep Koffie bisa diaplikasikan di salon wanita, dengan menambahkan sudut tersendiri di ruangan salon. “Kami juga melakukan survei, 60 persen wanita yang datang ke salon diantar oleh pacar atau suaminya. Kalau konsep kami digabungkan dengan salon wanita, maka pria yang mengantar tadi bisa ikut melakukan perawatan di ruangan yang berbeda dan sangat maskulin,” ujar Faris.
Tim ini masih belum memikirkan apakah konsep ini nantinya akan diaplikasikan dalam kehidupan nyata. Mereka juga belum memikirkan akan mengembangkan konsep ini dan menjadi entrepreneur. “Harus ada riset lebih lanjut tentang kopinya, apakah cocok untuk perawatan pria. Juga karena kami masih kuliah, jadi belum terpikirkan sampai ke sana,” tutup Desita.
Selain menawarkan kopi untuk menemani sesi perawatan rambut, produk perawatan yang dipilih pun menggunakan bahan baku kopi. Tim Ganesha ITB mengutip sebuah studi yang dipublikasikan dalam jurnal International Dermatology, yang menyatakan bahwa kopi dapat menjadi solusi sempurna bagi permasalahan rambut pria, karena dapat mencegah kerusakan rambut, terbukti menguatkan, menghaluskan, dan mengilaukan rambut.
“Itulah mengapa kami menggunakan kopi sebagai bahan baku utama dalam rangkaian produk kami yang terdiri atas Koffie Shampoo, Koffie Hair Massage Cream untuk creambath, dan Koffie Hair Balm untuk nutrisi rambut,” ungkap Fabila, anggota termuda dari tim ini. Untuk creambath tim ini memberi nama produknya dengan hair massage cream untuk menggantikan istilah creambath yang sangat identik dengan wanita.
Perawatan yang ditawarkan tim ini dalam salonnya adalah perawatan standar dan sederhana yang disesuaikan untuk kebutuhan pria, seperti hair wash, hair cut, hair styling, shaving, dan hair massage. Mereka membagi dalam tiga jenis re-Coffee-ry Treatment yakni: refreshing, nourishing, dan styling, sehingga pria tidak merasa berada di slaon wanita yang memiliki perawatan lengkap.
Tim Ganesha juga merancang agar konsep Koffie bisa diaplikasikan di salon wanita, dengan menambahkan sudut tersendiri di ruangan salon. “Kami juga melakukan survei, 60 persen wanita yang datang ke salon diantar oleh pacar atau suaminya. Kalau konsep kami digabungkan dengan salon wanita, maka pria yang mengantar tadi bisa ikut melakukan perawatan di ruangan yang berbeda dan sangat maskulin,” ujar Faris.
Tim ini masih belum memikirkan apakah konsep ini nantinya akan diaplikasikan dalam kehidupan nyata. Mereka juga belum memikirkan akan mengembangkan konsep ini dan menjadi entrepreneur. “Harus ada riset lebih lanjut tentang kopinya, apakah cocok untuk perawatan pria. Juga karena kami masih kuliah, jadi belum terpikirkan sampai ke sana,” tutup Desita.
Sumber : Female,kompas.com